Mohon tunggu...
rei zarnur
rei zarnur Mohon Tunggu... -

Bangkit dari lumpur yang hitam meskipun bukan intan dan berlian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Muda Telah Terbodohi Satu Generasi Sejak Runtuhnya Moral Bangsa Indonesia Tahun 1965

22 Juli 2012   20:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:43 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terlepas dari kesejarahannya sejak OR-BA (Orde Baru) berkuasa dengan meletusnya sejarah 1965, maka sesungguhnya bangsa Indonesia memasuki jurang yang dalam dan awal runtuhnya bangsa Indonesia dan satu generasi telah di korbankan, dari pengertian kata fitnah G.30.S.PKI Dengan diturunkannya dan dipublikasikannya asal mula kata dan makna SUPERSEMAR 11 Maret 1965, maka menjadi gugur demi hukum seluruh kebenaran dan propaganda seperti yang di maksud selama ini. Cerita kekejian dan pembantaian jutaan umat manusia di bumi pertiwi ini ternyata harga yang mahal untuk melahirkan sebuah makna, Central Global sejak KAA ( Konfrensi Asia Afrika ) 1955 dan tidak hanya dibelahan Indonesia tapi disisi lainnyapun demikian.

Maka, yang tidak mengerti bagaimana dengan apa dan cara apa suatu Negara akan memakmurkan rakyatnya. Maka beban pemerintah RI saat ini kepada rakyat Indonesia dan Dunia. Rakyat telah memulai dengan kebijakan dan cooperatifnya  tanpa ada yang harus membayar atas upah kerjanya selama ini.

Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa, Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Mungkin akan selalu diingat, selama periode sembilan bulan pertama 1998, tak pelak lagi merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997, Berkembang semakin buruk dalam tempo cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat dunia usaha. Dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik. Yang akhirnya berkembang menjadi krisis total yang melumpuhkan nyaris seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa hingga saat ini.

Ketidakpastian suksesi kepemimpinan, sikap plin-plan pemerintah dalam pengambilan kebijakan, ketidakpastian hukum dan keadilan yang terkorupsi. Krisis yang membuka borok-borok kerapuhan fundamental ekonomi ini dengan cepat merambah ke semua sektor. Sektor yang paling terpukul terutama adalah sektor Konstruksi, Manufaktur, dan Perbankan, sehingga melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK).

Bahkan memicu adrenalin masyarakat, yang sebelumnya terbilang tenang dan damai menjadi beringas. Kemarahan rakyat atas ketidak berdayaan pemerintah mengendalikan krisis di tengah harga-harga yang terus melonjak dan keadilan yang terkorupsi, segera berubah menjadi aksi protes, kerusuhan dan bentrokan berdarah.

Munculnya Pemerintahan yang tidak memiliki legitimasi, dan lebih sibuk dengan manuvernya untuk merebut hati rakyat dengan janji-janji partai. Pemburukan kondisi ekonomi, sosial,hukum dan politik dengan cepat ini setidaknya terus berlangsung.

Pemerintahan SBY-Boediono saat ini sedang menghadapi kecemasan luar biasa. Betapa tidak, didalam negeri kondisi politik terus menerus dirongrong oleh berbagai persoalan yang tidak kunjung selesai yang berdampak kepada ketidak-percayaan masyarakat atas kinerja pemerintahan. Kondisi krisis ekonomi global juga sedang mengancam Indonesia, berbagai krisis keuangan disebagian Negara Eropa dan Amerika Serikat sendiri telah menjadikan ekonomi dunia panas-dingin yang akan berdampak hebat terhadap ekonomi Indonesia.

Pada pihak Pemerintah sudah tidak ada waktu lagi marilah menghargai atas lampah titah polah rakyatnya sendiri katakan kalau itu salah sebenarnya salah dan katakan itu benar yang sebenarnya benar, dan kepada siapa rakyat berlindung dan berteduh? Kepada siapa rakyat bertanya dan rakyat itu memiliki NAMA.

Jika DPR itu wakil rakyat maka bagaimana membuktikan rakyat dan wakil rakyat itu tidak berebut kedudukan untuk saling lebih berkuasa, seharusnya rakyat lebih sejahtera di banding wakilnya? Bagaimana memberikan spirit dan contoh yang baik bagi generasi berikutnya.

Begitu juga dengan mata uang rupiah,hal ini seperti saat ini semua merasa memiliki namun tidak memilik bukti-bukti dan fakta yang saling terkait dalam system yang di Re'publikan dan konter manual atas adanya penghilangan dan penghapusan identitas yang sebenarnya benar, baik melalui merger Bank, BLBI, kasus actual Century adalah sesungguhnya untuk melegalkan dengan mensiasati berbagai cara-cara selama ini, menganggap asset-asset NKRI yang seolah tak bertuan.

Bukalah Matamu, sedang terjadi apa dinegeri ini, sebab menghardik, menhina, menghujat, itu tak perlu sekolah, untuk itu pun tak perlu hidup, tapi mengakui, menyetarakan bahkan mengakui kelebihaan saudara sendiri kadang tak bisa engkau lakukan meski engkau seperti gagah Perkasa! Dari seorang ibnu sina, zun zu fu, shidney selden, galileo galileo, hitler, karl mrk-max weber, khalil ghibran, aljabar, jhon f kennedy hingga seorang soekarno, sejak 6-6 1901, terlahir sebagai manusia unggul, dan dibawah Bendera Revolusi, sederhana PESANNYA:: CIPTAKAN SYSTEM KEMBALI TATA PERADABAN DUNIA BARU, BANGUN ATAU TIDAK SAMA SEKALI .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun