Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Hidup Santuy ala Taoisme

21 Januari 2023   22:55 Diperbarui: 25 Januari 2023   17:56 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from: Tribun Jabar

Pengantar

Setiap manusia tentunya memiliki kesibukan masing-masing dalam kehidupannya sehari-hari sejak kecil, kita ditanamkan tentang pentingnya cita-cita setinggi langit dan kerja keras untuk meraih cita-cita tersebut. 

Nilai-nilai yang ditanamkan dari keluarga kita sejak dini cenderung mengajarkan tentang keuletan dan tekad yang kuat, dalam menjalani sesuatu terutama yang sudah menjadi kewajiban kita, mulai dari sekolah, kuliah hingga berkarir. 

Masyarakat dengan nilai-nilai sosialnya menuntut setiap orang untuk rajin dan ambisius, dalam menjalani semua hal tadi secara langsung maupun tidak langsung. 

Dalam pendidikan sejak di bangku SD kita diajarkan untuk rajin belajar, semangat dalam mengejar mimpi, dan pantang menyerah berjuang untuk meraih mimpi atau cita-cita kita. 

Namun tahukah kalian bahwa ada konsep/aliran pemikiran yang berlawanan dengan nilai-nilai yang dijelaskan sebelumnya?, aliran pemikiran ini dalam Filsafat dikenal dengan Taoisme. 

Singkatnya artikel ini akan membahas mengenai filosofi hidup santai atau santuy (dalam bahasa zaman  now) dari aliran Taoisme, sebagai sisi lain dari nilai yang selama ini ditanamkan mengenai pentingnya ambisi dan kerja keras. 

Bukan bertujuan untuk membenarkan kemalasan karena malas dan santai itu berbeda, kita manusia memang harus bekerja keras dalam hidup namun ada saat-saat tertentu bagi kita untuk santai/santuy. 

Untuk memahami apa itu Taoisme dan kenapa kita perlu santai/santuy?, akan dijelaskan di poin-poin berikutnya di bawah.

 

Kenapa Kita Perlu Santuy?

Kata Santuy di sini adalah plesetan dari kata Santai di tongkrongan zaman now dan sebenarnya ada banyak kata-kata lain yang muncul zaman sekarang ini, untuk mendefinisikan santai atau tenang seperti selow yang kemudian dibalik jadi woles. 

Melansir dari Dilut.com dalam artikel karya Bas Hidup ini tidak selalu harus disikapi dengan serius dan menggebu-gebu, satu solusi dari permasalahan rumit dalam hidup yang sering dilupakan adalah bersikap tenang dan Santuy. 

Ketika kita dihadapkan dengan masalah yang memberatkan pikiran sikap Santuy ini diperlukan, agar kita bisa menemukan solusi dari masalah tersebut karena kadang piikiran yang tenang justru menghasilkan ide dan solusi. 

Sehingga sikap Santuy ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi masalah, juga ketika kita terlalu lelah selama ini karena sibuk menghabiskan waktu dan energi kita untuk mengejar ambisi.

Janganlah kita menjadi manusia yang mudah khawatir tentunya sangat normal bagi kita untuk merasa khawatir dan stress dalam hidup karena itu menandakan bahwa kita masih manusia. 

Namun yang menjadi masalah adalah terlalu mudah khawatir atau cemas, memikirkan suatu masalah yang berat namun kita membuatnya bertambah berat dengan berpikir berlebihan. 

Ada beberapa kasus bahkan kita temukan orang yang bunuh diri, karena merasa tidak sanggup menghadapi masalah yang menimpa dan tidak menemukan solusi.

Apa itu Taoisme? 

Taoisme selain sebagai aliran filsafat pada masanya juga dikenal sebagai agama yang juga bisa disebut dengan nama Daoisme, merupakan aliran pemikiran filosofi dari Tiongkok yang pertama kali diperkenalkan oleh Lao Tzu  pada 500 SM. 

Kemudian berkembang menjadi agama kepercayaan rakyat di pedesaan Tiongkok zaman itu, akhirnya diresmikan sebagai agama di bawah pemerintahan Dinasti Tang. 

Mengutip dari National Geogrphic Indonesia dalam artikel karya Agnes Angelros Nevio Aliran ini, tidak menekankan pada pemujaan terhadap roh leluhur tapi mempunyai 2 prinsip dasar, yakni melakukan segala sesuatu dalam hidup secara alami dan mengikuti arus. 

Kedua prinsip tersebut ditaati oleh seluruh penganutnya dan telah berlangsung selama berabad-abad, Tao meyakini filsafat tumbuh dari ketaatan pada alam dan agama yang berkembang dari keyakinan pada keseimbangan semesta yang terpelihara dan teratur. 

Agama ini meyakini kekuatan alam semesta mengalir melalui segala hal yang ada, baik yang mengikat atau melepaskan dan yang ada atau yang tiada. 

Lao-Tzu percaya pada keselarasan segala sesuatu yang terjadi dan manusia dapat hidup dengan sederhana, dengan hanya mempertimbagkan perasaan orang lain sesekali saja dan bahwa setiap manusia memiliki kepentingan yang berbeda. 

Dari Tao kita bisa belajar bahwa hidup ini sudah diatur di dalam takdir, melalui semesta atas izin Tuhan YME apapun agama/keyankinan kalian. 

Hidup ini tidak selalu harus mengejar target atau standar yang ditetapkan oleh masyarakat sekitar kita, manusia hanya perlu hidup selaras dengan alam tidak dengan persaingan antar manusia, karena setiap orang pasti memiliki kepentingannya masing-masing dalam hidup.

Kesederhanaan dan Kesabaran

Taoisme mengajarkan bahwa kesederhanaan dan kasih sayang adalah harta yang paling berharga dalam hidup terkadang hidup ini hanya butuh hal yang biasa saja, tidak perlu sesuatu atau gagasan besar untuk dapat menjalani hidup. 

Allison seorang Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Cinta yang dikutip Goodnet mengatakan, "kesederhanaan dalam tindakan dan pikiran akan menghadirkan ketenangan." 

Terkadang kita terlalu mekasakan diri untuk meraih sesuatu agar mendapat pengakuan dari orang-orang di sekitar kita, ini yang membuat seseorang menjadi ambisius dan obsesif berlebihan dalam mengejar apa yang diinginkan. 

Melansir IDN Times dalam artikel karya Kintan Ayu Sevilla hal-hal sederhana seperti hiburan, dalam bentuk apapun yang bisa membuat kita tertawa ketika kita bersedih karena kelelahan mengejar mimpi kita, pelukan hangat dari orang-orang yang kita cintai, waktu yang berkualitas bersama mereka sudah cukup untuk bahagia tanpa memiliki atau mencapai sesuatu yang luar biasa.

Kesabaran dalam Taoisme tidak berarti diam dan tidak melakukan apa-apa, namun menahan diri untuk menjaga harga diri kita dengan tidak melakukan segala sesuatu secara tergesa-gesa. 

Ketenangan adalah kunci dalam pengendalian pikiran yang baik, untuk bisa menghasilkan pemikira yang bijak dan sehat diperlukan sikap tenang. 

Taoisme mengajarkan kepada kita untuk tidak menyikapi hidup ini secara berlebihan, tidak perlu kita mengejar karir, jabatan, atau kekayaan sampai mengorbankan integritas diri dan kesehatan kita.  

Peka dan Fleksibel

Nilai ajaran Taoisme untuk menjadi manusia Santuy berikutnya adalah Kepekaan dan tidak kaku misalnya dalam keseharian kita, ada teman yang sedang membutuhkan pinjaman uang karena ia sedang mengalami musibah kehilangan dompet. 

Maka kita harus menolongnya semampu kita berapapun yang bisa kita berikan maka berikan saja, karena seperti yang dijelaskan sebelumnya Tao menanggap kebahagiaan itu sangat sederhana. 

Termasuk membantu teman yang sedang kesulitan apabila dilakukan secara tulus, maka itu bisa membuat kita bahagia karena meskipun kita tidak bisa menolongnya untuk keluar dari masalah, setidaknya bisa menunjukan bahwa kita adalah teman yang peduli dan menyayanginya. 

Mengutip dari Dadali "Pelajari 7 Prinsip Filosofi Taoisme Ini, agar Hidup Lebih Seimbang", jika ada teman kita yang sedang bersedih karena suatu masalah ya kita harus menghiburnya, bukan malah menghakimi atau menyepelekan apa yang dia alami dengan ucapan "lebay lu gitu doang!", "lu gitu masih mending, lah gw..." dan masih banyak lagi. 

Dengan kepekaan terhadap orang lain kita dapat belajar memahami mereka dan juga belajar memahami diri sendiri, karena orang-orang di sekitar kita adalah cerminan diri kita sebagai manusia biasa yang terkadang ditimpa masalah. 

Taoisme mengajarkan bahwa kenyataan hidup bisa berubah kapan saja, manusia harus bisa memahami dan menyikapi segala situasi inilah yang disebut dengan fleksibel.

Bagi Tao hidup yang tidak fleksibel hanya akan menyebabkan masalah yang merusak harmoni semesta, jadi hidup ini jangan terlalu terpaku kepada teori-teori karena kita tidak hidup untuk berteori. 

Sehingga manusia haruslah mampu menyesuaikan diri pada perubahan situasi yang terjadi dalam hidup, tidak terpaku pada teori-teori atau konsep-konsep baku yang dibuat oleh masyarakat apalagi jika sifatnya subjektif. 

Pelajaran dari Tao yang bisa kita ambil adalah hidup Santuy bukan berarti acuh terhadap orang-orang sekitar, sebaliknya justru kita harus peka dan berempati terhadap orang lain dan harus saling membantu. 

Manusia Santuy adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan keadaan, tidak melulu berpatokan pada prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang kaku dan sudah tidak relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun