Sering kali kita bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja ditemui setiap hari. Apalagi jika sudah mengkonsumsi aneka makanan cepat saji. Nafsu makan untuk menyantap hidangan rumahan seketika amblas.Â
Banyak variasi menu yang sederhana tetapi bisa membuat kita kalap makan. Di antara menu pilihan yang sudah dikenal dari berbagai daerah di Indonesia. Inilah salah satu menu legend yang sudah turun temurun di wilayah parahiangan yang wajib kamu coba.
Kacang Hiris (jenis polong-polongan berwarna hijau dengan nama latin Cajanus Cajan. Mengenal keanekaragaman hayati rasanya ada baiknya. Dimana, dari beribu-ribu jenis tumbuhan yang hidup secara alami di gugusan kepulauan nan subur ini banyak tumbuhan berguna tumbuh dan berkembang, salah-satunya jenis tumbuhan yang ada yaitu Cajanus Cajan. Jenis kacang ini di Sunda lebih dikenal sebagai kacang Hiris, sedang di beberapa daerah memiliki nama yang berbeda. Di Jawa dikenal dengan kacang Gude atau kacang Kayu sedang di Bali disebut dengan Kekace. Di Sunda mungkin kita mengenal adanya Rujak Hiris atau Pencok hiris atau sambel hiris.
Sebagai makanan rakyat, tumbuhan ini di Indonesia tidak begitu populer dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan layaknya jenis kacang-kacangan lainnya seperti kacang kedelai, kacang tanah kacang merah dan sebagainya. Sementara, jika dilihat dari kandungan nutrisinya, konon biji kacang hiris ini merupakan sumber pangan yang potensial. Biji kacang ini mengandung sumber protein, karbohidrat, lemak serta vitamin A dan vitamin C.
Kacang yang termasuk dalam kelompok besar leguminosae ini merupakan perdu tegak yang tingginya kira-kira sampai 3 meter, dan tumbuh baik pada  2.000 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan daerah tropis dan subtropis, tumbuh di dataran yang  cukup toleran terhadap kekeringan atau pada temperatur yang tinggi dan dapat tumbuh di daerah yang kurang subur. Sayangnya tumbuhan ini belum banyak dibudidayakan dan pemanfaatannya masih sangat terbatas, hanya sebagai sayuran tambahan, sehingga nilai ekonomisnya masih rendah.
Selain dari bijinya, daun tumbuhan ini merupakan sumber materi organik dan nitrogen yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau pada lahan pertanian dan dijadikan pakan ternak. Di samping itu daunnya umum digunakan sebagai obat dalam pengobatan tradisional. Menurut Heyne dalam bukunya berjudul "Tumbuhan Berguna Indonesia," mencatat bahwa daun kacang Hiris yang telah diremas-remas halus merupakan bahan yang baik sebagai obat herpes. Heyne menemukan bahwa daun kacang Hiris dijadikan ramuan untuk mengobati penyakit kurap rawit pada penduduk setempat, yaitu penyakit kulit yang menyebabkan gatal pada penderitanya.
Sementara Morton (1976) pernah mengumpulkan dan menulis beberapa manfaat kesehatan kacang Hiris ini. Menurutnya, bahwa di India dan Jawa, daun hiris muda digunakan untuk mengobati luka. Bahkan di Indocina tulisnya, diyakini bahwa bubuk (bedak) daun hiris dapat membantu mengeluarkan batu kandung kemih. Di Argentina, air rebusan daun hiris dapat digunakan untuk mengobati penyakit genital dan iritasi kulit khususnya pada wanita. Air rebusan ini juga dapat mengobati bronchitis, batuk dan pneumonia. Konon, dari daunnya juga dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi, pembersih mulut, sariawan dan disentri. Sementara biji yang dibakar hangus kemudian dicampur dengan air kopi dapat mengurangi rasa sakit kepala. Bahkan biji yang muda dipercaya dapat menyembuhkan penyakit ginjal dan liver ringan (Duke, 1981). Berdasarkan penelitian, konon kacang hiris juga mengandung fitoestrogen yang mempunyai aktivitas antiangiogenesis yang dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru. Dimana, terhambatnya pembentukan pembuluh darah pada penderita kanker akan menyebabkan pertumbuhan kanker itu sendiri menjadi terhambat. Aktivitas ini disebut antiangiogenesis, lebih jelasnya bahwa fitoestrogen yang terdapat pada biji kacang hiris ini mempunyai potensi sebagai antikanker.
Itu sekilas tentang morfologi dan manfaat si kacang endeus ini. Kita kembali ke sambal yang menggoda selera ini, ya. Â Resep yang saya share kali ini adalah resep turun temurun di daerah Cianjur.Â
Resep Sambal Hiris
Bahan-bahan:Â
*Kacang hiris/kacang gude yang sudah bersih  dari cangkangnya, sekitar 1 mangkok besar.
*Cabai rawit merah: 7 biji
*Kencur: 2 ruas
*Bawang putih : setengah siung
*Daun surawung/kemangi: secukupnya
Bumbu:
Garam secukupnya
Penyedap rasa secukupnya
Gula merah secukupnya
Cara pembuatan:
Tumbuk halus semua bumbu beserta cabai rawit, kencur dan bawang putih. Setelah itu masukan hiris dan daun selasih, tumbuk hingga tekstur hiris lembut. Sajikan bersama ikan peda goreng, nasi liwet, dan kerupuk.Â
Dijamin, pada suapan pertama sensasi pedas segar nan gurih akan lumer di dalam mulut. Membuat Anda tak berhenti menyendok nasi hingga tandas. Apalagi jika dimakan dengan keluarga besar atau sahabat. Pokoknya endeus. Seuhah ladaaaa!
Menu yang cocok untuk menghemat belanja di masa pandemi, ya, Sahabat Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H