Namun dari sudut pandang kemaslahatan umat dan kepentingan orang banyak, tentu nyalah kita merasa segala aspek ekonomi akan terkena imbasnya atas naiknya harga BBM. Lambat laun masyarakat juga akan mengerti selama untuk mendapatkan BBM tersebut tidak sulit.
Fenomena di kota-kota besar, dengan naiknya BBM, serta aplikasi pembelian minyak MyPertamina tidak menjadi persoalan yang signifikan, tetapi realitanya dimasyarakat yang jauh dari di daerah sana, seperti kami di pegunungan Kerinci yang hidup dari mengecer minyak, yang tidak tahu tentang IT, yang hidup dengan menggunakan minyak untuk mengolah lahan pertanian demi kelangsungan hidup dan ekonomi keluarga, akhirnya harus mengelus dada dan menangis dalam diam.
Apakah tidak ada jalan lain selain harus menggunakan aplikasi tersebut? Atau memang untuk kios-kios jalanan sudah ditiadakan lagi? Dan para pengisi diregen memang sudah di "haramkan"?
Kebutuhan hidup semakin meningkat, ekonomi semakin sulit setelah pandemi Covid-19, harga barang semuanya naik, ekonomi keluarga sudah ambruk, tidak adakah alternatif untuk kami masyarakat awam di pegunungan, selain antara aplikasi dan ekonomi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H