Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hukuman Mati Paling Mengerikan Sepanjang Sejarah, Banyak yang di Luar Nalar!

31 Agustus 2023   20:16 Diperbarui: 4 September 2023   19:21 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Antartica Journal (ilustrasi hukuman mati Scaphism)

catatan: artikel ini tidak disarankan untuk pembaca di bawah 18 tahun, terdapat penggunaan bahasa dan ilustrasi yang sangat kuat.

Tentang Hukuman Mati

Sejak zaman dulu hukuman mati sudah diterapkan dan biasanya dijatuhkan kepada para penjahat atau seseorang yang dinyatakan bersalah, tapi tahukah kalian? bahwa para Sejarahwan kini menemukan banyak informasi baru. 

Terkait metode hukuman mati di zaman dulu yang ternyata sangat mengerikan dan sadis, jika sekarang hukuman mati di berbagai negara kebanyakan dilakukan dengan cara ditembak mati. 

Seperti yang akhir-akhir ini ramai dibahas tentang seorang Jenderal Polisi yang awalnya dihukum mati karena membunuh anak buahnya sendiri, tapi akhirnya dibatalkan dan membuat sebagian masyarakat kecewa. 

Kalau di zaman dulu jangan berharap itu bisa terjadi, karena hukuman mati ini tidak hanya bisa dijatuhkan kepada rakyat biasa tapi seorang prajurit atau pejabat pemerintah yang terbukti mengkhianati negara, juga tidak jarang yang dihukum mati. 

Ini dia hukuman mati paling mengerikan sepanjang sejarah dunia:

Waist Chop

Jika di zaman sekarang apabila ada seseorang yang melakukan tindak kriminal seperti mencuri atau membunuh umumnya hanya akan dipenjara selama beberapa tahun, lain halnya di zaman Dinasti Cina Kuno karena ada sebuah hukuman yang sesuai dengan namanya di atas. 

Waist artinya pinggang dan chop artinya memotong, jadi hukuman ini dilakukan dengan cara memotong pinggang menggunakan gergaji atau pedang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun