Mohon tunggu...
zaskia zanubah
zaskia zanubah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sejumlah artikel tentang informasi kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Pencegahan dan Penanganan Mpox: Membangun Kesadaran Masyarakat

2 Oktober 2024   19:32 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mpox adalah penyakit sejenis cacar jika dilihat dari gejalanya, dan bukan  merupakan penyakit baru. Keduanya berbeda hanya karena virus yang disebabkan. Virus yang disebabkan oleh mpox adalah virus mpox, dan virus yang ada pada cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster. Penularannya pun berbeda, mpox ditularkan dari hewan ke manusia, sementara cacar dari manusia ke manusia.

Mpox merupakan wabah sejak 2022 yang ditularkan dari kontak hewan ke manusia, dan seiring berkembangnya, virus ini dapat menyebar dari manusia ke manusia. Kontak yang dimaksud adalah kontak erat seperti hubungan seksual. Selain itu, mpox dapat menular melalui pernapasan, bila terdapat luka pada saluran pernapasan. Berdasarkan studi kasus, mpox juga dapat menular dari ibu hamil ke janin melalui plasenta.

Virus mpox pertama kali ditemukan pada monyet yang digunakan untuk penelitian di Denmark pada tahun 1958. Kasus pertama pada manusia dilaporkan pada anak berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Meskipun eradikasi cacar berhasil pada tahun 1980, tetapi Mpox masih terus menyebar hingga di Afrika Tengah, imur, dan barat. Wabah Mpox secara global terjadi pada kurun tahun 2022-2023.

Menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes), virus mpox terdeteksi masuk ke Indonesia dengan total 88 kasus konfirmasi mpox sejak 2022 hingga Agustus 2024. Indonesia melaporkan kasus mpox pertama terjadi pada Oktober 2023 hingga Agustus 2024. Indonesia melaporkan kasus mpox lainnya

Beberapa tanda dan gejala mpox yaitu diantaranya diawali dengan sakit punggung, nyeri otot, sakit kepala, demam akut +38,5 derajat celsius, terjadi pembengkakaan kelenjar getah bening disekitar leher atau selangkangan, asthenia (kelemahan tubuh), terjadi ruam pada kulit yang muncul kemerahan,bintik,bernanah,hingga keropeng di area wajah, tangan, kaki, mulut, anus bahkan hingga alat kelamin. Meskipun mpox mempunyai daya tular yang rendah dan tidak seperti covid-19, namun masyarakat wajib selalu waspada dan memperhatikan gejala dan selalu melakukan pencegahan.

Pencegahan virus mpox, yang dapat dilakukan pertama adalah dengan memastikan pasien di isolasi menghindari kontak dengan orang lain. Yang kedua, menghindari kontak kulit dengan orang lain atau dengan hewan. Yang ketiga, melakukan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Yang keempat, konsumsi makanan yang matang dengan sempurna.  

Berdasarkan laporan "Technical Report Mpox di Indonesia Tahun 2023" yang diselenggarakan oleh Kemenkes pada 2024, gejala mpox banyak konfirmasi dari gejala lesi yang diikuti oleh demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening). Gejala lainnya yakni, nyeri tubuh, lemah, dan sakit kepala. Jangka pemulihan mpox bervariasi, yakni mulai 2-4 minggu. Jangka pemulihan paling cepat adalah 14 hari dari timbul gejala pertama.

Upaya pemerintah memfasilitasi wabah mpox ini dengan menyediakan laboratorium rujukan. Terdapat 12 laboratorium yang tersebar diseluruh negeri, yang disediakan oleh pemerintah. Lokasinya untuk Region I di Medan, Region II di Batam, dan Region III di Palembang, Region IV di Jakarta dan Pangandaran Jawa Barat, Region V di Yogyakarta dan Magelang, Region VI Surabaya. Selain itu, Regional VII di Banjarbaru, VIII Makassar, IX Maluku, X di Maluku Utara dan XI di Papua.

Pemerintah juga melakukan penyelidikan epidemiologi, pencatatan NAR, dan menginformasikan WHO soal kasus Mpox di Indonesia. Obat-obatan juga telah disiapkan untuk pasien penderita mpox. Selain itu, perawatan dilakukan tergantung parah tidaknya seorang pasien. Untuk kasus ringan, akan diminta untuk isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan tenaga kesehatan di daerah tersebut. Untuk kasus berat, akan dilakukan tindakan di rumah sakit.

Untuk masyarakat umum sebaiknya melakukan pencegahan yang efektif, seperti mencari informasi penanggulangan di internet dengan sumber yang terpercaya. Dihimbau untuk mencari berita atau informasi yang sesuai dengan kebenarannya, agar tidak menimbulkan infomasi palsu atau hoax. Diharapkan masyarakat tidak berkontak langsung dengan hewan, terutama masyarakat yang mempunyai mata pencaharian pada peternakan, agar lebih waspada. Yang terpenting, masyarakat melakukan PHBS, karena itu adalah salah satu upaya penvegahan berbagai macam penyakit.

KATA KUNCI : Kasus, Mpox, Virus

DAFTAR PUSTAKA

Astasari. 2022. Mengenal Gejala Mpox. https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-gejala-mpox [online]. (diakses pada tanggal 24 September 2024)

dr. Muhammad Hafiz Aini, Sp.PD, dr. Mufqi Handaru Priyanto, Sp.DV. 2024. Kenali dan Waspadai Mpox. https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-dan-waspadai-mpox [online]. (diakses pada tanggal 24 September 2024).

Novina Putri Besari. 2024. Kemenkes RI Siapkan 12 Laboratorium, Pantau Virus Cacar Monyet (Mpox). https://www.cnbcindonesia.com/news/20240818190755-4-564212/kemenkes-ri-siapkan-12-laboratorium-pantau-virus-cacar-monyet--mpox- [online]. (diakses pada tanggal 24 September 2024).

Revo M. 2024. Virus Cacar Monyet Mpox: Ini Gejala & Sejarah Penyebaran di RI. https://www.cnbcindonesia.com/research/20240821085115-128-565021/virus-cacar-monyet-mpox-ini-gejala-sejarah-penyebaran-di-ri [online]. (diakses pada tanggal 24 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun