Bagi anda yang mengikuti perkembangan berita masa kini, khususnya berita dikalangan remaja sekarang. Pastinya sudah sering disuguhkan dengan pembahasan tentang LGBT. Banyak perdebatan kontroversial terkait LGBT. Bahkan LGBT adalah salah satu isu yang sangat sensitif di Indonesia. LGBT sendiri merupakan singkatan dari lesbi, gay, biseksual dan transgender. LGBT memilki lambang berupa bendera berwarna pelangi.
Gay adalah sebutan khusus untuk laki-laki yang memiliki orintasi seks sesama jenis. Sedangkan lesbi adalah sebutan perempuan yang menyukai sesama jenis. Biseksual sendiri adalah sebutan untuk orang yang tertarik kepada laki-laki dan perempuan. Dan transgender adalah sebutan untuk orang yang berpenampilan tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Di Indonesia sendiri sedang marak berita LBGT ini. Menurut Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita F Moeloek. bahwa LGBT dari segi kesehatan tidak dibenarkan dan bukan gangguan kejiwaan melainkan masalah kejiwaan.
LGBT juga banyak merugiakan dari berbagai segi yaitu, segi kesehatan: dikutip dari www.republoka.co.id menurut Dr. Dewi Inong Irana spesialis kulit dan kelamin bahwa kelompok seks lelaki dengan lelaki (LGBT) 60 kali lipat lebih mudah tertular HIV-AIDS dan penularan yang paling mudah melalui dubur .Â
Segi pendidikan: berdampak 5 kali lebih besar potensi putus sekolah dibandingkan dengan manusia normal lainnya dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah (National Gay and Lesbian Task Force, "Anti-Gay/Lesbian Victimization," New York, 1984). Segi keamanan: meningkatnya kasus pelecehan seksual pada anak/remaja.
Banyak faktor yang menyebabkan sesorang menjadi LGBT. Pertama; Faktor keluarga, ketika sesorang anak mendapat atau melihat perilaku yang kasar dan tidak sewajarnya seperti yang sering terjadi di keluarga Broken Home. Hal tersebut yang menjadikan anak lari kepada bagian dari LGBT. Â Biasanya hal tersebut dialami oleh anak perempuan yang mendapatkan perlakuan keras dari ayah atau saudara laki-laki, yang mengakibatkan anak benci terhadap laki-laki.
Kedua; Faktor lingkungan dan pergaulan, menjadi faktor remaja terjerumus dalam bagian dari LGBT. Lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan yang sering terjadi tindakan pelecehan terhadap anak atau anak tersebut yang menjadi korban pelecehan.
Sehingga membuat anak trauma dan membenci lawan jenisnya. Dan pergaulan yang dimaksud yaitu pergaulan yang tidak terarah seperti ikut bergabung dalam komunitas LGBT atau berteman dengan teman yang menyukai sesama jenis.
Ketiga: Faktor Pendidikan dan Agama, kurangnya pengetahuan anak tentang LGBT dan kurangnya nilai Agama yang ada didalam diri anak menjadi salah satu faktor yang membuat anak terjerumus ke dunia LGBT. Keempat: Faktor genetika, dalam tubuh manusia kromosom anak laki-laki normal ialah XY dan perempuan normal XX.
Namun banyak khasus yang dijumpai di dunia kedokteran bahwa anak laki-laki memiliki kromosom XXY. Kelebihan kromosom tersebut bisa menyebabkan anak memiliki sifat seperti perempuan dan berpotensi menyukai sesama jenis karena menganggap dirinya adalah perempuan.
Dari semua faktor dan kerugian yang ditimbulkan LGBT tersebut, semua dapat ditangani seperti halnya faktor genetika, Menurut Prof Malik Badri, pendiri International Association of Muslim Psychologists, penyimpangan seksual seperti homoseksual dan lesbian bisa disembuhkan dengan cara memberikan terapi kognitif. Terapi dimaksudkan untuk membangunkan kesadarannya bahwa yang dilakukannya salah, tanpa menyudutkan.
Selain itu terapi juga dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi kepada seseorang. Kemudian dilakukan terapi behavior, dimana memasukan seseorang ke dalam lingkungan yang lebih bersih dan baik, guna membentuk ulang perilakunya.
Pemerintahan juga mengambil tindakan untuk perilaku LGBT agar tidak semakin meluas ditengah-tengah masyarakat, maka diwajibkan bagi setiap umat beragama, para pemuka agama, untuk memberi pendampingan, memberi bimbingan dan pembinaan kepada kaum LGBT secara empatik. Namun semua usaha tersebut harus menghindari perilaku menghina, merendahkan, menista, dan mengucilkan kaum LGBT.
Tidak hanya itu, peran orang tua juga sangat penting dalam menjaga anak agar tidak terjerumus dalam komunitas LGBT. Caranya antara lain, menjaga dan memantau pergaulan anak.
Menutup segala celah pornografi dari media sosial. Memberikan bimbingan dan pemahaman tentang bahaya LGBT. Meminimalis tindakan kekerasan pada anak. Meningkatkan nilai keagamaan kepada anak.
Jika anak sudah kelihatan menyimpang, seperti laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan ataupun sebaliknya, maka orang tua harus menegur dan memberi pemahaman tentang batasan yang dipakai untuk laki-laki dan perempuan berbeda. Serta segera mengarahkan anak ke penampilan yang selayaknya sesuai jenis kelamin anak.
Dengan hal-hal tersebut, diharapkan LGBT dapat dicegah mulai dini. Sebab LGBT merupakan masalah kejiwaan dan kebiasaan yang perlu ditangani oleh semua pihak. Dengan adanya kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan masalah LGBT yang menjadi kontroversi bisa diatasi dengan baik. Tanpa harus mendiskriminasi kelainan dari LGBT tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H