Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ternyata Selama Ini Semua Uang Kita Dikontrol oleh Mereka! Siapa Mereka?

24 September 2024   15:00 Diperbarui: 24 September 2024   15:04 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: BBC (ilustrasi uang & pistol sebagai simbol alat kekuasaan)

Siapa yang Mengontrol Keuangan Dunia?

Pernahkah kalimat di atas terlintas di pikiran kalian? Atau bertanya-bertanya jika uang dibuat oleh bank mengapa tidak cetak uang sebanyak-banyaknya lalu bagikan, agar orang-orang tidak kesulitan mencari uang?. 

Pertanyaan itu bukan hal yang salah atau memalukan karena itu bukti betapa kompleksnya sistem keuangan dunia, sehingga kebanyakan dari kita tidak memahami bagaimana sistem ini bekerja. 

Henry Ford Pemilik Perusahaan Otomotif asal Amerika Serikat pernah mengatakan "Untungnya masyarakat tidak mengerti, tentang konsep perbankan dan sistem moneter. 

Karena kalau mereka mengerti saya percaya akan ada revolusi besok pagi." kalimat tersebut adalah ungkapan yang menggambarkan, bahwa kebanyakan masyarakat memiliki pengetahuan yang sangat sedikit tentang sistem keuangan. 

Karena itu banyak orang yang menjadi budak uang, kerja keras siang-malam demi mencari uang sebanyak-banyaknya tanpa mengetahui bahwa uang itu dikendalikan. 

Prableen Bajpai Pakar Keuangan sekaligus Jurnalis Investopedia menjelaskan, jika ekonomi negara digambarkan seperti tubuh manusia maka jantungnya adalah bank sentral. 

Sama seperti jantung yang berfungsi memompa darah agar tubuh manusia tetap hidup, bank sentral berfungsi memompa uang ke dalam berbagai sektor ekonomi dan kehidupan masyarakat. 

Cara yang digunakan bank sentral untuk mengendalikan peredaran uang di dunia sangat banyak, tergantung pada kondisi ekonomi dan kebijakan bank sentral di setiap negara. 

Jadi bisa dikatakan yang mengendalikan keuangan dunia adalah bank sentral, khususnya bank sentral di negara yang menjadi pusat ekonomi dunia dalam hal ini adalah Amerika Serikat.

Definisi Uang

Sebelum lebih jauh membahas tentang bank central siapa yang mengendalikan mereka? dan untuk apa tujuannya? Kita harus kembali ke pertanyaan yang paling sederhana, yakni apa itu uang? Beberapa orang tentu memilik jawaban yang berbeda-beda. 

Ada yang mengatakan uang adalah simbol nilai suatu barang atau jasa, ada yang mengatakan uang adalah alat tukar, selama ini kita hanya diajarkan di sekolah maupun kampus tentang arti uang sebagai alat tukar. 

Tapi tidak pernah diajarkan tentang bagaimana uang bekerja?, atau bagaimana uang bisa menjadi alat tukar untuk membeli suatu barang?. 

Sejak kecil kita diajarkan bahwa uang aalah benda berharga yang susah dicari oleh karena itu kita diajarkan untuk menabung di celengan, karena uang ini susah dicari jadi harus selalu menghemat dan menyimpan uang. 

Kita ditanamkan tentang pentingnya sekolah dan dapat nilai bagus, supaya bisa masuk ke kampus favorit, kemudian lulus, mendapat kerja, merintis karir dari bawah sampai memiliki jabatan dan gaji yang tinggi. 

Daniel Feininger Investor Saham sekaligus Jurnalis MoneyDigest menjelaskan, sekolah tidak pernah mengajarkan secara spesifik kepada siswanya bagaimana mengelola uang. 

Meskipun kurikulum di setiap negara berbeda-beda, kini sudah cukup banyak sekolah menengah di Amerika yang mengajarkan ilmu keuangan secara khusus. 

Tapi tetap saja selau ada kesenjangan antara teori yang diajarkan di sekolah dengan kenyataan yang terjadi tentang uang, salah satunya ialah quotes yang berbunyi "uang tidak bisa membeli kebahagiaan" yang nyatanya omong kosong. 

Karena dalam hidup ini dipenuhi masalah, kebutuhan, dan keinginan kita sebagai manusia yang itus semua dapat terpenuhi dan terselesaikan dengan uang.

Pemalsuan Uang

Dari penjelasan sebelumnya ada hal yang membingungkan dimana sejak kecil kita ditanamkan konsep bahwa uang susah dicari, tapi bank sentral bisa mencetak uang dalam jumlah besar kalau begitu ketika ada masalah ekonomi maka solusinya sederhana. 

Ketika harga barang naik langsung saja minta bank central untuk mengurangi jumlah produksi uang kertas, ketika banyak orang kelaparan minta saja bank central mencetak uang secara besar-besaran lalu bagikan. 

Tapi kenyataannya tidak se sederhana itu, apabila kita mencetak uang sendiri di rumah maka akan dikenai Pasal 36 ayat 1 Undang-Undang Pengedaran Uang Palsu. 

Hukumannya adalah penjara paling lama 10 tahun dan denda sebesar 10 milyar Rupiah, padahal itu adalah hal yang setiap hari dilakukan bank central mencetak uang tanpa batas ketentuan yang jelas. 

Sampai kini US Dollar menjadi mata uang yang digunakan, untuk jual beli sumber daya internasional seperti minyak, garam, alat perang dan sebagainya yang itu semua berasal dari bank central. 

Bjarke Smith Meyer Jurnalis POLITICO menjelaskan, ada sebuah isu yang cukup meresahkan beredar di Eropa tentang uang digital Euro. 

Kini kebanyakan masyarakat benua biru tidak lagi menggunakan uang kertas, mereka menyimpan uang di Smartphone mereka untuk melakukan berbagai transaksi seperti membeli barang di Online Shop atau membayar tagihan. 

Bank Central Eropa punya target tahun 2026 semua orang wajib menggunakan uang digital, Marc Friedich Penulis sekaligus Pakar Keuangan asal Jerman. 

Khawatir jika sistem seperti ini diterapkan arah ekonomi dunia semakin tidak bisa ditakar, ada yang mengatakan ini lebih mudah dan efisien, uang kita tidak akan mudah dicuri, tapi semua rekening mereka diawasi dan dikendalikan.

Pencetakan Uang & Inflasi

Ketika bank central mencetak uang secara besar-besaran ada risiko yang harus ditanggung yakni inflasi karena jumlah uang yang beredar tidak sebanding dengan jumlah barang, ini membuat harga barang di pasaran menjadi naik derastis. 

Hal ini terjadi di banyak negara seperti Argentina, Venezuela, Zimbabwe di sana segepok uang yang jumlahnya ratusan Dollar hanya bisa membeli 1 kg Apel. 

Ini disebabkan karena uang kertas yang jumlahnya sangat banyak itu tidak ada artinya apabila jumlah barang yang tersedia terlalu sedikit, uang sejatinya adalah tolak ukur nilai yang terus menurun akibat inflasi. 

Untuk bisa menjawab pertanyaan paling mendasar yakni apa itu uang? Kita harus melihat benda ini sebagai tolak ukur nilai, lalu muncul pertanyaan baru lagi yakni apa itu nilai?. 

Jika dianalogikan seperti menangkap ikan di laut kita memiliki 2 pilihan pertama kita menghabiskan waktu berjam-jam, untuk menangkapkan ikan dengan tangan kosong atau menghabiskan waktu 2-3 jam untuk membuat jaring ikan. 

Sehingga kedepannya kita dapat menangkap banyak ikan dengan lebih mudah, jaring ikan itu memiliki nilai seperti halnya uang jadi bisa dikatakan nilai adalah waktu.

Andrew Perez Reporter Keuangan Senior dari Jacobin menjelaskan pada awal 2022 lalu, surat kabar The Washinton Post merilis opini yang mengatakan Presiden Joe Biden menyampaikan pidato yang aneh tentang inflasi. 

Karena ia menyimpulkan bahwa inflasi yang saat ini terjadi, itu karena perusahaan-perusahaan swasta yang serakah terus berbisnis di tengah inflasi. 

Pakar Ekonomi dari berbagai Universitas di Amerika membantah peryataan Presiden tersebut, menurut mereka itu adalah tuduhan yang tidak memiliki dasar karena yang memegang kebijakan terkait keuangan negara adalah pemerintah.  

Membeli Waktu dengan Uang

Pada dasarnya uang adalah alat untuk membeli waktu (store of time) contohnya ketika kita membeli makanan  dengan aplikasi online, kita mengeluarkan uang untuk membayar driver/kurir kemudian driver pergi ke restoran untuk mengambil pesanan makanan kita. 

Uang yang sebelumnya kita berikan ke driver, akan diberikan kepada restoran untuk membayar makanan yang kita pesan dengan begitu kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk pergi ke restoran. 

Jadi uang yang kita berikan kepada driver, adalah bayaran untuk membeli waktu driver tersebut agar ia menggunakan waktunya untuk mengambil dan mengantarkan makanan kita. 

Sekarang kita kembali ke pertanyaan siapa sebenarnya yang mengontrol uang di dunia?, pada 1688-1697 terjadi perang berkepanjangan di Inggris. 

Konflik ini mengakibatkan negara tersebut mengalami krisis ekonomi yang sangat parah, para pejabat publik saat itu bingung bagaimana caranya mereka melakukan kampanye politik sedangkan negara tidak memiliki uang. 

Tim Vipond Pengamat Keuangan dan Perbankan dari Corporate Finance Institute menjelaskan, pada 1694 pemerintah Inggris mendirikan Bank of England. 

Sebagai bank sentral pertama di negara tersebut kekalahan Inggris dari Prancis dalam Perang 9 Tahun itu, membuat kas pemerintah Kerajaan Britania Raya itu terkuras habis. 

Sehingga para pejabat publik harus mencari cara baru untuk meminjam uang dan membiayai kebutuhan negara mereka, akhirnya didirikanlah bank sentral yang memiliki kewenangan untuk menerbitkan/mencetak uang kertas. 

Dari sinilah awal mula pengendalian uang kertas di dunia, bank ini dijadikan lembaga independen yang memiliki hak mutlak untuk mencetak uang dan mengatur suku bunga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun