Sebelum lebih jauh membahas tentang bank central siapa yang mengendalikan mereka? dan untuk apa tujuannya? Kita harus kembali ke pertanyaan yang paling sederhana, yakni apa itu uang? Beberapa orang tentu memilik jawaban yang berbeda-beda.Â
Ada yang mengatakan uang adalah simbol nilai suatu barang atau jasa, ada yang mengatakan uang adalah alat tukar, selama ini kita hanya diajarkan di sekolah maupun kampus tentang arti uang sebagai alat tukar.Â
Tapi tidak pernah diajarkan tentang bagaimana uang bekerja?, atau bagaimana uang bisa menjadi alat tukar untuk membeli suatu barang?.Â
Sejak kecil kita diajarkan bahwa uang aalah benda berharga yang susah dicari oleh karena itu kita diajarkan untuk menabung di celengan, karena uang ini susah dicari jadi harus selalu menghemat dan menyimpan uang.Â
Kita ditanamkan tentang pentingnya sekolah dan dapat nilai bagus, supaya bisa masuk ke kampus favorit, kemudian lulus, mendapat kerja, merintis karir dari bawah sampai memiliki jabatan dan gaji yang tinggi.Â
Daniel Feininger Investor Saham sekaligus Jurnalis MoneyDigest menjelaskan, sekolah tidak pernah mengajarkan secara spesifik kepada siswanya bagaimana mengelola uang.Â
Meskipun kurikulum di setiap negara berbeda-beda, kini sudah cukup banyak sekolah menengah di Amerika yang mengajarkan ilmu keuangan secara khusus.Â
Tapi tetap saja selau ada kesenjangan antara teori yang diajarkan di sekolah dengan kenyataan yang terjadi tentang uang, salah satunya ialah quotes yang berbunyi "uang tidak bisa membeli kebahagiaan" yang nyatanya omong kosong.Â
Karena dalam hidup ini dipenuhi masalah, kebutuhan, dan keinginan kita sebagai manusia yang itus semua dapat terpenuhi dan terselesaikan dengan uang.
Pemalsuan Uang
Dari penjelasan sebelumnya ada hal yang membingungkan dimana sejak kecil kita ditanamkan konsep bahwa uang susah dicari, tapi bank sentral bisa mencetak uang dalam jumlah besar kalau begitu ketika ada masalah ekonomi maka solusinya sederhana.Â