Mungkin dari kalian pernah merasakan patah hati terus tiba-tiba langit menambahkan drama dengan menurunkan hujan begitu derasnya hingga membawa tumpukan  kenangan bersama mantan membuat diri ini galau sambil berucap " ah seharusnya kau masih ada disisi ku saat ini" air hujan semakin deras sampai membasahi pipi merona mu. Bukan kah air hujan itu hanya membasahi apa yang ada diluar?Â
Kenapa pipi pun juga ikut basah? Oh bukan kah ini air mata mu, mengapa engkau teteskan hanya karna teringat kenangan bersama mantan.Â
Cukup hentikan, sia sia kau teteskan air matamu karna dia tak akan berada di depan mengusapkan tangan nya tuk menghentikan seraya berucap " jangan nangis, sayang ku. Coba liat hidung kamu merah seperti badut" lalu kau tersenyuma dan dia memeluk mu berusaha menenangkanmu.Â
Tidak itu tidak mungkin. Lupakan lah itu semua kenangan dimana kau dan dia berada dalam deras nya hujan menari di ribuan tetesan air  tak menghiraukan orang disekitar yang menonton kita asik berdansa lalu jatuh dan berbaring bersama sambil membuka mulut kita berdua tuk menampung setiap tetesan air hujan lalu kita telan bersama lanjut tertawa lagi.Â
Tok tok kudengar  bu marni mengantar kan semangkok indomie.
Ah pikiran ku melayang tanpa kusadari indomie ini membuat ku teringat kembali akan kenangan bersama dia.Â
Selepas bercanda di tengah deras nya hujan kita berhenti warung pinggir jalan dan memesan indomie sepiring tuk berdua ah setiap suapan yang dia suapkan terasa begitu nikmat dengan suasana hujan yang masih belum usai menyirami bumi.ku tatap indomie buatan bu marni lalu ku donggakan ke jendela melihat hujan tersenyum seraya berkata ternyata kita pernah sedekat hujan dengan indomie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H