Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Tersirat dari Hiburan Rakyat Perayaan 17 Agustus

20 Agustus 2022   22:00 Diperbarui: 20 Agustus 2022   22:01 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarik Tambang Desa Telago Biru dalam rangka HUT RI ke 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

17 Agustus merupakan hari yang amat berarti bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana pada tanggal 17 Agustus 1945 ir. Soekarno dan Mohd. Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke bersorak gegap gempita merayakan kemerdekaan bangsanya. 

Air mata bahagia mengalir membasahi pipi seluruh rakyat kala itu, baik para tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, maupun para pengungsi dan rakyat jelata. Semua sujud syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Mereka yang ikut serta berjuang di garda terdepan, menghadapi ribuan pelor yang ditembakkan Belanda, maupun Samurai Jepang, hari ini semua berduka cita. 

Terbayang dipelupuk mata mereka yang redup ditelan senja, keris dikiri parang dikanan, bambu runcing dan peralatan seadanya menghantam, menggempur barisan para kolonial, agar rakyat ini, bangsa ini terbebas dari belenggu durjana para penjajah.

 Apakah para pejuang kemerdekaan, yang masih hidup, yang telah gugur di medan pertempuran dapat menikmati buah kemerdekaan ini? mereka sadar, dengan pengorbanan jiwa dan raga tatakala itu, mereka tak dapat menghirup udara merdeka, namun tujuan visi-misi, niat luhur para pejuang, tercermin dalam pidato pembelaan Bung Karno di depan sidang pengadilan Kolonial di Bandung 1930 yang terkenal dengan istilah "Indonesia Menggugat" yang isinya : 

"Kemerdekaan, begitulah kami sering-sering terangkan di dalam rapat-rapat umum, kemerdekaan tidaklah bagi kami. Kemerdekaan adalah buat anak-anak kami, buat cucu-cucu kami, buat buyut-buyut kami yang hidup kelak di kemudian hari"(Suwidi Tono, Mahakarya Soekarno-Hatta, hal. 49, PT. Perspektif Media Komunika (Vision 03), Jakarta, 2009)

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi

Nah berdasarkan secuil cita-cita pejuang yang dibacakan oleh Bung Karno di depan para Kolonial "Indonesia Menggugat" dapatlah kita pahami bahwa perjuangan yang dilakukan oleh mereka para pahlawan kita adalah demi kemerdekaan bagi kita yaitu anak-anak mereka, cucu-cucu mereka dan cicit-cicit mereka. 

Haruskan setiap perayaan 17 Agustus kita menangis, histeris, dan pesimis? tentunya tidak!. Menangis untuk mengenang jasa mereka itu wajib seraya mendo'akan mereka agar menjadi bunganya surga, namun histeris dan pesimis yang membuat kemunduran bangsa ini itu yang tidak diperkenankan, melainkan kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan patriotisme dan memetik pembelajaran dari peristiwa-peristiwa yang dilalui bangsa ini, kita mesti optimis untuk bangkit dari keterpurukan dimensi moral yang menjajah saat ini.

Perayaan 17 Agustus di Zaman Milenial

Melalui media sosial di internet, maupun siaran televisi, setiap daerah merayakan hari 17 Agustus dengan beragam acara.Ada yang melaksanakan dengan Perlombaan mancing, olahraga, hiburan masyarakat seperti lomba-lomba yang membuat ketawa. Kesemuanya itu sangatlah bagus! 

Namun perlu kita pahami, bahwa didalam rangkaian acara tersebut terdapat pembelajaran dan hikmah yang musti kita petik. Penulis merupakan salah seorang Kepala Desa Telago Biru Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, juga melaksanakan acara hiburan masyarakat dalam perayaan 17 agustus. 

Dasar pelaksanaannya cukup sederhana, mengingat dari Tahun 2019 dan 2020 bangsa ini di hantui oleh Virus Corona, sehingga dalam masa pandemi covid-19 masyarakat dikekang, tidak dibiarkan berkerumun, mengadakan pesta, dan lain sebagainya sehingga masyarakat yang telah bosan stay at home butuh penyegaran untuk membangkitkan kembali nilai perjuangan hidup dimana ekonomi keluarga yang anjlok, kebutuhan hidup yang meningkat, serta harga sandang dan papan yang naik drastis.

1. Lomba Makan Kerupuk Anak-Anak

Lomba makan kerupuk anak-anak desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi
Lomba makan kerupuk anak-anak desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

Dimana pada kegiatan ini, kerupuk digantung tinggi, anak-anak disuruh untuk memakan kerupuk tersebut dan siapa saja yang dahuluan menghabiskannya akan menjadi juara. 

Di dalam permainan ini, penulsi menarik kesimpulan pembelajaran yang dapat dipetik oleh sang anak adalah, untuk mencari makanan harus berupaya dengan kekuatan dan perjuangan sendiri, terasa sulit saat mulut yang mencoba menjepit kerupuk, memasukkannya kedalam mulut dengan gerakan bibir dan bantuan gigi serta lidah. 

Artinya dengan kerjasama antara anggota disekitar mulut kerupuk dapat dinikmati dan dihabiskan, cuma tergantung keadaan fisik dan kekuatan batiniah sang anak untuk menghabiskan dengan cepat atau lambat. Disini Nilai "Perjuangan" cukup kentara;

2. Lomba Bawa Kelereng dalam Sendok Anak-anak

Perlombaan bawa kelereng dalam sendok desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi
Perlombaan bawa kelereng dalam sendok desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

Kekuatan, ketelitian, indra perasa, penglihatan, tarikan nafas sangat dibutuhkan tatkala sebuah sendok digigit oleh gigi dan sebutir kelereng berada didalamnya, bagaimana perjuangan seorang anak mengatur seluruh anggota tubuh, berjalan mmbawa kelereng agar tidak terjatuh, disini nilai "perjuangan" atau ikhtiar dan rasa optimisme sangat dibutuhkan. Inilah yang harus kita tanamkan dalam jiwa generasi muda agar tidak mudah untuk menyerah.

3. Lomba Lari dalam Karung

Lomba lari dalam karung desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi
Lomba lari dalam karung desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

Mulut penonton tak henti-hentinya terbuka dan tertawa dengan riang karena peserta lari dalam karung sangat menghibur dan membuat kocak isi perut, namun dibalik itu semua arti "Perjuangan" dan pengorbanan sangat dibutuhkan. 

Sang pelari akan meloncat dengan karung yang haruis di jaganya agar tidak membuatnya roboh, apalagi sampai terjatuh. Ternyata untuk mencapai garis finish dibutuhkan kerja keras erta keuletan jasmani yang sehat.

4. Tarik Tambang

Tarik Tambang desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi
Tarik Tambang desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

Lomba tarik tambang dengan seutas tali yang dijaga masing-masing peserta berjumlah lima orang, mengajarkan kita semua bahwa, tubuh yang sehat dan rajin berolah raga, serta kekompakkan masing-masing peserta akan membuat daya kekuatan yang cukup luar biasa.

Begitu juga dalam kehidupan ini, apabila kita selalu kompak berdiri diatas pondasi dan kuda-kuda yang baik, maka kekuatan besar akan keluar dari diri kita, melahirkan ide-ide dan gagasan yang brilian, sehingga jalan untuk bangkit dari keterpurukan dapat kita dapatkan. "Bhineka Tunggal Ika".

5. Panjat Pohon Pinang

Panjat Pohon Pinang desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi
Panjat Pohon Pinang desa Telago Biru HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

Bentuknya cukup sepele, para peserta cukup kocak dan menghibur, namun dibalik itu semua, permainan ini merupakan sebuah simbol kehidupan. 

Di mana batang pohon pinang yang licin berdiri dengan kokoh sedangkan diatasnya terpampang sejumlah hadiah menarik yang menggiurkan hati, ketika lima orang peserta yang bekerjasama untuk mendapatkan hadiah tersebut ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, dimana kadangkala rumus dan manajemen nya tidak sejalan dengan baik, masing-masing orang didalam kelompok egois merasa dia yang berhak untuk memetik hadiahnya.

Sehingga walaupun tubuhnya besar ia sangat berambisi untuk menjadi pemetik hadiah. Ketika permainan dilaksanakan, kawan yang tubuhnya kurus kering, bertenaga lemah diletakkan sebagai penopang dibagian bawah tak kuasa menahan beban yang akhirnya semua orang yang berada diatasnya akan ambruk. 

Dalam hal permainan ini mengajarkan kita bahwa, masing-masing kita harus bisa menyadari kekuatan masing-masing, siapa yang paling kuat diletakkan dibawah sebagai pondasinya dan yang paling kecil untuk yang terakhir, sehingga formasinya dapat berjalan dengan baik dan tujuan atau cita-cita dapat tercapai dengan baik. Rasa solidaritas persatuan dan kesatuan sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini untuk mewujudkan kemerdekaan.

Sehabis Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih Kabupaten Kerinci HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi
Sehabis Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih Kabupaten Kerinci HUT NKRI 77 17 Agustus 2022/Dok pribadi

Selamat Hari Ulang Tahun ke 77 Republik Indonesia 17 Agustus 2022 Semoga kita semua dapat Bangkit kembali untuk mengisi kemerdekaan ini dengan nilai-nilai positif menuju Indonesia Jaya. Merdeka...!!!! Salam dari Kerinci-Sumatera

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun