Salah satu seni musik tradisional Kerinci "Seruling Bambu" yang dahulu nya sangat digemari dan diminati, kini kurang mendapat respon dari kehidupan masyarakat modern. Hanya sebagian orang yang telah lanjut usia nan masih menggemarinya. Kelompok pemusik seruling Bambu Kerinci banyak yang mati suri, adapun yang masih hidup dan terus berkarya hanya bisa latihan dan ngumpul sesekali. Sehingga kadangkala timbul perasaan pesimis, karena hiburan ini sudah usang dan kurang  diminati masyarakat milenial.
Kelompok Seruling Bambu Kerinci menggunakan beberapa alat musik tradisional Kerinci, yaitu :
1. Seruling Kecil, yang disebut Kapel, yaitu seruling yang mengiringi lagu dan nyanyian dari biduan/biduanita;
2. Tambur, yaitu alat musik jenis genderang perpaduan dari simbol Tabuh, Ketukan, dan simbal. Pukulan tambur ini berfungsi untuk bass dan pengatur tempo lagu;
3. Dram, yaitu genderang duduk yang di pukul menggunakan dua buah stik untuk mengiringi nyanyian/lagu;
4. Seruling Besar, berfungsi sebagai bassis dari seruling kapel dalam mengiringi lagu;
5. Tamborin marakas, di Kerinci disbut dengan "car" yaitu alat musik pukul seirama alunan musik.
6. Gong, sebagai tambahan bunyi yang menambah indahnya alunan musik.
Ditahun 1990-han kebawah hingga 1960-han, masa jayanya group Seruling Bambu Kerinci  mencapai puncak, masyarakat Kerinci sangat antusias dan menikmati kehadiran mereka untuk menikmati setiap pantun dan nyanyian yang dibawakan para biduan dan biduanita.