Tujuannya adalah agar anak memiliki pandangan positif tentang dirinya sendiri, meningkatkan kepercayaan diri, dan menginternalisasi nilai-nilai yang penting. 5) Permainan papan memungkinkan anak untuk mengembangkan penerimaan diri, kompetensi, harga diri, dan pemahaman diri dengan lebih baik. Contoh permainannya termasuk catur, ular tangga, dan sejenisnya. 6) Teknik elektronik memanfaatkan perkembangan permainan elektronik untuk mengembangkan terapi bermain. Terapis perlu memahami jenis permainan yang disukai anak. Meskipun menyenangkan, terapis harus berhati-hati agar permainan elektronik seperti game atau playstation tidak menyebabkan ketergantungan. Permainan elektronik dapat membantu anak mengembangkan kemampuan, mengendalikan agresi, dan memperkuat nilai-nilai interpersonal.
Bimbingan dan Konseling juga memiliki teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial. Teknik-teknik bimbingan dan konseling yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial pada anak usia dini adalah aktif, kreatif, efektif, dan menghibur. Dalam teknik yang aktif, konselor harus menciptakan suasana yang dinamis dalam sesi konseling, sehingga anak juga turut aktif dalam proses tersebut. Teknik kreatif mengharuskan konselor untuk mengembangkan sesi konseling dengan pendekatan yang inovatif.
Di sisi lain, teknik efektif menekankan pentingnya konselor dalam menjalankan sesi konseling dengan hasil yang memuaskan, sehingga anak tidak merasa bosan atau tidak tertarik. Terakhir, teknik yang menghibur mengacu pada kemampuan konselor untuk menyajikan sesi konseling yang mengasyikkan, karena dengan suasana yang menyenangkan, konselor dapat berinteraksi dengan anak dengan lebih efisien.
Gangguan kecemasan sosial adalah Gangguan dimana seseorang merasa cemas atau gelisah disaat bersama atau interaksi dengan orang lain. Gejala Gangguan kecemasan sosial pada anak usia dini ada gejala fisik seperti berkeringat, pipi merah, serangan panik; gelaja kognitif, seperti menilai diri sendiri secara negative, terlalu banyak berpikir; gejala perilaku, seperti tidak mau berbicara dengan orang lain. Gangguan kecemasan disebabkan beberapa factor, diantara faktor struktur otak, keturunan, pola asuh orang tua, dan lingkungan. Ada beberapa cara penanganan Gangguan kecemasan sosial pada anak usia dini, yaitu dengan terapis bermain dan teknik aktif, kreatif, efektif, dan menghibur.
Daftar Pustaka
Almizri, W., & Karneli, Y. (2021). Teknik Desensitisasi Sistematik Untuk Mereduksi Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder) Pasca Pandemi Covid-19. Educouns Journal: Jurnal Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 2(1), 75-79.
Fidhzalidar, M. G. (2015). Tingkat Kecemasan Sosial pada Anak yang Mengalami Cacat Fisik di YPAC. In Seminar Psikologi & Kemanusiaan (pp. 519-23).
KUSUMA, H. D. (2018). ANALISIS SELF EFFICACY SISWA GANGGUAN KECEMASAN SOSIAL (SOCIAL ANXIETY DISORDER) DI SEKOLAH DASAR
Oktamarin, L., Kurniati, F., Sholekhah, M., Nurjanah, S., Oktaria, S. W., & Apriyani, T. (2022). Gangguan kecemasan (axiety disorder) pada anak usia dini. Jurnal Multidisipliner Bharasumba, 1(01 April), 116-122.
Sitompul, L. K. (2021). Implementasi Teknik Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 5(2), 501-512.
Sugiantoro, B. (2018). Teknik Desensitisasi Sistematis (Systematic Desensitization) dalam Mereduksi Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder) yang dialami Konseli. Nusantara of Research: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri, 5(2), 72-82.