Pertemuan Tanpa Sengaja
Saat ini jagat media sosial begitu ramai memperbincangkan sebuah Band dari Inggris yang sangat terkenal dari tahun 2000an sampai sekarang, mereka adalah Coldplay Band alternatif pop yang satu ini diketahui akan segera menggelar konser di Indonesia 15 November nanti.Â
Sekarang mari kita cari tahu perjalanan musik Coldplay sampai bisa sesukses sekarang, tidak bisa dipungkiri memang lagu-lagu Coldplay begitu mudah diterima oleh berbagai kalangan, musik yang indah, lirik yang relevan dengan dinamika kehidupan, seolah mewakili keluh kesah para pendengarnya di seluruh dunia.Â
Kisah mereka diawali ketika Chris Martin (Vokalis Coldplay) bertemu dengan Johny Buckland (Gitaris), bertemu di University College London (UCL) untuk pertama kalinya.Â
Mengutip dari Channel Youtube Alraniry yang berjudul Sejarah Coldplay mereka berdua dipertemukan pada September 1996, kedua sahabat itu menghabiskan sisa tahun mereka memikirkan untuk membuat sebuah Band.Â
Awalnya mereka membuat Band Duo dan memberinya nama 'Pectoralz', kemudian Guy Berryman (Basist) yang saat itu juga teman sekelas mereka bergabung ke dalam grup tersebut.Â
Baru pada 1997 mereka mengubah namanya menjadi 'Starfish' dan mulai tampil di pertunjukan kecil di klub-klub malam, lalu Chris menarik teman sekelasnya Phill Harvey (Manajer) untuk bergabung ke grupnya itu.Â
Formasi akhirnya lengkap ketika Will Champion masuk untuk mengisi posisi Drumer, diketahui awalnya Will tidak bisa bermain Drum karena mulanya ia adalah seorang Pianis.Â
Dari sini mereka mengganti naman Band mereka dengan 'Coldplay' terinspirasi dari seorang anak kecil, bernama Tim Chrompton seorang Siswa yang ditemui Chris di London.
Lagu Pertama & Awal Karir
Coldplay merilis single perdana mereka pada 1998 yang berjudul 'Safety' mereka membuat 500 eksemplar dan menjualnya kepada label rekaman, ada juga yang dijual ke publik untuk bisa didengarkan langsung.Â
Desember 1998 Coldplay diajak bergabung oleh Fierce Panda salah satu perusahaan label musik di Inggris, bersama mereka Coldplay membuat single berjudul 'Brohers & Sisters' pada Februari tahun 1999.Â
Kemudian di tahun itu juga mereka menanda tangani kontrak dengan Parlophone untuk 5 album, lalu mereka membuat single kedua yang berjudul 'The Blue Room' dan menjualnya sebanyak 5000 eksemplar.Â
Single ketiga mereka buat tidak lama setelah itu berjudul 'Bigger Stronger' dan diputar di Radio BBC, untuk pertama kalinya ini sekaligus menjadi debut mereka di Radio.Â
Pastinya kalian umumnya tidak mengenal judul-judul lagu Colplay yang disebutkan di atas, karena itu semua adalah lagu-lagu yang mereka buat sebelum mereka terkenal seperti sekarang.Â
Perjalanan mereka begitu panjang terhitung dari tahun 1997 sampai sekarang menjadi Band kelas dunia, tentunya semua yang mereka lalui tidak semulus dan semudah yang terdengar.Â
Konflik internal antara sesama anggota kerap kali muncul dalam perjalanan musik Coldplay, salah satu yang terparah adalah saat proses rekaman 'The Blue room' mereka terlibat perselisihan, yang membuat Will Champion, sempat dikeluarkan dari Band namun Chris memintanya untuk kembali.Â
Sebagaimana manusia biasa personil Coldplay juga sering berbeda pandangan mengenai banyak hal, masalah-masalah yang menimbulkan pertengkaran juga sering dialami oleh mereka.
Komitmen & Terus Berkarya
Dari sana Coldplay yang dipimpin oleh Chris sebagai personil terlama berkomitmen menjadi tim yang demokratis bagi setiap personilnya, mereka juga berkomitmen akan memecat siapapun di dalam tim yang terbukti menggunakan obat-obatan terlarang.Â
Pada awalnya Coldplay ingin membuat album pertama mereka di tahun 1999, mereka mengira satu album akan selesai dalam 2 minggu namun karena tour dan jadwal manggung yang padat, proses pembuatan album berlangsung selama 7 bulan dari September 1999-April 2000.Â
Setelah 2 single sebelumnya akhirnya mereka berhasil membuat salah satu lagunya, menduduki Top 40 lagu hits di MTV lagu itu adalah 'Shiver' yang dirilis pada Maret tahun 2000, merupakan salah satu lagi dari album Parachute.Â
Lagu ini perlahan terus naik ke posisi 35 di UK Top Chart momen bersejarah dalam perjalanan Coldplay adalah pada Juni tahun 2000, mereka melakukan tur nasional pertama dan tampil di pertunjukan-pertunjukan besar di festival musik.Â
Di momen itu juga Band alternatif pop ini merilis sebuah single yang berjudul 'Yellow', lagu ini adalah yang pertama berhasil masuk ke posisi 5 besar di UK single chart dan terus naik sampai posisi 4.Â
Hal lain yang membuat lagu ini berkesan adalah video klipnya yang menampilkan Chris, sedang berjalan di tepi pantai saat hari masih gelap kemudian ia bernyanyi sambil berjalan, dalam satu video dengan durasi 4 menit itu diperlihatkan hari yang perlahan menjadi terang dan semakin benderang.Â
Selain itu liriknya yang begitu indah dan terkesan romantis, membuat 'Yellow' menjadi lagu yang cocok bagi anak-nak muda melankolis yang sedang jatuh cinta.
Album Awal Kesuksesan
Album Terlaris pertama Coldplay adalah 'Parachute' yang mereka rilis pada 10 Juli tahun 2000 bahkan album satu ini berhasil menduduki peringkat pertama, berdasarkan UK Album Chart di tahun selanjutnya Parlophone merilis 3 Single dari album tersebut.Â
Yakni Shiver, Yellow, dan Trouble yang berhasil masuk ke posisi 28 dalam chart lagu Alternatif Pop Amerika.Â
Pada Desember tahun 2001 mereka merilis sebuah album terbatas berjudul Mince Spies, CD dari album ini bersi lagu remix dari Yellow dan lagu natal, berjudul 'Have Yourself a Merry Little Christmast'.Â
Dibuat dalam 1000 eksemplar khusus untuk pengemar mereka setelah berhasil di Eropa Band asal Britania Raya ini, melebarkan sayap ke Amerika Utara dan memulai tur di sana yang diberi nama 'US Club Tour' pada tahun 2001.Â
Di acara penghargaan 'Brit Award 2001' Coldplay mendapat penghargaan, 'Best English Album' dan di 'Grammy Award' mereka mendapatkan penghagaan Album Musik Alternatif terbaik tahun 2002.Â
Chris sendiri mengungkapkan bahwa perjuangan mereka, mulai terasa hasilnya setelah merilis 'Parachute' mereka meningkat dari Band lokal biasa menjadi Band Internasional.Â
Setelah sukses dengan single pertama mereka pulang ke Inggris, untuk membuat album kedua mereka yang bertajuk 'A Rush of Blood to the Head'.Â
Coldplay memilih Liverpool sebagai tempat mereka melakukan proses rekaman beberapa lagu dari album ini, lagu pertamanya adalah 'In My Place' yang menurut Chris adalah alasan utama Coldplay membuat album kedua.Â
Selain itu album ini juga melahirkan 3 single yang populer yakni In My Place, Clocks,dan The Scientist, 'Rush of Blood to the Head' dirilis pada Agustus tahun 2002.
  Â
Coldplay Sekarang
Perjalanan Coldplay memang begitu panjang dan penuh dengan lika-liku yang tidak dapat semuanya dituangkan ke dalam tulisan artikel ini, kini Coldplay menjadi salah satu Band yang dikenal di berbagai negara dan seluruh pecinta musik di dunia.Â
Hal ini terbukti dengan tur dunia yang sedang mereka jalani sejak Mei tahun ini, Indonesia menjadi salah satu yang ada di dalam list negara yang akan mereka datangi dalam tur ini November nanti.Â
Tur dunia ini merupakan bagian dari project 'Music of the Spheres', nama ini juga merupakan sebuah album terbaru yang mereka rilis pada 2021 lalu.Â
Rangkaian acara tur dunia ini dilaksanakan di 3 benua yakni Eropa, Amerika, dan Asia, negara-negara Eropa yang mereka kunjungi di antaranya ada Spanyol, Italia, dan Swiss.Â
Di Amerika ada Amerika Serikat dan Kanada kemudian di Asia ada Jepang, Taiwan, Indonesia, Malaysia dan masih banyak negara-negara lainnya.Â
Namanya tur dunia pastinya sangat banyak negara yang dikunjungi, ini menunjukan bahwa musik Coldplay begitu dinikmati oleh seluruh pecinta musik di dunia.Â
Kehadiran mereka begitu dinanti-nanti oleh penggemarnya di berbagai penjuru dunia, lirik-lirik lagu mereka yang begitu bersahabat dengan semua kalangan, relevan dengan perjalanan cinta dan kehidupan.Â
Membuat Coldplay memiliki tempat di hati setiap pendengarnya karena lagu-lagu mereka, seolah menjadi teman dalam perjalanan hidup setiap orang yang mendengarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI