Mohon tunggu...
zavie arora
zavie arora Mohon Tunggu... Lainnya - Siswi SMP NEGERI 44 JAKARTA

Saya gemar membaca artikel tentang kehidupan seseorang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keganasan PKI pada Gerakan 30 September

3 Oktober 2024   07:57 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:59 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 G30S atau yang dikenal sebagai peristiwa gerakan 30 September ini menyimpan luka membekas bagi seluruh rakyat Indonesia pada masa orde lama. 

Penculikan enam perwira, mati dalam satu malam saja. membuat luka yang membekas bagi bangsa Indonesia.  

Di pimpin oleh DN. Aidit untuk menggulingkan posisi presiden Soekarno dan mengganti ideologi komunis sebagai dasar negara Indonesia.

Sudah begitu lama para PKI ini memprovokasi dan menghasut rakyat Indonesia untuk bisa mendapatkan dukungan untuk merubah negara Indonesia menjadi negara komunis.

TNI darat yang melihat pergerakan mereka tidak setuju, dan menentang perbuatan mereka.

Namun sulit, dikarenakan PKI merupakan organisasi besar yang berkuasa di Indonesia kala itu.

Indonesia yang membutuhkan bantuan PKI untuk membantu Indonesia dengan cara mendirikan sebuah organisasi yang terdiri dari petani dan buruh untuk menjadi kekuatan militer, membawa kekhawatiran para TNI karena takut PKI semakin kuat dan akan menguasai Indonesia sepenuhnya.

Puncaknya pada tanggal 14 mei 1965 ketika terjadi peristiwa Bandar Betsi Wadi Simalungun di Sumatra Utara, saat Pelda Sujono menghentikan perebutan tanah paksa dari PKI

PKI yang melihat hal itu, mereka menangkap, menyiksa,dan mengambil nyawa Pelda Sujono.

Letnan Jenderal Ahmad Yani wayang mendengar bahwa anggota beliau telah gugur disiksa anggota PKI menuntut agar mereka yang  diadili

Tidak lama setelah peristiwa Bandar betsi berhembusnya isu dari pihak PKI tentang adanya sekelompok Jenderal atau dewan Jenderal angkatan darat yang mau mengkudeta Presiden Soekarno karena tidak puas dengan Kinerja beliau.

PKI tetap dengan aksi fitnahnya terhadap publik khususnya TNI Angkatan Darat yang  dianggap sebagai penghambat pelaksanaan programnya untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara komunisme.

Dengan melancarkan isu dewan Jenderal tujuannya untuk menghilangkan kepercayaan terhadap TNI Angkatan Darat 

Serta  mengadu domba antara TNI Angkatan Darat dengan Presiden Soekarno gitu nah menjelang meletusnya gerakan 30 September ini.

PKI dan simpatisannya pun berencana nih untuk menculik para perwira tinggi angkatan darat yang anti komunis.

Mereka membentuk 7 pasukan dari Satgas Pasoepati ini untuk bisa menculik tujuh jenderal Angkatan Darat di waktu yang bersamaan.

Satu pasukan untuk menculik  satu perwira tinggi angkatan darat dan dalam penyerbuan ini lawak mereka berhasil menangkap tujuh orang enam  perwira tinggi angkatan darat dan satu LED.

Ketujuh orang tersebut adalah yang pertama Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani, Raden Suprapto,  Mas tirtodarmo Haryono, Siswondo Parman,Donald Isac Panjaitan,dan Sutoyo siswomiharjo.

Ahmad Yani tewas saat sedang dirumah beliau.

Senjatanya peluru berhamburan  menembus kaca dan mengenai tubuh Letjen Yani Letjen ini pun langsung tersungkur saat itu jatuh dan pada saat jatuh itu beliau sempat memandang wajah  anak beliau, lalu tubuh beliau diseret oleh pasukan penculik di sepanjang lorong ruang belakang rumah

Raden  Suprapto  ditodong dengan senjata dan dibawa dengan paksa keluar pekarangan dari beberapa orang disana memegang tangan Beliau dengan masih berpakaian piyama  Suprapto pun langsung dinaikkan ke atas sebuah truk yang sudah menunggu mereka.

Mas tirtodarmo Haryono berhasil keluar dari pintu pada saat ini beliau ditembak mati oleh bungkus waktu telah tewas beliau pun diseret melalui kebun dan tubuh beliau Ini dibawa ke salah satu truk yang sudah menunggu.

Siswondo Parman membisikkan pesan kepada istri beliau agar segera menghubungi Letjen Ahmad Yani tapi permintaan tersebut terdengar oleh pasukan penculik segera pada saat itu pasukan cakrabirawa ini langsung merampas telepon di rumah tersebut dan pergi membawanya.

Brigjen Panjaitan tewas setelah turun di halaman rumah beliau beliau malah langsung dipukul dan ditembak mati oleh pasukan penculik hingga tewas seketika dan jenazah Brigjen Panjaitan kemudian dimasukkan ke dalam truk.

Akhirnya ditangkap oleh pasukan penculik dan diangkut ke dalam truk sementara itu Jenderal Nasution sendiri  berhasil melarikan diri dengan melompat pagar rumah ke pekarangan rumah Duta Mesir Irak waktu itu dan Jenderal Nasution menjadi satu-satunya jenderal yang selamat karena melarikan diri.

Mereka yang berhasil dibawa hidup-hidup kemudian di siksa dan di hilangkan nyawanya. 

Kemudian jenazah mereka dibuang di suatu sumur yang sekarang disebut oleh lubang buaya.

Dan karena kejadian itu pula, Presiden Soekarno diganti dengan presiden baru. Yang kemudian memberantas habis para PKI.

Kejadian itu menutup lembaran orde lama $@! digantikan dengan orde baru.

sumber: 

https://youtu.be/BSQ3FhfMx3o?si=B8oCulczMk22T5oQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun