Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Katite, Alat Musik Tiup Mainan Anak-anak Kerinci di Saat Musim Munuai Padi

3 September 2022   10:36 Diperbarui: 4 September 2022   12:57 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. Bahan pembuatan Katite

KATITE, Mainan anak Kerinci Tempo Doeloe

Kerinci Jambi, di tahun 1970-an ke bawah, anak-anak di Kerinci tidak sabar menunggu musim "munuai" atau musim panen padi tiba. Di mana masa-masa tersebut musim panen hanya setahun sekali atau lebih dikenal di Kerinci dengan sebutan musim munuai Padi Tinggi. 

Di mana saat musim munuai datang, hiburan anak-anak cukup banyak, di antaranya orang munuai akan dihibur oleh "tukang kunun" yaitu seorang tukang bercerita tutur/cerita lisan dengan iramanya yang khas serta alat musik seadanya "blek buhuk" (kaleng bekas). 

Terutama cerita tentang kepahlawanan Malim Dewa atau yang dikenal di Siulak-Kerinci dengan sebutan Kunun Jugie, Kunun Tupai Injang, Kunun Siti Warno, dan lain sebagainya. 

Kadang kala, di saat musim munuai cuaca sangat gerah, terik mentari yang cukup panas, mereka dihibur dengan Tale atau Barendie (yaitu nyanyian rintihan). 

Selain mendengarkan kunun dan tale/barendie sewaktu musim munuai, anak-anak akan bermain lumpur, memancing belut, dan membuat katite.

Dokpri. Padi sawah menjelang musim munuai/paen di Kerinci
Dokpri. Padi sawah menjelang musim munuai/paen di Kerinci

Katite ialah alat musik tiup sederhana seperti serunai dan seruling untuk permainan anak-anak, namun katite ini dibuat dari puput batang padi. 

Pada zaman dahulu sekitar tahun 1990-an ke bawah, katite merupakan mainan anak-anak di saat ikut menolong orangtuanya ke sawah di musim menuai/memanen padi. 

Sawah merupakan arena terbaik anak-anak Kerinci bermain saat sepulang sekolah.

Dokpri. Katite yang siap dimainkan
Dokpri. Katite yang siap dimainkan

Katite ini sangat mudah untuk dibuat, hanya dengan peralatan pisau katite ini dapat dibentuk. 

Mula-mula ambil sebatang rumpun padi, kemudian potong ujungnya dan dinggalkan ruasnya di atas. Lalu pencet di bawah bukunya dengan jempol dan jari tunjuk, ulangi sekelilingnya hingga di bawah buku tersebut pecah semuanya dan membentuk seperti pelupuh bambu. 

Lalu tekan di atas bukunya dengan jari dan tahan bagian bawahnya sehingga bilah-bilah yang pecah tadi menyerupai lukah/bubu. 

Kemudian coba ditiup, apabila berbunyi, maka tinggal menambahkan lobangnya beberapa buah sehingga membentuk seruling/serunai kemudian tiup dan mainkan semaunya.

dokpri. Bahan pembuatan Katite
dokpri. Bahan pembuatan Katite

Kemudian untuk menambah keunikannya, anak-anak biasanya membuat kerucut dari daun pisang lalu disambungkan kepada katite sehingga bunyinya makin nyaring dan mirip alat musik tradisional kerinci yang bernama "serangko" yaitu alat musik dari buluh bambu dan disambung dengan tanduk kerbau.

setangkai batang padi. dokpri
setangkai batang padi. dokpri

Ketika musim munuai atau musim panen tiba tampaklah anak-anak bermain meniupkan katite. Baik yang duduk dipunggung kerbau, maupun yang main kejar-kejaran disawah. 

Di samping katite dari batang padi, alat musik sederhana dapat dibuat dari rumpun pimpin yang masih muda, di mana di antara kelopak-kelopak daunnya yang masih saling menempel di pucuknya dipotong atas dan bawah kemudian ditiup, akan berubah menjadi suatu alat musik tiup sederhana.

Katite sudah dibentuk. dokpri
Katite sudah dibentuk. dokpri

Katite batang padi ini suatu alat musik permainan anak-anak yang unik, namun kini sudah tidak ada lagi anak-anak yang bermain katite karena kemajuan zaman dan teknologi. 

Di samping itu, anak-anak sekarang sudah tidak adalagi yang ikut orangtuanya bermain ke sawah.

Dokpri. Meniup Katite
Dokpri. Meniup Katite

Katite merupakan alat musik "anak-anak" di Kerinci yang keberadaannya hanya sebatas Tahun 1990-an ke bawah, sedangkan zaman sekarang sudah sulit untuk dijumpai lagi. Namun demikian, keberadaannya pernah meramaikan sawah orang Kerinci di zamannya dan menjadi mainan murah meriah bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun