Bahasa menunjukkan Bangsa, begitu slogan yang terpateri didalam buku Bahasa dan Sastra Indonesia pelajaran tingkat SMP dan SMA. Memang benar, Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang disebut Nusantara, memiliki beraneka ragam adat dan budaya, serta bahasa yang berbeda pula. Bersyukurlah ada Bahasa nasional yang dipakai untuk menyatukan yakni bahasa Indonesia.
Kerinci merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi bagian dari Negara Indonesia yang memiliki Adat, Budaya, dan Bahasa yang beraneka ragam.
Di sini dapat pula kita telusuri bahwa lain desa, lain dialek bahasa yang dipakai sesuai kesukuannya, di Kerinci Suku disebut juga dengan "Luhah" dan masing-masing Luhah dikelompokkan dalam kesukuan kecil yang disebut "Kalbu" atau "Jurai".
Pada prinsipnya setiap bahasa daerah di Kerinci dapat kita kelompokkan sesuai wilayah kekuasaan Luhah Adatnya seperti:
1. Wilayah Adat Depati Muaro Langkap di Tamiai dan turunan Luhahnya;
2. Wilayah Adat Depati Rencong Telang di Pulau Sangka beserta turunan Luhahnya;
3. Wilayah Adat Depati Biangsari di Pengasi beserta turunan Luhahnya;
4. Depati Atur Bumi di Hiang beserta dengan turunannya beliau merupakan orang yang bergelar dua, jika beliau duduk ti Saleman gelar beliau adalah Depati Batu Hampar ;
Depati Empat diatas merupakan Pucuk Jalo Perimpunan Ikan di Kerinci ini, yang kemudian menurut Tambo, Depati Atur Bumi membagi kain kebesarannya yang disebut Selapan Helai Kain atau Mendapo yang Salapan, yaitu:
Tiga di bagian Hilir Empat dengan Tanah Rawang:
1. Penawar;
2. Hiang;
3. Saleman;
4. Rawang;Â
Tiga di bagian mudik empat dengan tanah rawang:
1. Semurup;
2. Depati Tujuh;
3. Kemantan:
4. Rawang.