"Apa sebesar matahari?"
"Lebih besar matahari..."
Waktu itu semuanya terlalu susah untuk aku pahami. Sebesar apa? Toh setiap kali aku melihat bulan dengan bentuk bulat sempurna, besarnya seperti kerupuk yang aku makan... Hanya saja aku percaya Abah. Abah tidak akan berbohong.
Aku tersenyum lucu mengingat itu. Bangga juga pada Abah, selalu berusaha menjawab rasa ingintahuku. Saat ini penglihatannya sudah mulai tak jelas. Abah sudah tidak muda lagi, dan tentu saja aku tidak pernah lagi bisa bermanja dalam gendongannya. Terhadap informasi dan dunia pendidikan terkadang dia suka merendah "Kalian jauh lebih tau.. sekolah kalian tinggi, tidak seperti Abah..." Tapi dia tetap Abah yang luar biasa. I love you, dad..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI