Selain itu, negara yang memiliki tingkat produktivitas tinggi cenderung lebih mudah mendapat keuntungan dari Free Trade Area. Contoh negara yang memiliki produktivitas tinggi yaitu Jepang dan Korea Selatan. kedua negara tersebut merupakan negara yang memiliki banyak perusahaan multinasional yang mampu bersaing di pasar global. Produk yang dihasilkan dari negara dengan produktivitas tinggi dapat diekspor dan menjadi pemasukan devisa negara.Â
Negara yang memiliki pasar domestik yang besar serta memiliki industri yang sangat berkembang mampu memaksimalkan keuntungan dari Free Trade Area. Negara dengan pasar domestik yang besar mampu mendorong perusahaan lokal untuk bersaing dengan membuat inovasi serta meningkatkan kualitas produk sehingga dapat bersaing dipasar global sekaligus diminati di pasar domestik. Hal ini dapat membantu memperkokoh serta mengembangkan industri lokal sehingga mengurangi ketergantungan pada produk impor.Â
Dibalik keuntungan Free Trade Area di negara - negara besar, bagi negara - negara kecil justru dapat membunuh perekonomian mereka. Di lain sisi Free Trade area justru memberikan ketimpangan yang jelas pada tatanan ekonomi global.  Ketimpangan dapat timbul dari Free Trade Area (FTA) karena adanya Ketimpangan kekuatan ekonomi dapat disebabkan oleh dominasi negara-negara dengan intensita ekonomi yang lebih kuat baik dalam segi produksi dan distribusi sehingga menyebabkan ketidakseimbangan perdagangan. Keunggulan komparatif pada produksi tertentu juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam perdagangan disebabkan oleh spesialisasi yang tidak merata dan adanya ketergantungan ekonomi dan . Liberalisasi perdagangan dalam FTA dapat menimbulkan dampak sektoral yang tidak merata, dimana beberapa sektor mendapatkan keuntungan sementara sektor lainnya mendapatkan dampak negatif. Ketergantungan ekonomi terutama produk impor juga dapat meningkatkan kesenjangan dan risiko krisis ekonomi di negara - negara kecil. FTA juga dapat membunuh industri lokal di negara kecil karena ketidakmampuan untuk bersaing di pasar global sehingga membuat ekonomi negara kecil menjadi rentan.Â
Dinamika kapitalisme di era informasi menunjukkan kompleksitas pergeseran ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam situasi ini, timbul pertanyaan apakah kemajuan ini bermanfaat bagi masyarakat atau justru menciptakan kesenjangan. Di satu sisi, kemajuan teknologi informasi telah memberikan pilihan baru bagi akses informasi, komunikasi global, dan inovasi di bidang ekonomi. kemajuan teknologi informasi mendorong perluasan industri baru, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Namun, disisi lain juga mampu menjadi ancaman bagi negara - negara yang tidak mampu bersaing di pasar global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H