Sementara intonasi, aksen, dan dialek arah Siulak Kecil dan Air Terjun dipengaruhi oleh bahasa "Ibu" asal-usul ninik moyang mereka yang berasal dari daerah Koto Majidin sehingga bahasa sehari-hari sekarang lebih kentara dialek Koto Majidin.
Kerinci terdiri dari dua ratus lebih desa yang memiliki dialek yang berbeda-beda, Adat yang sama, yakni sama-sama menganut sistim garis keibuan "Matrilinial". Adatnya sama namun pemakaian Icuk-Ico pegang pakai yang berbeda.Â
Sedangkan untuk bahasa pasar seperti pasar sungai penuh, pasar Siulak Gedang, umumnya menggunakan bahasa minangkabau karena memang para penduduk pasar mayoritas orang minang, dan di daerah kayu aro sebagian menggunakan bahasa Jawa terutama di PTPN 6 yang pekerjanya mayoritas penduduk jawa Pujakusuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera).
Jika Bapak/Ibu ingin menikmati suasana aneka ragam bahasa, adat, budaya, dan Destinasi Wisata, marilah datang ke Kerinci negeri sejuta kenanga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H