PLANGKA SEBAGAI ALAT RAMALAN ORANG KERINCI ZAMAN DAHULU
Plangka berasal dari bahasa Kerinci dialek Siulak untuk suatu ilmu nujum, namun lebih dikaitkan dengan langkah untuk memulai suatu pekerjaan agar tidak mendapat petaka. Dari zaman dahulu kala, bangsa didunia banyak menggali ilmu tentang ramalan. Begitu juga dengan bangsa Indonesia, banyak suku-suku di Indonesia memiliki ilmu tentang meramal.
Di Kerinci Provinsi Jambi tidak luput dari langkah yangdemikian, terlepas dari sudut pandang agama, kearifan lokal budaya daerah yang pernah ada padazaman dahulu kala itulah adanya.
Ketika seseorang mau bepergian baik untuk berdagang, menuntut ilmu, merantau, ataupun mencari orang lain, sebelumnya orang tersebut akan melihat plangka apakah hari itu baik atau tidak untuk bepergian. Ketika dirasa sudah cukup baik, maka akan diperhatikan jam berapa orang tersebut harus mulai bergerak menuju tujuan.
Kebiasaan menggunakan plangka ini berdasarkan pengambilan pada contoh yang telah sudah, dan kejadian yang pernah terjadi. Jika dilanggar, besar kemungkinan hasilnya nihil atau malah naas. Namun dikarenakan seringnya plangka ini sukses, maka dapat dijadikan sebagai pedoman oleh masyarakat tatkala itu.
Berpedoman kepada ajaran agama Islam, kita tidak diperbolehkan menggunakan alat nujum atau ramalan, sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-qur'an Surat Al-Maidah ayat 90:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah : 90)
Namun sebagai bangsa yang berbudaya, tentulah kita menghargai kearifan lokal tersebut sebagai edukasi bagi masyarakat modern sekarang, dimana ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang pesat, tentulah kita bisa memilih dan memilah ilmu yang akan kita pelajari.
Plangka di Kerinci ini merupakan salah satu contoh yang penulis dapatkan dari panatua yang ada di Kerinci. cara menggunakannya ialah berpedoman pada kalender Hijriyah. Misalnya jika kita mau berangkat berdagang pada hari Kamis tanggal 2 bulan Jum'adil Awal, maka dihitunglah pada jari tangan kita, kapan posisi tanggal dua tersebut.
Perhatikan Tanggal Bulan Arab lalu hitunglah searah jarum jam pada tangan