Mohon tunggu...
Zarkasya UU
Zarkasya UU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab yang gemar menulis puisi dan opini

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Polemik Masa Depan Suriah dalam Pandangan Surat Kabar Al-Ahram dan Al-Quds

15 Desember 2024   19:02 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:02 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suriah masih menjadi topik panas yang diperdebatkan oleh dunia internasional. Dikutip dari kompas.com, rezim Presiden Bashar Al-Assad di Suriah akhirnya tumbang pada Minggu (8/12/2024) pagi, setelah pasukan oposisi menguasai ibu kota Damaskus.

Pemerintahan Assad, yang mendapatkan sokongan militer dari Iran dan Rusia, tumbang dengan kecepatan mencengangkan, yakni tak lebih dari dua pekan di tangan kelompok pemberontak. Meski demikian, Assad, seorang otoriter yang tega semena-mena dengan rakyatnya sendiri, sebenarnya telah mendapat tekanan dari pasukan pemberontak selama satu dekade lebih. Fenomena ini mengundang berbagai pandangan dari berbagai kalangan, terutama pihak politisi di banyak negara.

Beberapa surat kabar Arab pun turut memberitakan fenomena besar ini, di antaranya adalah Al-Ahram dan Al-Quds yang merupakan situs web terkemuka di dunia Arab. Surat kabar Al-Ahram (Mesir) sendiri merupakan surat kabar yang cukup terdepan karena tidak hanya didistribusikan di Mesir, tetapi juga di negara-negara Arab lain serta dunia internasional (Encyclopedia: 2012).

Surat kabar ini terkenal karena independensi dan objektivitasnya, serta karena liputannya terhadap berita internasional dan berita nonpolitik tentang Mesir. Meski begitu, Al-Ahram pada dasarnya cenderung berpihak pada pemerintah Mesir dan dikendalikan oleh Inggris.

Adapun Al-Quds adalah surat kabar yang dimiliki dan diterbitkan oleh Yayasan Penerbitan dan Media Al-Quds Al-Arabi. Surat kabar ini dicetak di London, New York juga di Frankrut. Sama seperti Al-Ahram, surat kabar ini juga terkenal dengan independesinya.

Namun bedanya, surat kabar Al-Quds tidak terikat dengan pemerintah. Isi liputannya didominasi oleh isu-isu kemanusiaan-khususnya di Gaza-termasuk hak-hak perempuan, anak-anak, dan pengungsi. Surat kabar ini juga terkenal dengan ciri khasnya yang sangat menentang penjajahan Israel.
 
Berkaitan dengan isu penggulingan rezim Bashar Al-Assad di Suriah, Al-Ahram dan Al-Quds menyajikan berita dengan tema yang sama, yaitu "Suuriyaa.. al-Bahtsu 'an Mustaqbal Aaman" (Suriah, Pencarian Masa Depan yang Aman) oleh Al-Ahram dan "Suuriyaa baina Muwajahah al-Irhaab wa Binaa' al-Mustaqbal.. Aulawiyaah at-Tawazun baina al-Amn wa as-Siyasiyah" (Suriah antara Menghadapi Terorisme dan Membangun Masa Depan.. Prioritas Keseimbangan antara Keamanan dan Politik) oleh surat kabar Al-Quds. Namun, keduanya memiliki fokus pendalaman yang berbeda. Terdapat dua garis besar yang dapat ditarik dari dua berita ini.

Ditilik dari segi fokus isu, surat kabar Al-Ahram lebih membahas kondisi internal Suriah. Pembahasan ini diawali dengan dengan mempertanyakan bagaimana tantangan yang akan dihadapi negara tersebut setelah kejatuhan keluarga Assad. Sebab kurangnya pengalaman kelompok oposisi dalam mengelola politik dan ekonomi negara mengakibatkan ketidakpastian masa depan Suriah.

Kondisi ini juga dihubungkan dengan sejarah pasca Perang Dunia, dengan mengutip contoh negara-negara yang dibentuk ulang setelah konflik besar, seperti Cekoslowakia dan Yugoslavia, serta pembagian Jerman setelah Perang Dunia Kedua, sebagai analogi untuk menggambarkan tantangan yang akan dihadapi Suriah.

Di sisi lain, Surat kabar Al-Quds menyajikan pandangan dan analisis yang lebih mendalam. Surat kabar ini lebih menyoroti pengaruh eksternal dan menekankan pada dinamika politik global yang lebih luas. Dalam berita ini, fenomena penggulingan Bashar Al Assad dihubungkan dengan adanya campur tangan dari luar, seperti Amerika Serikat dan Israel, yang berusaha merombak tatanan politik di Timur Tengah dan memecah-belah persatuan Arab.

Dua negara ini berpura-pura mendukung faksi oposisi guna mengosongkan Suriah dari kekuasaan hingga dapat menyusup Ketika Suriah mencoba membuat tatanan politik baru.

Jika ditilik dari segi pendekatan solusi, surat kabar Al-Ahram lebih banyak mengajukan solusi yang berkaitan dengan penyesuaian internal negara, dengan menyarankan agar Suriah belajar dari pengalaman sejarah negara-negara lain yang mengalami perubahan besar dalam struktur politik dan sosial mereka. Ini menunjukkan bahwa menurut Al-Ahram masih ada optimisme terhadap kemampuan negara tersebut untuk mengatur kembali politik dan ekonominya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun