Mohon tunggu...
Zaskia Auliana
Zaskia Auliana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Menjadi Modernisasi dalam Masyarakat Baduy

26 Februari 2024   10:40 Diperbarui: 26 Februari 2024   11:26 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dok Pribadi
Sumber: Dok Pribadi

Sumber: Dok Pribadi
Sumber: Dok Pribadi

Nama: Zaskia Auliana Putri

Kelas: 12 IPS 2

TRADISI MENJADI MODERNISASI

Zaskia Auliana Putri

12 IPS 2, SMA NEGERI 3 KABUPATEN TANGERANG

            Indonesia terdiri dari banyak keragaman mulai dari agama, ras, budaya, bahasa, hingga suku bangsa. Di antara keragaman tersebut, salah satunya adalah Suku Baduy yang masih menjadi kearifan local Indonesia hingga saat ini. Suku Baduy adalah penduduk asli yang hidup di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dilansir dari laman Kemendikbud, nama Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut. Pendapat berikutnya adalah nama Baduy muncul karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Sementara orang Baduy lebih suka menyebut dirinya sebagai urang Kanekes atau orang Kanekes sesuai dengan nama wilayah yang mereka tinggali.

Masyarakat Suku Baduy terbagi dalam dua kelompok yaitu Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam. Kelompok terbesar disebut dengan Baduy Luar atau Urang Penamping yang tinggal disebelah utara Kanekes. Mereka berjumlah sekitar 7 ribuan yang menempati 28 kampung dan 8 anak kampung. Mereka tinggal didaerah Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh dan Cisagu yang mengelilingi Baduy Dalam. Sementara di bagian selatannya dihuni masyarakat Baduy Dalam atau Urang Dangka. Diperkirakan mereka berjumlah 800an orang yang tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikartawana.

Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang biasa disebut IPTEK telah menyebar bahkan hingga ke seluruh dunia. Meski begitu, terdapat perbedaan dalam menghadapi perkembangan IPTEK yang ada. Masyarakat Baduy Dalam menolak masuknya IPTEK ke dalam lingkungan hidupnya karena mereka sangat memegang teguh ajaran serta adat istiadat leluhur, sehingga mereka berpikir bahwa masuknya IPTEK akan mengacaukan dan melunturkan tatanan budaya nenek moyang yang sudah ada sejak dulu. Lain halnya dengan masyarakat Baduy Luar, mereka terpengaruh oleh perkembangan IPTEK serta budaya modern yang ada akibat kawasan yang mereka tinggali dijadikan destinasi wisata. Sebagai destinasi wisata budaya yang ramai, pengunjung menjadi media arus digital yang menuntun masyarakat Baduy Luar terbiasa dengan teknologi sehingga Kawasan Baduy Luar terkonaminasi oleh tekonologi yang ada.

Perbedaan Gaya Hidup

            Masyarakat Baduy Dalam dan Baduy luar memiliki gaya hidup yang berbeda. Namun, peraturan yang berlaku masih mirip, meskipun Baduy Luar sudah tidak terlalu terikat dengan peraturan adat. Baduy Luar lebih terbuka terhadap perkembangan IPTEK. Mereka mulai menggunakan barang-barang elektronik seperti gadget, menggunakan alas kaki, menggunakan pakaian berwarna yang modern, dan lain sebagainya. Hal ini jelas sangat berbeda dengan masyarakat Baduy Dalam, mereka tidak menggunakan atau menyentuh barang-barang elektronik, bahkan tidak ada aliran listrik di kawasan Baduy Dalam. Mereka juga tidak menggunakan alas kaki walau berpergian jauh. Mereka hanya menggunakan pakaian yang dominan berwarna putih karena warna putih dianggap sebagai lambang kesucian dan tidak terpengaruh budaya luar.

            Meski sudah terpengaruh oleh IPTEK, masyarakat Baduy Luar tetap berepegang teguh pada adat istiadat dan tetap melaksanakan beberapa pantangan sebagai pijakan utama kehidupan. Suku Baduy Luar dengan tingkat adaptasi yang lebih moderat tidak sepenuhnya menerima modernisasi, perubahan, reformasi, ataupun transformasi budaya luar. Mereka masih tetap waspada, selektif dan mempunyai alasan yang kuat untuk menerima tranformasi tertentu. Dengan demikian di satu sisi, Suku Baduy Luar bisa meminimalisasi pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh arus globalisasi.

Mata Pencaharian

            Keterikatan yang erat antara alam dan manusia sangat terlihat jelas pada bagaimana masyarakat Baduy memaknai lingkungannya. Bagi masyarakat Baduy, alam dan segala yang ada di dalamnya merupakan anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, masyarakat Baduy menjalankan sistem ekonomi yang berbasis pada sektor agraria. Mata pencaharian masyarakat Baduy umumnya adalah berladang, bertani, dan menenun.

            Akan tetapi, lahan yang dimiliki masyarakat Baduy semakin lama semakin menyempit dan sudah tidak memungkingkan untuk diturunkan pada anak atau cucu mereka, sehingga masyarakat Baduy terpaksa harus mencari mata pencaharian lain. Masyarakat Baduy Luar mulai terbuka dalam penyelenggaraan ekonomi yang berorientasi pasar. Ketika pemerintah membuka program wisata Baduy, hal ini dimaanfaatkan oleh masyarakat Baduy Luar untuk mendagangkan hasil kerajinan tangan seperti kain tenun dan anyaman kepada para wisatawan. Masyarakat Baduy Luar juga memanfaatkan internet yang telah menjangkau kawasan mereka sebagai cara untuk menjual kain hasil menenun melalui platform online.

            Bukan hal yang mudah untuk melestarikan sebuah budaya dan konsisten dalam menjaganya. Meskipun demikian, masyarakat Baduy Luar telah mampu menyesuaikan diri untuk dapat menerima terjadinya globalisasi. Prinsip melestarikan kearifan lokal dan mempertahankan adat istiadat juga tetap dilakukan, terutama dalam menjaga lingkungan karena prinsip tersebut merupakan ciri khas dari Suku Baduy agar tidak melunturkan warisan yang telah dititipkan oleh nenek moyang. Prinsip tersebut yang juga menjadikan Suku Baduy dapat terus bertahan dan hidup berdampingan secara harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun