Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Cukah dan Slahin Menu Khas Kerinci yang Gurih

20 Juli 2023   22:37 Diperbarui: 20 Juli 2023   23:00 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukah dan Slahin ialah sebutan orang Kerinci dialek Siulak untuk jenis ikan sungai yang bersembunyi di bebatuan. Ukurannya tidak begitu besar, paling besar sebesar jempol kaki itupun sudah langka ditemukan, namun rata-rata ukurannya sebesar jari telunjuk. Perbedaan Cukah dan Silahin ialah, Cukah bewarna agak kekuning-kuningan, sementara Silahin berwarna kehitam-hitaman. Jenis ikan Cukah dan Silahin ini agak mirip dengan spesies baung.

Ikan jenis cukah ini banyak terdapat di sepanjang sungai Batang Merao yaitu sungak Kerinci. ia hidup di perairan deras dan menjadi ciri khas ikan disungai ini. pada zaman dahulu banyak anak-anak menangkap cukah ini dengan cara "Menauh" yaitu menyelam dan meraba-raba bebatuan didalam air, lalu ketika menemukan cukah ini, dijepit dengan jari.

Pada zaman dahulu, di sungai batang merao kerinci, ketika hujan lebat dan air sungai sudah pasang, banyak anak-anak muda memancing cukah dimalam hari, dengan pancing yang dipasang berkisar tiga atau dua mata pancing. Dan ketika pancing diangkat, akan bergelantungan cukah di mata pancing tersebut yang menggunakan umpan cacing sawah.

Sumber : Facebook Zulfia Efendi
Sumber : Facebook Zulfia Efendi

Atau orang-orang menggunakan media tangguk untuk menangkap cukah atau Silahin ini. Cukah lebih dominan di sungai besar  yang melintasi desa, sementara Silahin ini pada umumnya didapat disungai-sungai hutan/ladang.

Sumber : Facebook Syauqi Aquika
Sumber : Facebook Syauqi Aquika

Karena jenis ikan ini sekarang sudah langka dan jarang di dapat, maka harganya berkisar Rp. 35.000,-  s/d Rp. 40.000,- per canting/kaleng bekas susu kental indomilk/susu cap nona.

Cukah/silahin ini di masak dengan cara menggoreng, di sambal, atau di bikin "palai" oleh masyarakat. Cita rasanya cukup menggugah selera dan membuat nafsu makan kita bertambah.

Bagi anda yang mau mencicipi, silahkan datang dan berkunjung ke Kerinci provinsi Jambi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun