Mohon tunggu...
Zaskia Melia Ramadani
Zaskia Melia Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - LSPR Communications & Business Institute

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Pemain Utama di Industri Kosmetik Indonesia, Mustika Ratu Fokuskan Nilai - Nilai Kearifan Lokal, Inovasi, serta Keberlanjutan

6 November 2024   15:29 Diperbarui: 6 November 2024   15:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Mustika Ratu

Jakarta - Industri kosmetik masih memiliki prospek bisnis yang besar dalam pengembangannya di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mengupayakan agar industri kosmetik nasional tidak hanya berdaya saing di tingkat domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen kosmetik yang kompetitif di pasar global.

Sumber Gambar : Mustika Ratu
Sumber Gambar : Mustika Ratu

“Kami bertekad untuk semakin memacu pertumbuhan industri kosmetik sekaligus juga meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industrinya,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Reni Yanita pada Forum Komunikasi Bakohumas dengan tema “Dari Lokal ke Global: Menjadikan Industri Kosmetik Indonesia Pemain Utama” di Jakarta, Selasa (5/11).

Plt. Dirjen IKFT mengemukakan, pertumbuhan industri kecantikan, khususnya industri kosmetik nasional semakin menjanjikan. Jumlah seluruh pelaku usaha industri kosmetik meningkat sebesar 43,11 persen dalam tiga tahun terakhir, dari 726 pelaku usaha pada tahun 2020 menjadi 1,039 pelaku usaha di tahun 2023.

“Kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, yang di dalamnya termasuk industri kosmetik juga berkontribusi cukup bagus, yaitu 6,8 persen terhadap PDB sektor industri pengolahan non-migas pada tahun 2023,” sebut Reni. Kontribusi ini menempati posisi nomor dua setelah sumbangsih dari industri makanan yang mencapai 17,2 persen.

Reni juga mengemukakan, industri kosmetik, yang termasuk dalam kelompok KBLI 20 kimia, berada dalam fase ekspansi selama 21 bulan berturut-turut, berdasarkan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI). Kinerja industri kosmetik ini juga memiliki andil besar terhadap performa IKI bulan Oktober 2024 yang berada di fase ekspansi dengan angka 52,75.

“Pencapaian tersebut menandakan juga bahwa pandangan pelaku industri terhadap kondisi iklim usaha Indonesia selama enam bulan ke depan tercatat masih optimis,” ujarnya. Tren positif ini tak terlepas pula dari dorongan inovasi industri dalam negeri, salah satunya industri kosmetik.

“Saat ini, tren memadukan zat bahan alam (organic based cosmetics) dari minyak atsiri, tumbuhan herbal, dan rumput laut mendorong industri lokal berinovasi menciptakan produk yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomis tinggi,” papar Reni.

Berdasarkan data Statista, pendapatan dari penjualan kosmetik natural secara global diperkirakan akan tumbuh dengan rata-rata 6,85 persen hingga tahun 2028. Sedangkan, pendapatan nasional dari industri kosmetik natural diperkirakan tumbuh dengan rata-rata 5,9 persen hingga tahun 2028.

Selaras dengan tren tersebut, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara sumber bahan baku kosmetik natural. Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tanaman berkhasiat. “Namun, baru 350 jenis yang sudah dimanfaatkan oleh industri. Peluang ini harus dimanfaatkan oleh industri lokal untuk menciptakan keunikan dan daya saing baru produk kosmetik lokal,” imbuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun