Mohon tunggu...
Zaskia Syifa Aida
Zaskia Syifa Aida Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang yang pandai dalam menjahit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Akhlak Muslim

6 Januari 2025   02:04 Diperbarui: 6 Januari 2025   02:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Akhlak Muslim

Penulis Artikel : 

Zaskia Syifa Aida dengan NIM 12405051050114 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Kelas 1D.

Dosen Pengampu : Prof. Dr, H, Asep Usman Ismail

Artikel pendidikan akhlak muslim ini dibuat untuk menambah nilai mata kuliah akhlak tasawuf.

Pendidikan Akhlak Muslim merupakan tarbiah (pendidikan), taklim (pengajaran), tadib (pendidikan budi pekerti), tahzib (pendidikan akhlak), dan tazkiyat (penyucian). secara umum, kelima istilah tersebut mengandung arti pendidikan, tetapi masing-masing istilah mereka memiliki makna dan nuansa tersendiri.  Tarbiah, menurut Al-Raghib al-isfahani, secara etimologi berarti ilmu tentang asal usul kata, berasal dari rabwah, ribwah, rubwah, ribawah atau rabawah yang berarti bertambah, tumbuh, bukit, atau daratan tinggi. oleh sebab itu, mendidik berarti menumbuhkembangkan potensi peserta didik agar bertambah matang guna mencapai derajat tinggi menyadari al-ubudiyah, yaitu kehambaan manusia kepada Allah Swt.

 Tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan seluruh potensi anak secara terpadu agar meraih derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT. berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan bahwa mendidik berarti menumbuhkan kembangkan potensi peserta didik agar bertambah matang, dewasa dan fungsional guna mencapai derajat yang tinggi. tujuan akhir pendidikan Islam adalah menyadarkan setiap orang bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan yang memelihara, membimbing dan menumbuhkan manusia selain Allah SWT.

 Pendidikan Islam tidak hanya tergambar dalam konsep tarbiah dan taklim, tetapi juga tergambar dalam kegiatan tadib yang berarti pendirian budi pekerti. Kosakata tadib secara etimologi berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kesantunan, dan budi pekerti. sedangkan tadib berarti pendidikan kesopanan, pendidikan kesantunan, pendidikan etika, atau pendidikan budi pekerti. Dengan demikian, seorang pendidik dalam islam, selain disebut murabbi dan muaddib karena inti pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak dan pendidikan budi pekerti.  

Proses pendidikan akhlak

 Proses pendidikan akhlak tidak bisa dipisahkan dari proses pendidikan agama secara keseluruhan, bahkan dari proses pendidikan secara umum. proses ini merupakan dasar-dasar pendidikan akhlak, pendidikan agama, pendidikan bahasa, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan kehidupan secara umum. Para ahli pendirian menbagi lingkungan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan pendidikan masyarakat, dan lingkungan pendidikan sekolah. ketiga lingkungan pendidikan tersebut disebut dengan pendidikan informal, pendidikan nonformal, dan pendidikan formal. sementara itu di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiaonal membagi lingkungan pendidikan menjadi dua, pendidikan sekolah dan pendidikan diluar sekolah. Para ahli pendidikan juga bersepakat bahwa pendidikan utama dan pertama yang membentuk fondasi akhlak, kepribadian, dan karakter anak adalah pendidikan informal yang berlangsung di dalam lingkungan keluarga. Singkatnya dapat dipahami bahwa kualitas keluarga menentukan kualitas akhlak anak.

Teori Pendidikan Akhlak dalam Keluarga 

terdapat tiga teori dalam pendidikan akhlak dalam keluarga, yaitu :

1. Teori Natulisme : menyatakan anak menjadi baik / buruk

2. Teori Empirisme : menyatakan bahwa anak berkembang baik atau pribadi yang bermasalah berdasarkan faktor genetika keturunan.

3. Teori Konvergensi: menyatakan anak memiliki pontesi tetapi lingkungan yang menentukan warna corak kepribadian anak.

Metode Pendidikan Akhlak dalam Keluarga 

terdapat empat Metode dalam pendidikan akhlak dalam keluarga yaitu :

1. Metode Konfirmasi, metode ini merupakan pandangan bahwa orang tua dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama dalam menanamkan akhlak muslim kepada anak.

2. Metode Uswatun-Hasanah atau teladan yang baik. metode ini bertitik tolak dari pandangan bahwa orang tua merupakan figur yang menginspirasi kehidupan anak secara menyeluruh, baik kehidupan intelek, emosi, spiritual, pribadi maupun kehidupan sosial.

3. Metode Cerita, metode ini bertitik tolak dari pandangan bahwa anak-anak lebih senang mendengar cerita yang menarik perhatian mereka, membangkitkan rasa ingin tahu yang mendalam dan merangsang daya imajinasi yang sesuai dengan kehidupan mereka. menyiapkan diri untuk bercerita dengan baik dan berhasil memilih cerita yang menarik dan sesuai dengan dunia anak.

4. Metode Literasi, metode ini bertolak belakangan dari pandangan bahwa pendidikan dasar yang baik itu harus dimulai dengan memperkenalkan aksara kepada anak-anak sehingga mereka merasa akrab dengan aksara yang disusun menjadi kata dan kalimat. Metode  literasi adalah upaya menumbuhkan minat baca kepada anak-anak sedini mungkin.

Pendidikan Akhlak Di Sekolah 

Keberhasilan pendidikan akhlak di sekolah ditentukan oleh kualitas guru agama dan kualitas kurikulum pendidikan agama, baik yang tersurat mau- pun yang tersirat pada semua atmosfir lingkungan sekolah dan resapan pendidikan akhlak pada semua bidang studi. Pendidikan akhlak tersirat berlangsung setiap waktu di berbagai tempat di lingkungan sekolah. Kurikulum tersirat (hidden curriculum) lebih mengalir, autentik, alamiah, mudah, praktis, dan bersifat informal sehingga apa yang didengar dan dilihat di luar kelas lebih efektif mempengaruhi jiwa anak dibandingkan dengan pendidikan yang disampaikan guru agama. Dengan demikian, pendidikan akhlak di sekolah akan berhasil jika pihak sekolah berhasil memadukan pendidikan akhlak di dalam kelas dengan budaya lingkungan sekolah yang menopang pendidikan akhlak.

Pendidikan Akhlak Di Adab Global 

 Modernisasi mengantarkan manusia menuju era global dan memaksa nya memasuki arus globalisasi, yakni proses kehidupan manusia menuju masyarakat dunia (desa buana). Proses globalisasi dipermudah oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi. Dunia menjadi kecil dan mudah dijangkau. Apa yang terjadi di belahan bumi paling ujung dapat segera diketahui masyarakat di ujung hunian yang lain. Globalisasi menjadi faktor penting memudarnya batas-batas teritorial negara bangsa (the end of the nation state). Globalisasi memiliki dua wajah, yaitu wajah sains dan teknologi yang membawa kemudahan dalam hidup dan wajah kecemasan yang makin meresahkan umat manusia. Oleh karena itu, globalisasi melahirkan pandangan positif dan negatif. Pendidikan agama menjadi energi yang menghidupkan kembali jiwa agama generasi milenial dengan pendidikan nalar, pendidikan sikap, dan pendidikan yang menguatkan karakter bangsa yang beragama dan bertuhan. Wa Allahu a'lam bi al-awwab.

Jiwa Agama Dalam Filsafat ilmu

 jiwa agama yang harus tercermin ada 3 pilar filsafat ilmu tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

a. Pada tataran ontologi, hakikat sains itu tidak lain adalah pengembangan nalar manusia tentang alam yang bertitik tolak dari tiga aksioma, yakni 1) bahwa alam itu ciptaan Allah ; 2) alam itu memiliki keteraturan (hukum alam); dan 3) alam itu ayat (tanda) tentang kekuasaan Allah.

b. Pada tataran epistemologi, metodologi mendapatkan dan merumuskan sains itu terbagi pada dua jalur, yakni sebagai berikut :

    1) Berawal dari pemikiran, konsep, atau ide (alasan mengapa disebut aliran idealisme) yang kemudian dilakukan pengujian pada fakta- fakta. Kegiatan ini akan melahirkan siklus (dialektika) seperti Konsep berikut.

Pengujian konsep > Teori > Pengujian teori > Teori baru tentang keteraturan alam (hukum alam).

 Siklus Kegiatan Tataran Epistemologi Bagian 1

    2) Berawal dari pengamatan terhadap fakta-fakta (alasan mengapa disebut aliran empirisme), kemudian dilakukan pengujian terhadap fakta-fakta. Kegiatan ini akan melahirkan siklus (dialektika) seperti  berikut :

Fakta > Pengujian Fakta > Teori > Pengujian teori > Teori baru tentang keteraturan alam (hukum alam). 

Siklus Kegiatan Tataran Epistemologi Bagian 2

 c. Pada tataran aksiologi, penerapan sains dan teknologi tidak bebas nilai. Pada diri orang yang beriman, sains dan teknologi itu memiliki multi- fungsi, yakni : 1) menguatkan keyakinan bahwa alam itu ciptaan Allah 3%, memiliki keteraturan (hukum alam), dan menjadi ayat (tanda) tentang kekuasaan Allah; 2) menjadi alat untuk menggali dan mengembangkan kekayaan alam bagi sebanyak-banyaknya kemakmuran umat manusia; 3) menjadi alat untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup; dan 4) menjadi sarana untuk memperkuat kesalehan individu dan kesalehan sosial.

Maka dapat disimpulkan Hakikat Akhlak Muslim, Akhlak Muslim adalah manifestasi dari keimanan yang terwujud dalam perilaku sehari-hari. Akhlak ini berlandaskan pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah, serta mencakup hubungan harmonis dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan. Pendidikan Akhlak sebagai Proses Pembentukan Karakter. Pendidikan akhlak bertujuan membentuk pribadi Muslim yang berakhlak mulia melalui penanaman nilai-nilai Islami, pembiasaan sikap terpuji, dan pembimbingan spiritual. Hal ini melibatkan pengembangan aspek emosional, intelektual, dan spiritual secara seimbang dan dalam Peran Tasawuf dalam Pendidikan Akhlak Tasawuf menjadi jalan untuk membersihkan hati dan memperbaiki diri (tazkiyatun nafs), sehingga seseorang mampu meneladani sifat-sifat mulia seperti ikhlas, sabar, tawadhu', dan syukur. Tasawuf juga mengarahkan individu pada kesadaran akan tujuan hidup sebagai hamba Allah dan Metode Pendidikan Akhlak Buku Akhlak Tasawuf ini menekankan pentingnya keteladanan, pembiasaan, dan pengalaman spiritual dalam proses pendidikan akhlak dan peran guru, keluarga, dan lingkungan sangat signifikan dalam menanamkan nilai-nilai moral yang Islami. Tujuan Akhir Pendidikan Akhlak, Pendidikan akhlak bertujuan untuk menciptakan manusia yang insan dan tidak hanya bertakwa kepada Allah tetapi juga berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat.

Referensi 

1. Buku Akhlak Tasawuf Prof, Asep Usman Ismail.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun