Mohon tunggu...
Zara Syauqiyah
Zara Syauqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa ilmu komunikasi universitas pembangunan nasional veteran jakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Kim Ji-Young: Born 1982 "Suara Perempuan yang Terbungkam?"

14 September 2024   19:33 Diperbarui: 14 September 2024   19:42 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinematografi dalam film ini mendukung narasi yang emosional. Gaya visual yang sederhana, namun efektif dalam menyampaikan suasana  dan perasaan yang dialami oleh Ji-young. Ada beberapa pengambilan gambar close-up yang fokus pada ekspresi wajah Ji-young yang memperlihatkan betapa tertekannya karakter pada film ini.

Pesan Moral : 

Film ini sangat memperlihatkan tentang kondisi perempuan  di dunia modern, terutama dalam lingkungan masyarakat yang masih kental dengan patriarki. Kim Ji-young : Born 1982 menggambarkan bagaimana perempuan sering kali dihadapkan pada ekspetasi dan tuntutan dari keluarga, masyarakat, bahkan diri mereka sendiri. Film ini juga menyentuh isu - isu seperti kesenjangan gender di tempat kerja, standar kecantikan yang tinggi, serta beban yang ditanggung oleh kebanyakan ibu rumah tangga yang mengorbankan ambisi pribadi demi keluarga. Film ini sangat relevan bagi penonton dari berbagai latar belakang.

Opini Pribadi :

Menurut saya, film ini sangat relevan dan berpengaruh karena menyoroti isu - isu yang sering kali diabaikan bahkan dianggap sepele. Saya  terpukau dengan akting Jung Yu-mi yang sangat hebat dalam memerankan sosok Kim Ji-young dari ekspresi wajahnya. Film ini tidak hanya mengajak penonton untuk memahami perempuan saja, tetapi memperlihatkan pentingnya kesetaraan gender dan kesehatan mental.

Kelebihan dan Kekurangan :

Kelebihan dari film ini ialah tampilan film yang menggunakan cahaya yang redup dan netral mencerminkan kehidupan Ji-young yang yang tampak biasa, tetapi dipenuhi ketidakpuasan dan penderitaan batin sehingga selaras dengan ceritanya. Sedangkan kekurangan film ini ialah, film ini tidak terlalu banyak menampilkan percakapan sehingga sedikit terlalu monoton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun