Apa Itu Psikopat?
Secara umum Psikopat adalah sebutan untuk seseorang yang memiliki gangguan mental dengan ciri-ciri kurangnya empati terhadap orang lain atau bahkan tidak sama sekali, jarang atau tidak pernah merasa bersalah dengan keburukan yang dilakukannya kepada orangg  lain, dan tidak mau atau tidak peduli dengan tanggung jawab sosialnya.Â
Seorang Psikopat memiliki kecenderungan berperilaku anti sosial, suka menipu, dan bersikap jahat kepada orang lain tanpa merasa bersalah ataupun menyesal akan hal itu.Â
Psikopat juga cenderung mengabaikan norma sosial, tidak memikirkan akibat atau konsekuensi dari perbuatnnya, dan kurang merencanakan masa depan dengan baik.Â
Dalam buku 'Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders' (DSM 5) yang dibuat oleh Asosiasi Psikiatri Amerika, dijelaskan bahwa Psikopat adalah bagian dari gangguan kepribadian anti sosial (anti sosial personality disorders).Â
Tapi di sisi lain seorang Psikopat kebanyakan memiliki pendidikan dan karir yang bagus, mereka punya kemampuan bernegosiasi yang baik dan membangun hubungan dengan orang lain.Â
Mengutip dari hellosehat.com orang psikopat tidak peduli dengan perasaan orang lain, meskipun di satu sisi mereka cerdas namun soal moral dan etika mereka rusak.Â
Harus dpahami juga bahwa Psikopat adalah gangguan mental yang tidak sering terjadi pada banyak orang, tidak semua orang yang punya perilaku anti sosial itu Psikopat jadi tidak bisa langsung disimpulkan seperti itu.Â
Seseorang bisa dipastikan Psikopat hanya oleh professional, dalam hal ini adalah Psikolog atau Psikiater yang benar-benar memahami ilmu tentang kesehatan mental. Â
Â
Ciri-Ciri Psikopat
Sebelumnya telah dijelaskan tentang 3 ciri umum dari seorang Psikopat sekarang kita akan masuk ke pembahasan spesifik bagaimana ciri-ciri tersebut, terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya terhadap orang lain.
- Kurang empati: Psikopat sulit atau bahkan tidak bisa memahami perasaan orang lain mereka cenderung cuek dengan apa yang dirasakan orang lain, misalnya ketika dia melihat atau mengetahui orang lain sedang bersedih, dia memilih acuh dan mengabaikannya bahkan bisa menghakimi perasaan orang tersebut (judge mental).
- Tidak merasa bersalah: seorang Psikopat sering tidak merasa bersalah atau malu atas tindakan jahat yang dilakukannya, contohnya ketika dia mencelakai atau membunuh orang lain ia sama sekali tidak merasa bersalah bahkan senang akan perbuatannya itu.
- Manipulatif: Psikopat punya kemampuan hebat dalam bernegosiasi untuk memanipulasi atau menipu orang lain demi keuntungan pribadi, contohnya saat dia berbisnis tidak ragu untuk berbohong kepada calon pembelinya, dengan menyampaikan informasi palsu yang menjatuhkan pesaing bisnisnya agar si pembeli mau membeli barang/priduknya.
Jika dibahas lebih mendalam Psikopat juga punya pola pikir yang berbeda dari orang-orang normal pada umumnya, pola pikir tersebut membentuk sebuah motif atau tujuan hidup yang terkesan kejam bagi orang lain.Â
Mengutip dari Liputan 6 Penulis buku 'The Bully's Trap' Andrew Faas menjelaskan ciri khas seorang Psikopat adalah sifat sadisnya, Psikopat memiliki kemampuan memotivasi orang lain dengan rasa takut bukan hormat.Â
Sebagai pemimpin dalam dunia kerja ia sangat agresif dan keras, namun kerasnya itu sifatnya menghancurkan orang lain bukan membangun jadi sekilas Psikopat bisa terlihat sebagai sosok pemimpin yang tegas.
Cara Psikopat Menipu Orang
Di poin ketiga penjelasan sebelumnya telah dibahas bagaiman seorang Psikopat yang selalu berusaha memanipulasi atau menipu orang lain, memang seseorang dengan gangguan mental Psikopat sangat pandai dalam berkata-kata dan bernegosiasi.Â
Kemampuan berbicaranya itu ia gunakan untuk memanipulasi orang lain, agar dia mendapatkan keuntungan atau sesuatu yang dinginkan karena Psikopat juga tidak peduli dengan kepentingan orang lain.Â
Ini adalah 3 cara yang paling umum digunakan oleh seorang Psikopat dalam menipu orang lain:
- Pesona dan daya tarik: Psikopat menggunakan daya tariknya untuk menarik perhatian orang lain dan membuatnya terkesan, dia bisa terlihat sangat cerdas, berkarisma, dan meyakinkan sehingga banyak orang yang terpesona dengannya.
- Memanfaatkan emosi: seorang Psikopat mampu menggunakan emosi orang lain khususnya rasa takut, khawatir, atau perasaan bersalah dengan tujuan mengendalikan orang tersebut, ia tidak segan-segan mengancam akan menyebarkan informasi pribadi atau rahasia orang lain agar dapat mengendalikan orang tersebut.
- Empati palsu: Psikopat juga sering pura-pura peduli atau empati dengan masalah yang dialami orang lain, namun semua kepedulian itu dilakukan agar orang tersebut percaya dengannya dan sewaktu-waktu ia akan memanfaatkan kepercayaan itu untuk menipu. Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya Psikopat itu tidak punya empati, kalau ia terlihat sangat empati dengan orang lain itu semua palsu.
Susan Whitebourne Psikolog asal Amerika menjelaskan bahwa Psikopat tidak pernah menganggap sifat dan perbuatan jahatnya sebagai masalah, hal ini dibuktikan dengan keberaniannya dalam melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.Â
Megutip dari Psycholgy Today Susan menambahkan, 'Psikopat akan menunjukan betapa berani dan tidak kenal takutnya ia dihadapan orang lain agar dapat mendominasi atau mengontrol orang lain.'
Psikopat dan 2 Temannya
Perilaku Psikopat ini tidak sendirian sebagai penyakit atau gangguan mental ada 2 sifat lain yang begitu mirip dengan Psikopat yaitu Sosiopat dan Narsistik, pada dasarnya ketiganya sama-sama gangguan atau penyakit mental.Â
Mereka punya banyak kesamaan tapi juga memiliki perbedaan pada kondisi dan poin-poin tertentu, Psikopat adalah orang yang punya kecenderungan melawan norma sosial dan tidak punya empati atau rasa bersalah atas kejahatan yang dilakukan.Â
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Psikopat ini sangat manipulatif, pandai dalam bernegosiasi namun itu dilakukan untuk memanipulasi orang lain.Â
Seorang Psikopat tidak merasa takut atau cemas seperti orang pada umumnya, dia bisa telihat sangat berwibawa dan pintar dalam menyakinkan orang lain untuk kepentingannya.
- Sosiopat (Sociopath): sekilas memang mirip seperti Psikopat tapi Sosiopat ini lebih berkaitan dengan faktor lingkungan dan pengalaman buruk, singkatnya seorang Sosiopat itu terbentuk dari lingkungan sosial yang buruk bisa jadi dia pernah dibully, mengalami kekerasan oleh orang tuanya sendiri, dilecehkan dan sebagainya. Jadi Sosiopat adalah korban dari perlakuan buruk atau jahat dari orang lain di masa lalu, sehingga karakternya terbentuk menjadi orang yang menganggap bahwa menjadi jahat itu wajar.
- Narsistik: sedangkan yang satu ini adalah sifat seseorang yang memiliki anggapan berlebihan tentang dirinya sendiri, kalian tentu sering mendengar istilah narsis kan? Ungkapan itu berasal dari gangguan mental Narsistik ini. Dimana orang yang memiliki gangguan mental ini  memiliki obsesi tinggi untuk diakui atau dikagumi orang lain, ia juga menganggap bahwa dirinya adalah yang terbaik, terkeren, terhebat dan sebagainya sedangkan orang lain tidak sehebat dirinya.
Indra Pramesti Jurnalis CewekBanget.id menjelaskan pada dasarnya orang Psikopat, Sosiopat, dan Narsistik jika dilihat sekilas memiliki tampilan dan kebiasaan yang sama, seperti berpakaian rapi, cara berbicara yang meyakinkan, mudah bergaul, dan pandai mempengaruhi orang lain.Â
Mereka bisa saja adalah teman kantor atau kampus  kalian, sahabat kalian, pacar kalian, atau diri kalian sendiri.Â
Meski demikian perlu dipahami bahwa yang berhak menyimpulkan bahwa seseorang itu Psikopat, Sosiopat, atau Narsistik hanyalah Psikolog/Psikiater jadi kita tidak bisa langsung menilai seseorang itu Psikopat kita hanya harus bersikap waspada.
Psikopat Tidak Sejahat di Film
Setelah pembhasan sejauh ini dan memahami ciri-ciri sampai kebiasaan orang Psikopat tentu muncul pertanyaan berarti orang Psikopat ini bahaya banget dong ya? Kita tidak perlu takut berlebihan kepada orang Psikopat.Â
Selama ini kita disuguhkan dengan penggambaran Psikopat dari film-film horror dimana Psikopat digambarkan sebagai orang sadis, hobi membunuh orang, sampai memotong-motong tubuh korbannya.Â
Di dunia nyata memang ada kasus seperti itu tapi konsep Psikopat ini sendiri sangat luas, dmulai dari hal yang sederhana seperti berbohong dan menipu jika itu menjadi sebuah kebiasaan, maka seseorang perlahan-lahan akan menjadi Psikopat.Â
Melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, mencelakai orang lain dan tidak menyesal akan hal itu bahkan merasa senang, itu juga Psikopat namun tidak separah seperti yang dilakukan pembunuh berantai.Â
Jadi yang harus kita lakukan adalah selalu mengevaluasi diri sendiri agar tidak melakukan hal yang merugikan orang lain, mementingkan diri sendiri, dan selalu berusaha berbuat baik pada orang lain.Â
Jika bertemu dengan seseorang yang menunjukan ciri-ciri Psikopat kita harus segera menyadari itu dan menghindar, agar kita tidak menjadi korban rencana jahatnya Psikopat di luar sana memang berbahaya, tapi yang lebih berbahaya adalah Psikopat yang hidup di dalam diri kita sendiri. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H