Mohon tunggu...
Yayi Solihah (Zatil Mutie)
Yayi Solihah (Zatil Mutie) Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari SMK N 1 Agrabinta Cianjur

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Edi Ramli, Penebar Virus Literasi dengan Gerakan "Cik Baca"

16 Januari 2021   07:51 Diperbarui: 16 Januari 2021   07:55 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edi Ramli: Facebook Edhison De Fascio Aronoff

Pahlawan di masa sekarang bukan lagi bermakna orang yang berjuang dengan senjata. Mengisi kemerdekaan dengan kreativitas, kepedulian dan kerja nyata di masyarakat justru menjadi pahlawan dalam arti yang lebih luas.

Banyak kisah orang yang sukses dan bermanfaat serta peduli kepada lingkungan sekitar. Sebagai contoh sosok Edi Ramli atau yang dikenal Kang Era. Sahabat saya yang begitu peduli terhadap fenomena kurangnya minat baca di masyarakat. Beliau berjuang dari titik nol membangun taman bacaan masyarakat gratis di wilayah Sindangbarang, Cianjur selatan.

Sebagai seorang tenaga honorer yang mengajar di SMK Negeri 1 Sindangbarang, di usia yang masih terbilang muda. Edi Ramli menebar virus literasi, dengan jargon: "Cik Baca!" yang bermakna ayo membaca. Beliau juga aktif dalam mempromosikan potensi alam dan wisata Cianjur selatan melalui medsos dan kegiatan pameran.

Sepak terjangnya di dunia literasi yang berfokus kepada masyarakat memang tak perlu diragukan. Taman bacaan masyarakat yang diawali tahun 2010 itu masih sederhana dan hanya memakai tempat di rumahnya pribadi. Buku-bukunya pun masih dapat dihitung jari. Namun, Kang Era tak berhenti berjuang, walau dengan terseok-seok selama empat tahun memperjuangkan keberadaan taman bacaan.

Akhirnya dengan perubahan nama TBM yang lebih unik dengan ciri khas Sunda yaitu Saung Aksara. Tepatnya pada 27 September 2014 taman bacaan masyarakat itu resmi dibuka untuk umum dengan tambahan nama kecamatan di belakangnya, menjadi Saung Aksara Sindangbarang. Koleksi buku yang didapat dari donatur pun semakin banyak. Untuk mencapai sasaran yang lebih banyak kegiatan TBM pun diperluas menjadi perpustakaan sistem keliling.

Untuk tempat rutin Kang Era membidik pusat kota kecamatan yaitu di Alun-alun Sindang barang atau sudut-sudut keramaian kampung. Pada akhir pekan tentunya tempat ini menjadi tempat berkumpulnya banyak orang terutama para remaja dan anak-anak.

Menggelar buku bacaan gratis di akhir pekan: Facebook Edhison De Fascio Aronoff
Menggelar buku bacaan gratis di akhir pekan: Facebook Edhison De Fascio Aronoff
Kang Era pun tak henti mensosialisasikan kampanye melek literasi ini dengan membuat fanspage saung aksara di berbagai medsos. Bahkan bisa diakses di YouTube kegiatan beliau, anak-anak dan remaja yang membaca di Saung Aksara ini.

Dari awal beliau rela merogoh kocek sendiri untuk pembelian dan renovasi fasilitas di taman bacaannya. Memang hanya sedikit orang yang masih peduli dengan perhatian terhadap perkembangan sosial terutama anak-anak. Apalagi di zaman sekarang, gadget sudah menjadi konsumsi terbesar para bocah. Dengan mengadakan perpustakaan keliling Kang Era berharap bisa sedikit membantu mengurangi kecanduan anak-anak terhadap gadget.

Perjuangannya tak sia-sia. Melalui ajang pameran, stand Saung Aksara Sindangbarang selalu ikut menampilkan koleksi buku-buku bacaan yang bermanfaat untuk masyarakatnya. Ane sendiri sudah pernah mendonasikan buku antologi cerpen ane dan kawan-kawan literasi yang terbit di Penerbit Rumah Imaji serta buku puisi hadiah event menulis.

Buku bacaan gratis di pameran: Facebook Edhison De Fascio Aronoff
Buku bacaan gratis di pameran: Facebook Edhison De Fascio Aronoff

Siapapun ikut terharu melihat perjuangan Kang Era dalam memompa semangat para generasi penerus bangsa agar mencintai literasi melalui membaca. Sesuai pepatah membaca adalah gudangnya ilmu. Tentu jika kita malas membaca, maka tak ada ilmu yang kita dapatkan.

Hingga saat ini, selain mengadakan perpustakaan keliling, Kang Era mengadakan les bahasa Inggris gratis untuk anak-anak yang sama dilakukan keliling. Proyek terbarunya mendirikan Rumah Belajar Saung Aksara untuk membidik anak-anak dan remaja di pelosok agar lebih mencintai buku. Saat ini beliau sedang berjuang mewujudkan "Desa Literasi". Dimana, di setiap desa wajib mengadakan taman bacaan masyarakat atau perpustakaan desa. Sungguh niat yang sangat mulia bagi seseorang yang ingin membantu mencerdaskan para generasi muda untuk melek aksara dan informasi.

Banyak hal yang patut ditiru dari sosok ini. Meskipun dalam keterbatasan tapi asa tak boleh padam. Dengan kekuatan tekad, dan kepedulian kepada lingkungan beliau mampu mewujudkan harapannya. Semoga kiprahnya di dunia literasi dan kemasyarakatan diberikan kemudahan.

Kini beliau diberikan amanah sebagai ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Kabupaten Cianjur periode: 2020-2025. Untuk yang ingin melihat kiprahnya langsung bisa berteman di Facebook akun Edhison De Fascio Aronoff, atau mengunjungi fanspage saung aksara Sindangbarang.

Cianjur, 16012021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun