Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi merupakan daera pebukitan yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan berbagai jenis bambu yang dalam bahasa Kerinci disebut dengan “manyan”.
Pebukitan yang merupakan ladang penduduk yang ditanami dengan komoditi Kayu Manis (cassiavera) da beraneka macam tanaman palawija tampak menghijau menyejukkan mata.
Disamping tanahnya yang subur, serta hawanya nan sejuk, mayoritas penduduk Kerinci bekerja sebagai petani, baik petani sawah maupun petani ladang.
Bambu tumbuh dengan subur di pebukitan Kerinci, kadangkala pohon bambu ini dipakai sebagai batas tanah ladang, ada yang sengaja ditanami, dan ada pula yang tumbuh liar memenuhi semak belukar.
Beraneka ragam kerajinan tangan diolah dari pohon bambu di Kerinci. Selain kerajinan tangan, bambu dari zaman dahulu digunakan untuk membuat rumah serta pagar rumah.
Ada beberapa macam jenis tumbuhan bambu dikerinci diantaranya adalah :
1. Manyan
Manyan ialah jenis bambu yang banyak dipakai untuk membuat beraneka macam kerajinan tangan seperti “jihu dan bakun” serta untuk membuat rumah sederhana yang disebut dengan “Lindin Palupuh” dan juga manyan digunakan untuk membuat kandang/pagar.
2. Betung
Betung ialah jenis bambu yang batangnya licin mengkilap, serta dagingnya tebal. Pohon betung ini jarang digunakan untuk membuat bahan kerajinan dikarenakan dagingnya yang tebal dan berat, namun “rebung betung” sangat digemari untuk menjadi sayuran atau membuat gulai.
3. Au
Au ialah jenis bambu yang tidak bisa tumbuh besar dan dagingnya cukup tebal. Au ini ada dua macam jenisnya, ada yang hijau dan ada yang kuning.
4. Au Cino
Au cino ialah pohon bambu kecil yang batangnya pada zaman dahulu sering dipakai untuk tangkai kail/pancing. Namun dewasa ini au cino ini dipakai untuk membuat semat plastik tanaman cabe.
5. Buluh Tlang
Buluh telang ini ialah pohon bambu yang berkulit tipis namun berongga besar. Buluh telang digunakan untuk membuat lemang.
Buluh telang ini ada dua macam, yakni buluh telang hijau dan buluh telang kuning. Buluh telang kuning ini sering dipakai untuk membuat “sangkak” dan “Impi” dalam acara adat kebudayaan tradisional kerinci yang sakral.
6. Buluh Srik
Buluh srik ialah jenis pohon bambu yang berkulit tipis dan berongga besar, namun tumbuhannya tidak sebesar buluh telang dan manyan. Buluh srik ini dipakai untuk membuat seruling.
Jihu ialah anyaman dari pohon bambu yang dirangkai sedemikian rupa dan digunakan untuk menampi beras serta padi. Jihu ini merupakan harta pusaka dari Kabupaten Kerinci yang telah dipakai dari sebelum abad 19 M.
Kerajinan tangan ini masih eksist dimanfaatkan dan dilestarikan. Salah satu desa Koto Tengah Kecamatan Siulak dan Desa Plak Naneh Kecamatan Siulak masih melestarikan harta pusaka ini.
Karena memang Jihu ini merupakan salah satu alat yang dibutuhkan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk menampi beras dan menyisihkan atah serta sampah yang bercampur didalam beras sebelum di masak menjadi nasi.
Disamping sebagai media penampi beras, Jihu ini juga dimanfaatkan untuk “Mrangin ka padi” yaitu memisahkan antara padi dan ampo (padi yang tidak berisi) di tengah sawah setelah panen.
Bakun ialah bakul yang digunakan untuk merendam dan mencuci beras setelah di tampi serta fungsi lainnya sebagai penyaring. Namun dizaman berkembang saat ini, bakun sudah jarang digunakan, karena ibu-ibu telah menggunakan alat penyaring yang modern dari plastik.
Bakun digunakan saat ini lebih kepada tempat “beras jikat” yaitu beras yang digunakan untuk berobat secara adat tradisional Kerinci kepada Baliyan Salih.
Seiring perkembangan zaman, Jihu dan Bakun ini nantinya akan hilang dan digantikan dengan alat-alat modern yang canggih, namun kerajinan tangan ini merupakan asli dari anyaman dan warisan para leluhur yang mendiami Kabupaten Kerinci.
Untuk memesan berbagai jenis Jihu yang besar maupun kecil sebagai alat/media dalam tari tradisional Kerinci dapat menghubungi Ibu Herlita ibu Kades desa Koto Tengah Siulak dan Ibu Deti Susmita yaitu Ibu Kades Plak Naneh Siulak;
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI