Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Mandi Balimau suatu Tradisi Masyarakat Kerinci Sejak Dahulu kala

31 Desember 2024   22:10 Diperbarui: 31 Desember 2024   22:05 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Hendi Wisnu Pamungkas Faceebook

Dan Mandi balimau untuk benda pusaka yang disebut "Palimo" barang-barang pusaka yang dianggap sakral dan dikeramatkan seperti memandikan keris, pedang, bahkan alat-alat musik tradisional sebelum digunakan juga dimandikan untuk menjaga kesakralannya.

Jadi kesimpulannya, "Mandi Balimau" adalah adat dan kebudayaan masyarakat Kerinci Provinsi Jambi yang telah dilaksanakan secara turun temurun dari dahulu hingga sekarang dalam rangka menjaga keselarasan hubungan manusia dengan alam dan makhluk gaib. Disamping itu, hubungan manusia dengan sungai sebagai sumber kehidupan juga sangat penting bahkan pada zaman dahulu setiap setahun sekali diadakan acara gotong royong bersama membersihkan sungai, baik dari sampah maupun dari benda-benda yang mengganggu. Disamping itu pula, banyak ritual khusus (ritus) adat istiadat yang dilakukan dipinggiran sungai seperti Ritus Magih Sahabat Makan, Ritus Palaho Uhang Layie, Ritus Palimo Anak, Ritus Asik Nguhak Antai, Ritus Balimau, dan lain sebagainya. Namun beberapa hal ritual mandi balimau ini telah banyak yang tidak dilaksanakan seiring perkembangan zaman dan semakin aus ditengah masyarakat. Tetapi sebagian masyarakat Kerinci khususnya di wilayah Kerapatan Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak masih melestarikannya hingga sekarang ini.

Harapan kami, semoga kedepannya generasi muda dapat menjaga dan melestarikan salah satu kearifan lokal Kerinci ini yaitu Tradisi Mandi Balimau sebagai salah satu edukasi bagi masyarakat dalam rangka menjaga keselarasan hidup antara manusia, sungai (alam), dan Sang Pencipta sehingga masyarakat yang berbudi pekerti baik dapat tercapai melalui pelestarian kebudayaan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun