Mohon tunggu...
Hulubalang Raja
Hulubalang Raja Mohon Tunggu... profesional -

Salah benar itu pilihan! Abraham Samad berkata : Jika SDA minyak dan gas dikuasai 100% oleh NEGARA, hasilnya adalah Rp.200.000 Triliun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Megawati & Jokowi : Kasihan Mereka, Selain Freeport...Mereka Punya Raja Empat

8 September 2013   09:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:12 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Pagi Minggu Bu Megawati dan Pak Jokowi,,, Salam RAKERNAS PDIP-2013

terlepas dari PDIP calonnya nanti menjadi presiden atau tidak,,, setidaknya ditengah kesibukan ibu dan bapak dalam rakernas,,, 5-10 menit untuk membaca tentang Raja Empat dan Freport,,, sebagai berikut :

1.RAJA EMPAT

Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.

Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.

Surga Terakhir di Dunia, itulah julukan yang diberikan kepada Kepulauan Raja Ampat. Mungkin terkesan berlebihan, tetapi tidaklah demikian bagi anda yang pernah datang ke sana. Kepulauan Raja Ampat yang terdiri dari gugusan kepulauan besar dan kecil, untaian karang laut, pegunungan, hutan tropis, pantai berpasir putih dan aneka ragam kehidupan satwa di dalamnya membuat Raja Ampat memiliki pemandangan alam yang sulit tertandingi keindahannya.

2.FREEPORT

Saat ini, cadangan emas milik PT Freeport Indonesia di Papua saat ini mencapai 67 juta ounce atau sekitar 1.899 ton (1 ounce = 28,35 gram). Tambang emas ini bakal digarap hingga 2042. Dari data Freeport cadangan tersebut berupa bijih nilainya 2,5 miliar ton. Untuk emas sekitar 67 juta ounce, sementara peraknya mencapai 33 juta ounce, Cadangan ini didapat dari beberapa tambang Freeport, antara lain DOZ (Deep Ore Zone), Deep MLZ, Big Gossan, Grasberg Bloc Cave, dan Kucing Liar.

tambang emas terbesar di dunia itu adalah di Grasberg Papua - Indonesia dgn produksi 40.9 ton per tahun.
Jika 1 gram emas = 300 ribu. 1 kilogram = 300 juta. 1 ton = 300 M. 40.9 ton = 12.3 Trliun/ tahun. Itulah produksi "sampingan" PT. Freeport

Kenapa disebut produksi sampingan PT. Freeport, karena PT. FI produksi utamanya adalah tembaga yg besarnya 18 juta ton. Perak 3400 ton. Kandungan emas terbukti di tambang Grasberg Papua saja (belum termasuk area tambang freeport di area lain di papua) = 1600 Ton. Dgn harga 300 ribu/ gram (harga pasar sdh di atas 400 ribu/gram) didapatkan total = 480 triliun. 50% saja kembali ke Papua, sdh kaya raya. Jika 480 triliun itu dibagi ke 2.8 juta penduduk papua. Rata2 per orang pny kekayaaan = Rp. 171 juta per orang, termasuk bayi yg baru lahir

Itu baru dari emas di 1 (baca : satu) gunung emas di papua dari belasan gunung emas yg dimiliki. Dan hny baru dari emas saja. Belum lainnya. Dari hasil tembaga di Grasberg saja ( tidak termasuk lainnya) Freeport menghasilkan USD. 178 milyar atau Rp. 1.600 triliun.

Jika 1.600 triliun tsb dibagi rata ke 2.8 juta penduduk papua, masing2 per orang akan menerima = Rp. 5.715 juta. Hampir 6 milyar/orang. Ditambah produksi perak yg terdapat di area tambang garsberg saja..totol pendapatan freeport adalah USD 298 Milyar atau Rp. 2.682 triliun

Jika Rp. 2.682 triliun hasil kekayaan emas, tembaga dan perak yg di grasberg papua itu saja dibagi 2.8 juta penduduk = Rp. 9.8 milyar !!

Penduduk papua punya pendapatan perkapita Rp. 9.8 M selama 47 tahun atau rata2 ICP = Rp. 208 juta per tahun. Hanya dari grasberg !! Tapi tahukah kita bahwa  berapa royalti yg dibayar freeport dan seluruh usaha tambang mineral di Indonesia? Hanya Rp. 12 Triliun / tahun.

3.LALU BAGAIMANA PAPUA SEKARANG (SEPTEMBER 2013?)

Semua elemen bangsa, utamanya DPR hrs berani desak pemerintah realisasikan Pasal 33 UUD kita. Sdh saatnya kita berhenti jadi bangsa pengemis

Tahukah anda sebagian besar galian tambang di Freeport itu tidak diolah di Papua tp tanahnya langsung dikapalkan dan dikirim ke luar negeri?

Apakah jakarta/ freeport pernah peduli dgn Papua? Apakah ada SD, SMP, SMA, PT terbaik dibangun di Papua? Tidak. Alasannya apa?

Apakah Jakarta/Freeport ada bangun jalan lintas papua? Ga ada. Supaya akses ke tambang2 kekayaan alam itu tidak bisa ditembus public.

Adalah Rumah sakit terbaik dibangun di Papua? Tidak ! Rakyat papua tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.

Infrastruktur publik di Papua paling buruk di seluruh Indonesia.

Rakyat papua yg mau dapatkan sekolah dan pelayanan kesehatan terbaik harus ke jawa.  Sekolah di UGM atau berobat di jakarta/surabaya

Papua punya semuanya : emas, tembaga, migas, perak, uranium, hutan, laut yg kaya ikan, bahkan batubara. Kemana itu semua?

Ga usah jauh2 ... datanglah ke jayapura. Pagi2 anda pasti mudah jumpai warga asli papua pake koteka, mabuk dan minta uang.. ngemis....

http://hajingfai.blogspot.com/2012/07/pt-freeport-kerugian-negara-kemiskinan.html

4.SEBEGITUKAH???

setelah hidup 35 tahun di Indoensia, saya baru kenal Papua seperti ini? butakah kita dan tutup telinga?

5.TOLONG LAH KAMI BU MEGAWATI & PAK JOKOWI

kami kan saudara mu juga,,, dari ujung timur sampai barat,,, kepada siapa lagi kami mengadu? Bu Mega izinkan Jokowi jadi Capres,,, kami percaya penuh,,, kasihan mereka,,, bertambah dosa kita kalau biarkan semua ini,,,

Terimakasih,,, Salam Merdeka ,,, Salam Soekarno,,,

Salam REKERNAS PDIP 2013,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun