Rusia di Mata Dunia
Sudah menjadi hal yang umum diketahui publik bahwa selain Rusia adalah salah satu negara dengan militer terkuat di dunia, Rusia juga merupakan negara terluas di dunia dimana keseluruhan wilayahnya mencapai 1/8 dari seluruh daratan di bumi.Â
Sehingga tidak mengherankan kalau negara ini mempunyai sekitar 23.000 kota dan desa, kalau berbicara tentang Rusia pasti yang terlintas dipikiran masyarakat umum, adalah kemegahan kota Moskow atau Saint Petersburg yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan klasik dan mewah.Â
Tapi apakah kalian pernah mendengar sebuah kota bernama Kaliningrad? Selain namanya yang lumayan asing bagi sebagian besar masyarakat dunia, lokasinya juga sangat jauh dari wilayah negara Rusia itu sendiri.Â
Jaraknya lebih dari 300 KM dan terletak di antara perbatasan 2 negara eropa lain yakni Polandia dan Lithuania, bagaimana ada sebuah kota yang merupakan wilayah Rusia di antara 2 negara tersebut padahal posisinya sangat jauh dari Rusia?
Rachel Pannett Jurnalis The Washington Post menjelaskan, Kaliningrad adalah daerah 'Ekslave' yaitu sebuah wilayah yang berada jauh dari posisi negara pemiliki wilayah tersebut.Â
Kota ini berjarak ratusan KM dari wilayah Rusia dan berada di tengah 2 negara eropa lain, sejak terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina di awal 2022 lalu, kawasan Kaliningrad menjadi salah satu titik pusat konflik antara Moskow dan seluruh negara Eropa anggota NATO.Â
Terjepit di antara Polandia dan Lithuania yang merupakan anggota NATO dan Uni Eropa, membuat Kaliningrad menjadi wilayah yang sangat strategis sebagai jalur perlintasan kendaraan militer dan pengiriman senjata.Â
Kaliningrad Dulu
Sebuah kota tua yang sudah berumur lebih dari 684 tahun sebelumnya Kaliningrad bukanlah wilayah milik Rusia, dulunya kawasan tersebut banyak dihuni oleh orang-orang Jerman sebelumnya kota ini bernama Konigsberg.Â
Awal kisah kota ini dibuat oleh sekelompok orang yang disebut dalam sejarah eropa sebagai Ksatria Theotonik pada abad ke-13, kemudian kota ini juga pernah menjadi ibukota dari Prusia (wilayah Jerman zaman dulu).Â
Sampai akhirnya status ibukota tersebut dicopot pada 1701 untuk dipindahkan ke Berlin, meski demikian Konigsberg tetap menjadi kota di wiliayah paling timur yang dimiliki Jerman pada masa itu.Â
Lalu pada 1758 Uni Soviet (Rusia zaman dulu) sempat mengambil alih Konigsberg, tapi itu tidak bertahan lama hanya 4 tahun Soviet menguasai Konigsberg.Â
Setelah itu kota ini kembali menjadi milik Jerman sebagai kawasan yang sangat vital sampai akhir perang dunia 2 pada 1944, kemudian pada bulan Agustus 1944 2,6 juta penduduk Jerman di kota ini dievakuasi.Â
Mengutip dari Official Visitor Guide to Kaliningrad dalam bab artikel History, dijelaskan bahwa hal itu disebabkan karena serangan besar Soviet pada masa akhir perang dunia 2.Â
Puncaknya terjadi pada bulan Oktober 1944 dimana ribuan pasukan Soviet berhasil memasuki wilayah Prusia Timur itu, peperangan sengit terus berlanjut sampai pertengahan April 1945.Â
Peristiwa paling penting dalam pertempuran ini adalah menyerahnya Konigsberg terhadap Soviet pada 9 April 1945, membuat sepertiga wilayah kota ini menjadi milik Soviet.
Hancurnya Konigsberg
Situasi menjadi semakin kacau ketika serangan bom besar-besaran dari tentara Inggris dan Soviet akibat serangan tersebut, kota Konigsberg hancur lebur menjadi puing-puing dari sinilah setelah perang dunia 2 berakhir pihak pemenang dapat menentukan pembagian wilayah kota ini.Â
Lalu akhirnya disepakati bahwa seluruh wilayah Jerman yang berada di timur, diberikan kepada Polandia dan Uni Soviet.
Wilayah itulah yang kemudian diberi nama Prusia Timur yang juga dibagi ke dalam 3 kawasan, kawasan selatan diberikan kepada Polandia dan kawasan utara dikuasai oleh Soviet.Â
Sejak dikuasai Uni Soviet nama kota ini diubah menjadi 'Kaliningrad' sebagai penghormatan kepada seorang pahlawan Soviet bernama Michael Kalini, lalu penduduk Jerman yang belum sempat mengungsi, akhirnya dipindahkan secara paksa ke  Jerman Timur oleh pemerintah Soviet.Â
Akhirnya Kaliningrad sepenuhnya dihuni oleh orang-orang Rusia dan Ukraina yang saat itu merupakan 2 kelompok politik terkuat di Uni Soviet, di akhir perang dingin tepatnya pada 1990 Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu, kemudian kekaisaran Uni Soviet akhirnya runtuh dan terpecah-pecah menjadi banyak negara.Â
Mengutip dari Baltic Worlds dalam artikel berjudul 'KONIGSBERG, THE CITY THAT WITHSTOOD DESTRUCTION' dijelaskan bahwa ada sebuah buku karya Jurgen Manthey.Â
Dimana buku tersebut mengisahkan satu cerita sejarah yang cukup kontroversial, di sana dijelaskan bahwa Konigsberg telah ada sejak 750 tahun yang lalu dan pada 1944 kota ini telah hilang karena hancur akibat perang.Â
Jadi intinya Konigsberg sudah tidak ada ketika Soviet berkuasa, kota ini diubah menjadi sebuah kota baru bernama Kaliningrad pada 1946.
Kaliningrad: dari Uni Soviet ke Rusia
Meski Uni Soviet telah runtuh dan terpecah menjadi banyak negara Kaliningrad juga terjepit dengan negara-negara eropa lain, kota ini tetap menjadi bagian dari Federasi Rusia sebagai warisan dari Soviet.Â
Kemudian pada 2010 salah satu majalah Jerman memberitakan bahwa ada masa dimana Uni Soviet mengembalikan Kaliningrad kepada Jerman yaitu pada 1990, pada tahun itu pasca perang dingin Jerman sedang berusaha bersatu kembali.Â
Namun Michael Gorbachev Presiden Uni Soviet saat itu tidak mengizinkannya, karena menurut beberapa pemimpin negara yang terlibat konflik perang dingin pada masa itu, jika Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu bisa terjadi perang yang lebih besar.Â
Karena wilayah Kaliningrad saat itu sebagian sudah dikuasai oleh Polandia yang pro Blok Barat, sedangkan sebagian lain masih dikuasai Uni Soviet sebagai pemimpin Blok Timur.Â
Mengutip dari BBC News dalam artikel 'Kaliningrad Profile' dijelaskan, sejak Polandia dan Lithuania 2 negara yang menjepit wilayah Kaliningrad itu bergabung dengan Uni Eropa pada 2004, tidak mungkin bagi warga Rusia maupun turis berpergian tanpa melintasi kawasan wilayah milik Uni Eropa.Â
Sehingga terjadi konflik antara Rusia dan Lithuania, meneganai sistem transit bagi para turis yang ingin pergi dari Ruisa ke Kaliningrad dan kebijakan imigrasi.Â
Kaliningrad memliki peran yang sangat penting bagi Moskow karena posisinya sangat strategis, sehingga digunakan sebagai pelabuhan armada laut tempur Rusia dan menjadi satu-satunya pelabuhan Rusia yang tidak diselimuti es.  Â
Jerman Tidak Lagi Menginginkan Kaliningrad
Setalah Jerman bersatu pasca perang dingin ternyata tidak seperti yang dikhawatirkan para pemimpin negara eropa saat itu, Jerman sama sekali tidak berusaha merebut kembali wilayah Kaliningrad atau melakukan pemberontakan kepada negara barat.Â
Bahkan Rusia sempat menawarkan sebagian wilayah Kaliningradi kepada Jerman, karena bagaimapun Jerman adalah etnis pertama yang menghuni kota tersebut sebelum mereka.Â
Namun Jerman menolaknya karena mereka telah membuat sebuah perjanjian, bahwa Jerman yang kini bersatu adalah yang dulunya Jerman Barat dan Jerman Timur sehingga mereka tidak bisa mengambil wilayah lain.Â
Mengutip dari Inyourpocket.com, dalam artikel berjudul 'Kaliningrad History' dijelaskan bahwa kembali pada masa akhir perang dunia 2.Â
Kaliningrad pernah hancur lebur pada akhir perang dunia 2 tepatnya 1944, ini karena serangan besar-besaran yang dilakukan tentara Inggris dan Soviet  bahkan invasi ini mengakibatkan rusaknya bangunan-bagunan suci dan bersejarah.Â
Dimana 2 diataranya adalah Katedral Konigsberg dan Istana Konigsberg, tentara Uni Soviet berhasil menghancurkan kota tersebut dan menciptkan kepanikan bagi warganya.Â
Membuat ribuan orang Jerman yang tinggal di Kaliningradi saat itu, terpaksa harus mengungsi ke wilayah Jerman Barat puncak dari serangan pasukan yang diberi julukan Red Army itu adalah Januari 1945.Â
Selama kurang lebih 1 tahun itu, Jerman mati-matian berusaha mempertahankan Kaliningrad mereka membuat dan menjaga sebuah jalur rahasia untuk warga sipil Jerman yang akan diungsikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI