Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Ngeri! Inilah yang Akan Terjadi Ketika Manusia Berusaha Bertahan di Planet Venus

7 Januari 2024   09:30 Diperbarui: 7 Januari 2024   09:33 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Indocropcircles - WordPress.com (ilustrasi manusia yang sedang menjelajahi planet Venus)

Venus Si Planet Kuning

NASA pernah menyatakan bahwa Venus merupakan planet terpanas yang ada di tata surya kita kira-kira apa yang akan terjadi, apabila manusia berusaha menginjakan kakinya di planet kuning ini dan berusaha bertahan di sana?. 

Kalian penasaran? Inilah yang akan terjadi ketika kita berusaha bertahan di Planet Venus selama 10 detik, tapi sebelum itu kita perlu mengetahui beberapa fakta tentang planet tetangga dari Bumi ini. 

Erik Gregersen Penulis Jurnal Britanica menjelaskan jika ada yang bertanya, planet mana yang mirip dengan Bumi jawabannya adalah Venus Massa dari planet kuning ini hampir sama dengan planet kita. 

Ukurannya juga sama seperti Bumi dimana diameternya sekitar 6.052 km, jaraknya dari Bumi sekitar 6.378 km karena massa dan ukurannya sama membuatnya juga memiliki komposisi yang sama seperti Bumi. 

Ada beberapa hal yang dimiliki Bumi juga dimiliki Venus, seperti oksigen, awan, lapisan atmosfer, dan air. 

Tapi meski demikian di saat yang sama Planet Venus memiliki kondisi yang sangat berbeda jauh dengan Bumi, pertama suhu permukaan planet ini mencapai 482 derajat Celsius dan karbon dioksida yang ada di sana 95 kali lipat lebih banyak daripada Bumi. 

Awan yang di Venus bukanlah uap air biasa seperti di Bumi, melainkan asam sulfat yang dapat membuat kulit manusia melepuh apabila terkena zat ini.


Saudara Kembar Bumi

Para ilmuwan selama ini telah lama berusaha mencari planet baru yang kelak di masa depan bisa dihuni oleh umat manusia, tapi hingga kini masih belum ada kepastian planet mana yang layak dan bisa menjadi Bumi kedua. 

Sejauh ini telah ditemukan beberapa tanda-tanda kehidupan di planet Mars dan ilmuwan-ilmuwan NASA, sedang melakukan penelitian besar-besaran terhadap planet merah ini dan pilihan kedua adalah Venus. 

Planet ini pernah disebut-sebut sebagai kembaran Bumi yang kedua setelah Mars, karena jaraknya lumayan dekat dengan planet kita dan ukurannya juga hampir sama. 

Walaupun sekarang diketahui bahwa Venus sangat berbeda jauh dengan Bumi pasalnya kondisi di planet kuning ini cukup mengerikan, saat ini Venus dipenuhi oleh karbondioksida (CO2) sebanyak 96% dari seluruh senyawa gas di sana. 

Tekanan atmosfer di planet ini juga 71 kali lebih besar daripada yang ada di Bumi, bahkan Venus dinobatkan sebagai planet terpanas di tata surya dengan suhu mencapai 470 derajat Celsius. 

Eric Verbeten Jurnalis University of Wisconsin News menjelaskan, pada tahun 2021 ada sebuah jurnal Astrobiologi yang berisi kompilasi artikel. 

Dimana dalam artikel tersebut dijelaskan tentang proyek penelitian yang menargetkan Venus sebagai planet yang potensial, untuk menjadi rumah kedua bagi umat manusia di masa depan. 

Planet kuning ini telah lama terdeteksi terdapat kehidupan mikroba dan bakteri di sana, jurnal ini sempat dipresentasikan di pameran ilmu pengetahuan yang bertajuk "Venera D Venus Cluod Habitability" pada tahun 2019. 

Diketahui jurnal ini ditulis oleh 50 ilmuwan asal Moskow, untuk mengkaji planet Venus secara mendalam dan mempelajari potensi planet ini di masa yang akan datang.

Kondisi Venus Saat Ini

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya planet Venus memiliki ukuran yang hampir sama dengan Bumi bahkan planet ini juga punya gravitasi, namun kondisi ekosistem di dalamnya benar-benar berbeda jauh. 

Banyak zat-zat beracun yang dapat membuat manusia mati dalam hitungan detik belum lagi dengan suhu panas ekstrimnya, bisa membuat tubuh manusia meleleh dan hangus menjadi abu. 

Padahal planet kuning ini terbentuk di era yang sama dengan Bumi namun ia tidak berubah sama sekali sejak dulu ketika awal-awal terbentuk, manusia bisa berkunjung ke sana menggunakan pesawat ulang alik. 

Jarak yang harus ditempuh sekitar 41 juta km dengan kecepatan pesawat tercanggih yang ada saat ini, membutuhkan waktu 100 hari untuk sampai ke Venus. 

NASA diketahui sudah pernah melakukan perjalanan ke planet kuning ini pada 1962 dan perjalanan mereka dimuat dalam artikel The Planetary Society, NASA melaporkan bahwa planet ini sangatlah panas. 

Jurnalis SPACE.com Chelsea Gohd menjelaskan pada zaman dulu Venus dianggap sebagai 2 bintang yang berbeda, yaitu bintang sore dan bintang pagi dalam bahasa Latin diberi nama Vesper dan Lucifer. 

Pada era Kristen Kuno abad ke 3-5 SM Lucifer diartikan sebagai "Pembawa Terang" meskipun, Lucifer juga sekaligus merupakan nama setan/iblis dalam agama Kristen. 

Penelitian lebih lanjut terhadap Venus di era modern menemukan fakta bahwa planet ini memiliki lingkungan yang sangat mengerikan, hal ini membuat planet kuning ini sulit untuk diamati dari dekat. 

Karena awannya mengandung asam sulfat dan suhunya yang sangat panas, membuat pesawat luar angkasa yang berusaha memasukinya meleleh dan meledak dalam hitungan menit.

Angin Kencang

Kengerian lainnya yang ada di Venus ialah angin kencang berkecepatan rata-rata 354 KM/jam yang bertiup sepanjang hari, belum berhenti sampai di situ usaha pendaratan pesawat luar angkasa di planet ini juga bisa sangat berbahaya. 

Karena daratan di planet kuning ini dipenuhi blerang panas yang berasal dari aktivitas vulkanik, berbeda dengan Bumi yang blerang atau lava sebagian besar tertutup oleh kerak bumi yang tebal. 

Venus tidak memiliki lempeng daratan tektonik yang terstruktur seperti planet kita, sehingga blerang dan lava banyak yang menggenang di permukaan dartannya pun tidak setebal dan sekuat Bumi. 

Kondisi lingkungan yang ekstrim ini akan membuat manusia terperangkap di dalamnya, jika ingin meninggalkan planet harus menggunakan pesawat luar angkasa lalu naik setinggi 50 KM. 

Ketika berhasil naik pesawat harus menerjang awan yang dipenuhi asam sulfat, zat ini dapat melelehkan dan menghancurkan peswat yang terbuat dari logam dalam hitungan menit. 

Paul Scott Anderson Jurnalis EarthSky menjelaskan Penulis Jurnal dari University of Seville, pernah membuat sebuah penelitian yang melacak dan mengukur kecepatan angina yang ada di dalam atmosfer Venus. 

Hasilnya di bawah lapisan awan kecepetan anginanya sekitar 216 KM/jam, para Peneliti menggunakan kamera inframerah pada tanggal 11 sampai 13 Juli 2012. 

Di sana memperlihatkan angin kencang menutupi hampir seluruh planet kuning ini dari sisi selatan ke utara, satelit buatan yang mengorbit di Venus saat ini bernama Venus Express milik ESA. 

Wahana luar angkasa ini juga mengambil gambar-gambar menggunakan kamera inframerah, mereka berfokus pada awan di ketinggian 70 KM yang ternyata anginnya jauh lebih kencang mencapai 360 KM/jam.

Susah Mendarat Gampang Mati

Pesawat luar angkasa yang ingin mendarat di Venus membutuhkan setidaknya jarak 15 KM dari daratan agar bisa melihat dengan jelas, lebih buruknya lagi adalah ketika berhasil mendarat sinyal telekomunikasi akan langsung kacau dan menghilang. 

Hal ini terjadi karena si planet kuning memiliki awan yang sangat tebal, suhu di sana juga sangat panas hingga mampu merusak sinyal elektromagnetik sehingga manusia tidak akan bisa berkomunikasi. 

Suhu di planet ini dapat melelehkan logam yang hanya membutuhkan titik didih sampai 327 derajat Celsius, baju luar angkasa yang dikenakan Astronot hanya bisa bertahan beberapa menit. 

Setelah itu akan mengalami kerusakan karena suhu yang sangat panas, pada beberapa detik awal menginjakan kaki di Venus mungkin Astronot akan baik-baik saja. 

Namun di tengah perjalanan menjelajahi planet kuning ini baru menyesal dan menyadari mereka akan mati sebentar lagi, ketika para Astronot berusaha kembali ke pesawat untuk pergi dari planet ini itu juga sangat sulit. 

Karena baju luar angkasa mereka mungkin sudah hancur terlebih dahulu dan mereka mati, kalaupun mereka berhasil masuk ke pesawat, mereka hanya punya waktu 2 jam sebelum pesawat luar angkasa ikut meleleh dan hancur. 

Jurnalis Vox.com Brian Resnick menjelaskan para Ilmuwan telah lama berasumsi bahwa ada sesuatu yang memicu perubahan iklim di Venus, sehingga suhu di planet ini meningkat luar biasa derastis. 

Suhu permukaan planet kuning ini melonjak hingga ratusan derajat Celsius, namun para Ilmuwan sejauh ini belum mengetahui penyebab pasti dari peningkatan suhu udara di Venus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun