Mohon tunggu...
Zarit Azzahro
Zarit Azzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

saya memiliki hobi berkebun dan menulis cerpen. saya suka mengabadikan momen dalam sebuah cerita dan memotret. saya suka konten tentang makanan sehat dan tips pola hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Perawatan Pasca Pencabutan Gigi Karies

6 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:12 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal. Penyakit gigi berlubang (karies gigi) akan menyerang jaringan keras gigi yang dimulai dengan proses demineralisasi lapisan gigi akibat suasana asam. Karies dapat terjadi karena kurangnya kebersihan mulut, struktur gigi yang kurang baik, sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik. Karies kerap terjadi pada anak-anak memasuki usia sekolah. Umumnya, anak-anak belum mengerti makanan apa saja yang dapat menimbulkan karies. Permen merupakan salah satu makanan yang mengandung kariogenik, yang dapat memicu pertumbuhan bakteri yang akan merusak gigi. Selain itu, kopi juga salah satu minuman yang dapat menimbulkan karies gigi. Artinya, karies gigi dapat terjadi kapan saja. 

Gigi akan terkikis perlahan tanpa gejala. Gejala akan muncul dan dapat dirasakan saat gigi berlubang cukup dalam. Penderita akan merasa nyeri, sebagian gigi akan mulai terlihat berwarna coklat, lubang akan semakin membesar dan terlihat. Jika dibiarkan, gigi akan terus terkikis dan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti abses gigi, pembengkakan dan munculnya nanah di sekitar gigi, infeksi pada area mulut dan gigi, hingga penurunan berat badan atau gangguan nutrisi. Dalam hal ini, perlu tindakan pencabutan gigi agar bakteri tidak merambat pada gigi lain. 

Setelah pencabutan, gingiva tempat gigi yang sudah di cabut akan kosong dan menjadi jarak antara gigi disebelahnya. Adanya ruang kosong tersebut dapat menyebabkan tulang rahang tidak berada dalam kondisi yang seharusnya, sehingga menimbulkan perubahan pada pola gigitan dan juga dapat menimbulkan gangguan pada sendi rahang. Gigi yang berada disebelah ruang kosong dapat bergeser mengisi ruang tersebut sehingga bentuk rahang tidak berada pada keadaan yang seharusnya. Selain itu, gigi yang tersisa menanggung beban dan tekanan yang lebih tinggi sehingga terdapat resiko gigi tersebut menjadi rentan rusak. 

Untuk mengatasinya, sebaiknya ruangan yang terbentuk karena gigi yang telah dicabut segera diisi dengan gigi palsu atau tiruan. Pemasangan gigi palsu tidak langsung dipasang setelah pencabutan, melainkan harus menunggu bekas pencabutan kering terlebih dahulu. Penentuan jenis gigi palsu juga akan menyesuaikan dengan kondisi gigi. Karena harus dilakukan pemeriksaan dahulu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun