"Selamat menikmati balasan dari kesombonganmu, kepiting bakau. Jangan kau merasa berkuasa tapi bertindak semena-mena. Kau sudah bertindak zalim kepada ikan-ikan kecil itu!" Suara kepiting raksasa terdengar menggema dari seberang lubang tempat kepiting terjebak.
"Aku mohon ampun, kepiting raksasa, hiks hiks ... aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi. Aku berjanji ...." Suara kepiting bakau terdengar tersendat-sendat.
"Tidak! Sebelum kau merasakan kurungan ini, selama dua Minggu, kau tidak akan merasa jera. Baru setelah itu kau akan kubebaskan." Suara kepiting raksasa terdengar bak petir di siang bolong bagi kepiting bakau.
Walaupun sesama kepiting tetapi keahlian kepiting bakau hanya membuat lubang di sungai. Tidak untuk lubang di tanah yang keras seperti milik kepiting raksasa. Selama dua Minggu itulah kepiting bakau terkurung dalam tahanan lubang kepiting raksasa. Dan para ikan dan satwa air lainnya bisa bebas tanpa takut ada yang memangsa anak-anaknya lagi.
Waktu pun kian berlalu, kepiting bakau telah keluar dari tahanan lubang itu. Dia kini tidak lagi sombong. Dia sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada seluruh penghuni perairan. Dunia satwa air pun kembali damai dan penuh kebahagiaan.
Tamat
Zatil Mutie
Cianjur, 07012021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H