Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis & Konten Kreator Multi Talenta

Melihat berbagai peristiwa dari berbagai manusia dan berbagai sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Kuli Biasa, Mereka adalah "Kuli Jawa"

1 Juni 2023   13:50 Diperbarui: 1 Juni 2023   16:17 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kopi, rokok, dan gorengan sudah kau suguhkan, 

di saat itulah rumah impianmu akan ku wujudkan.

Ada Apa dengan Kuli Jawa?

Kalimat di atas adalah salah satu quotes tentang kekuatan kuli jawa yang banyak beredar di media sosial khususnya di akun-akun meme, selama beberapa tahun ini meme humor tentang kuli jawa menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas. 

Bagaimana para kuli jawa bisa terkesan sangat terampil dan kuat?, bagaimana mereka dapat membuat sebuah bangunan yang kokoh?, sampai mengapa mayoritas kuli bangunan adalah orang jawa?. 

Semua itu akan dibahas lengkap di artikel ini, karena 'berikan aku secangkir kopi niscaya akan ku bangun negeri ini' itu juga salah satu quotes humor tentang kuli jawa. 

Sudah menjadi hal yang umum di seluruh penjuru pulau di Indonesia, bahwa para pekerja proyek (kuli) yang berhasil membangun bangunan-bangunan yang indah dan megah mayoritas adalah orang jawa. 

Jika melihat gedung-gedung tinggi di perkotaan maka yang terlintas di pikiran, adalah para kuli jawa yang setiap hari tidak kenal lelah membangun setahap demi setahap didampingi kopi dan rokok, sebagai asupan pemacu semangat mereka. 

Mengutip dari channel Youtube Asumsi di video yang berjudul Kerah Biru: Bersama Kuli Membangun Negeri, salah satu kuli yang menjadi narasumber mengatakan menjadi kuli adalah soal kesiapan, jika belum siap maka tidak akan bisa menjadi kuli professional. 

Narasumber lain menyatakan kunci dari sebuah bangunan yang kuat adalah dari fondasinya atau dasarnya, ada juga kebiasaan dari para kuli jawa adalah menggantung minuman es di dalam bungkus plastik dengan paku sebagai gantungannya. 

sumber: Liputan6.com (meme quotes kuli jawa)
sumber: Liputan6.com (meme quotes kuli jawa)

Paku, Es, dan Tembok

Paku yang mereka gunakan sebagai gantungan minuman es itu ditancapkan di tembok karena apabila menggunakan gelas atau cangkir yang diletekan di bawah, akan mudah tumpah karena tertendang atau tersenggol. 

Narasumber pertama ada Mas Jafar yang berasal dari Purwodadi Jawa Tengah ia mengatakan bahwa umumnya kuli bangunan atau tukang, berasal dari Kudus dan Purwodadi khususnya mereka yang bekerja di proyek-proyek besar. 

Karena menurutnya kuli-kuli yang bukan berasal dari Jawa Tengah, biasanya bekerja asal-asalan tidak sebaik dan serapi kuli-kuli dari Jawa Tengah. 

Narasumber kedua ada Mas Hartono dari Purwodadi sama seperti Mas Jafar yang sudah bekerja sebagai kuli proyek selama kurang lebih 20 tahun, ia menyatakan karakter kuli jawa yang pekerja keras, terbentuk dari filosofi orang jawa dimana laki-laki adalah tulang punggung yang harus kuat menopang beban. 

Karena itu mereka begitu gigih dalam membangun bangunan yang kokoh dan megah, sebagaimana tulang punggung yang harus kuat menopang beban kehidupan. 

Kembali ke Mas Jafar beliau mengatakan bahwa dirinya belajar menjadi kuli professional dengan langsung praktek, artinya langsung belajar dengan bekerja (learning by doing) tidak ada sekolah untuk menjadi kuli yang hebat. 

Beliau juga menceritakan bahwa dirinya sudah mulai ikut bekerja di proyek bangunan, sejak lulus SD dimana belaiu pergi merantau ke Jakarta yang mulanya ia bekerja sebagai kernet bus. 

Kemudian ada salah satu temannya yang mengajaknya ke sebuah proyek bangunan, dari sana beliau melihat cara kerja para kuli bangunan dan mulai belajar dari situ.

Job Desk Para Kuli

Mas Jafar menjelaskan bahwa setiap tukang atau kuli bangunan pasti memiliki skill dan keterampilan masing-masing, misalnya kuli bagian memotong keramik, bagian plester semen tembok dan lain-lain jadi setiap kuli punya tugas (job desk) masing-masing. 

Ada juga kuli yang bertugas membawa barang atau material bangunan, di sisi lain Mas Hartono menyampaikan bahwa mereka bisa menjadi kuli karena belajar dari kuli-kuli sebelumnya. 

Bisa dikatakan para kuli mempelajari skil mereka secara turun-temurun, para kuli senior pasti mengajarkan skil pertukangan pada kuli-kuli muda. 

Mas Hartono juga menceritakan bahwa dirinya sebelum menjadi kuli juga merupakan seorang kernet bus sama seperti Mas Jafar, kemudian belajar dari para kuli senior mengenai cara-cara menjadi kuli profesional. 

Sama dengan pelajaran di sekolah yang punya rumus-rumus matematika menjadi kuli, untuk membangun sebuah bangunan yang kuat dan kokoh juga ada rumusnya begitu kurang lebih ungkap Mas Hartono. 

Praktek menjadi seorang kuli profesional memerlukan waktu dan proses, namun seiring berjalan waktu seorang kuli profesional, pasti akan memahami rumus atau cara membuat sebuah bangunan yang bagus dan tidak asal-asalan. 

Mas Hartono menambahkan seorang kuli setidaknya harus tahu mana bagian siku bangunan, cara membuat setiap siku bangunan lurus/sejajar, membuat siku bangunan yang tadinya miring menjadi lurus semua itu ada rumus dan perhitungannya.

Struktur & Standar Bangunan

Terkait struktur bangunan bagian bawah Mas Jafar menjelaskan bahwa itu ditopang oleh yang mereka sebut dengan istilah pancangan yang dibuat dari cor manual, berbentuk seperti cakar ayam, setelah cor cakar ayam dipasang kemudian dilapisi beton dari campuran semen dan pasir. 

Ini letaknya ada di bawah bangunan tertutup oleh tanah, dengan kata lain ini adalah bagian bangunan yang paling dasar. 

Perbedaan kulaitas sebuah bangunan dijelaskan oleh Mas Hartono bisa dilihat dari keterbatasan bahannya, umumnya capuran pasir, semen, ukuran besi cor bangunan juga berpengaruh pada kulaitas bangunan. 

Adukan semen pada tembok bangunan, komposisi semen, semen yang dicampur kapur juga berpengaruh terhadap kualitas bangunan, Mas Harotono menyatakan bagus tidaknya sebuah bangunan, bisa dilihat dari temboknya saat diketok apakah padat atau tidak. 

Mas Jafar menambahkan untuk mengurangi komposisi penggunaan semen biasanya dengan dicampur kapur, tapi cara seperti itu membuat tembok plesteran menjadi empuk dan tidak kuat sehingga mudah rontok. 

Padahal umur bangunan baru beberapa tahun bahkan baru satu tahun, namun temboknya sudah rapuh karena terbuat dari bahan campuran semen dan kapur. 

Oleh sebab itu pekerjaan para kuli diawasi oleh mandor karena jika tidak pasti ada saja kuli yang curang, artinya bekerja secara asal-asalan seperti membuat tembok plesteran dari campuran semen dan kapur tanpa izin. 

Setiap proyek pasti ada pelakasana atau mandor yang bertugas mengkoordinir para kuli, kemudian ada pengawas proyek yang biasanya dari pengelola properti karena kalau tidak para pekerja bisa bekerja asal-asalan.

Membangun Rumah & Jam Kerja

Kalau ingin membangun rumah yang bagus dan kuat harus dari nol artinya harus membangun di satu lahan yang kosong begitu ungkap Mas Hartono, karena membuat rumah dari nol mereka bisa membuat fondasi yang pas dan ukuran besi yang sesuai untuk rumah. 

Mas Jafar menambahkan ketika membangun sebuah rumah dari nol mereka merasa puas, berbeda dengan apabila membeli rumah lama lalu ditugaskan untuk merenovasi. 

Karena mereka tidak tahu kondisi bangunan rumah lama itu dari dalam, misalnya rumah lama yang temboknya sudah berlubang-lubang akan sulit untuk dibenahi, akhirnya mereka harus merobohkan semuanya dan membangun ulang tembok yang baru ini yang memakan waktu lama. 

Pada saat diwawancarai oleh Tim Asumsi Mas Jafar dan kawan-kawan sedang membangun sebuah rumah 2 lantai, kurang lebih Mas Jafar dikontrak untuk mengerjakan proyek terebut selama satu tahun. 

Beliau dan teman-temannya dibayar 2 minggu sekali dan sebagai kuli, mereka juga punya kebutuhan lain yang itu semua ditanggung oleh mandornya seperti rokok dan kopi. 

Jam kerja mereka mulai dari jam 8 pagi, jam 12 siang istirahat,  lanjut jam 1 siang sampai jam 6 sore, lanjut kerja jam 7-10 malam. 

Mas Hartono menjelaskan untuk proyek harian, mereka mendapatkan upah kurang lebih 500 ribu per-hari sedangkan Mas Jafar bercerita untuk proyek borongan, dalam satu bulan ia bisa mendapatkan upah 2,5-3 juta. 

Skill yang harus dimiliki seorang kuli profesional menurut Mas Jafar minimal adalah molester atau ngaci, itu adalah istilah di dunia pertukangan yang artinya mengaduk semen dan menyemen tembok.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun