Izinkan kugores tinta ini, pada kanvas hatimu nan tak lagi suci, kuakui kadar warna dan ranting-ranting masa lalu masih berserakkan, bahkan membukit belum dibakar hangus. Izinkan ku semai warna-warni di kanvas itu, akan kulukis seindah taman firdaus, andai kata aku tak mampu menyelesaikannya, dan tanganku kaku ditengah jalan, maka biarkan asa dan mimpiku yang melanjutkannya.Izinkan kugores namaku, disudut paling akhir kanvas itu, sebagai prasasti aku pernah disana, dan mencoba membakar kepingan ranting-ranting nan menumpuk itu, atau aku akan menyisik setiap gulma nan mengganggu rasa itu.
Halu... yah... kita hanya bisa berhalu, saat bertemu kamupun mulut ini tergembok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H