Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Mandi Balimau suatu Tradisi Masyarakat Kerinci Sejak Dahulu kala

31 Desember 2024   22:10 Diperbarui: 31 Desember 2024   22:05 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Hendi Wisnu Pamungkas Faceebook

Dalam banyak kesempatan disetiap acara "Kenduri Sko" yang dilaksanakan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, saya melihat ada kegiatan "Mandi Balimau" yang dilaksanakan secara masal, dan juga "Mandi Balimau" untuk barang pusaka. Ritual tersebut rutin dilaksanakan, dan akhirnya saya mencoba untuk mencari informasi tentang kebudayaan mandi balimau itu.

Pada hari kamis tanggal 14 November 2024, saya mengunjungi salah seorang tokoh Adat yang berasal dari Siulak Kecil, yaitu Bapak Mat Tana'in untuk mendengar pendapat beliau tentang "Mandi Balimau".

Menurut Mat Tana'in, "Pada zaman dahulu kala, ketika kesialan serta musibah atau bencana alam yang kerap terjadi di suatu daerah dalam Kabupaten Kerinci, atau penyakit seseorang yang tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan medis maupun herbal, maka masyarakat mengadakan acara Ritual Khusus (ritus) "Mandingin Neghi" dan "Mandi Balimau" di sungai untuk menghilangkan malapetaka dan musibah serta kesialan yang dialami.

Sehingga, sebagian masyarakat terus melestarikan kearifan lokal ini dalam ritual khusus (ritus) Mandingin Neghi, Tolak Bala ataupun kenduri sko dan kenduri sudah tuai. Dimana hutan, sungai, dan tempat hunian manusia diyakini oleh masyarakat ada yang menjaga dan memelihara. Oleh karena itu, menjaga kelestarian hutan, sungai, dan hubungan sosial kemasyarakatan telah diatur secara adat tradisional oleh para leluhur yang disebut "Ninek" oleh masyarakat Kerinci.

Saya juga menemui salah seorang Tokoh Pelestari Ritus di Kerinci, yaitu Baliyan Salih (Baliyan salih adalah salah seorang yang bisa berkomunikasi dengan arwah leluhur atau makhluk gaib) yang bernama Ibu Zaidan. Menurut beliau, mandi balimau adalah "menyucikan jiwa dan raga manusia dengan menggunakan media limau/jeruk yang sudah di mantrai oleh baliyan shalih".

Lain kesempatan, saya berkunjung ke Desa Plak Naneh untuk bertemu dengan Bapak Salamuddin gelar Jindah Putih Duo Kaludun salah satu tokoh Adat masyarakat Kerinci, menurut pendapat beliau, Mandi Balimau ialah "salah satu sarana penyucian lahir dan bathin manusia sebelum masuk bulan ramadhan dan sebelum Idul Fitri".

Sementara itu menurut salah satu ulama Kerinci, Buya Idris M.PdI, "Mandi Balimau merupakan sarana pembersihan diri pada zaman dahulu sebelum sabun ditemukan".

Jadi dapat disimpulkan bahwa Mandi Balimau ini merupakan salah satu adat tradisi dan kebudayaan masyarakat Kerinci yang telah dilaksanakan secara turun temurun dari zaman nenek moyang, tentunya dengan memperhatikan situasi dan kondisi tertentu dalam menjaga keselarasan antara manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

"Mandi Balimau bisa dilaksanakan secara massal ataupun perseorangan. Adapun waktu mandi balimau ini ialah ketika tengah hari sekitar pukul 11.00 WIB atau tengah malam sekitar pukul 22.00 WIB. Dimana diyakini bahwa ketika hari tengah hari, para Mambang atau makhluk halus sedang banyak yang melakukan mandi di tengah sungai" Ujar Buk Zaidan selaku Balian Salih. "Adapun media yang biasa digunakan untuk ritual mandi balimau ini diantaranya Limau Puhut/Jeruk purut, Limau Kapeh/Jeruk nipis, Limau kunci/Jeruk kunci. Sementara itu, untuk media mandi balimau dalam keadaan dan kondisi untuk menyembuhkan suatu penyakit, sering ditambah dengan jenis jeruk/limau : Limau Padang (sebutan untuk Jeruk Jerpaya, bentuknya agak panjang dan salah satu jeruk yang digunakan dalam pengobatan tradisional dan ritual mandi balimau tertentu di Kerinci) dan Limau Antu, atau disebut dengan jeruk kasturi juga acapkali digunakan untuk pengobatan tradisional dan mandi balimau di Kerinci" senyum Buk Zaidan seraya mengunyah sirihnya.

Saya memperhatikan dengan saksama proses pembuatan limau untuk mandi balimau. Adapun jumlah jeruk yang diperlukan yaitu : jeruk purut tiga buah, jeruk nipis tiga buah, dan jeruk kunci tiga buah. Setiap satu buah jeruk dipotong menjadi tiga bagian, dan diletakkan di dalam mangkuk putih bersih, lalu akan dimantrai oleh baliyan salih dan diasapi dengan kemenyan. Kemudian limau atau jeruk didalam mangkuk putih tadi dibawa kesungai dan dimandikan dengan cara air pertama merupakan air bersih atau menceburkan diri kedalam air, lalu setiap jeruk diusapkan ketubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki dan setiap ampasnya dibuang hanyut mengikuti arus sungai sebagai simbol agar penyakit dari dalam tubuh hanyut dan hilang bersama air yang mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun