Padang - Cuaca mendung sejak pagi tak menyurutkan langkah kami mengunjungi salah satu wisata alam di Sumatera Barat. Pantai Muaro Panjalinan merupakan salah satu pantai yang ada di kota Padang.
Muaro Penjalinan bukanlah sebuah pantai tujuan destinasi wisata favorit. Tapi keindahan Pantai Muaro Panjalinan sangatlah indah dan akan dimanjakan oleh pasir putih dan ombak yang berwarna biru yang menyejukkan jiwa. Terletak di Ampang Pulai, Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Lokasi tak terlalu jauh dari pusat Kota Padang.
Meskipun begitu, saya dan keluarga harus menempuh perjalanan selama 3 jam dari Tanah Datar. Namun, semua itu akan terbayarkan saat kita tiba di lokasi. Mata kita akan dimanjakan dengan pasir putih yang membentang di seluruh bibir pantai, karang raksasa di sepanjang garis horizontal pantai, dan deburan ombak berwarma biru kehijauan yang menyejukkan jiwa.
Tak ada yang istimewa dari Muaro Penjalinan kecuali pemandangan laut lepas dan kapal nelayan yang sesekali berlayar.Â
Tapi, tempat ini salah satu tempat favorit mengawali aktivitas pagi sekedar menelusuri pesisir pantai atau berlari di pinggir kanal dan melepas pandangan dengan bersantai di atas bebatuan besar. Angin menderu kencang namun sejuk. Air laut menggulung terpecah di bibir pantai. Tampak beberapa turis di sekitar Pantai Muaro Panjalinan tersebut.
Beberapa meter dari pantai tersebut, terdapat pantai Pasir Jambak yang akhir-akhir ini dijadikan sebagai tempat wisata. Saya dan keluarga menyempatkan untuk menuju Pasir Jambak. Pasir Jambak memiliki keunikan tersendiri dari pantai Muaro Panjalinan.Â
Pantai Pasir Jambak merupakan pantai yang masih memilik panorama alam yang sangat alami, karena banyak pepohonan yang berjejer panjang di tepi pantai. Dan ombak di Pasir Jambak lebih besar dari yang saya duga, sehingga saya dan keluarga baju nya basah tersapu ombak.Â
Jangan takut kepanasan jika kita sedang menikmati pesona pantai ini, karena di sana terdapat beberapa saung yang dibangun memang untuk para pengunjung. Selain itu kita juga bisa menikmati hidangan makan siang yang lezat dari restoran-restoran yang ada di sana dan menikmatinya di saung tersebut sambil menikmati panorama pantai.
Angin menderu kencang namun sejuk air laut menggulung terpecah di bibir pantai, aku dan keluarga menelusuri pinggir pantai ini dengan berjalan kaki sambil berpose-pose. Melesat melintasi pasir pantai yang putih dan mulus sesekali disapu ombak. Sungguh aku merasakan kedamaian. Seperti tak ada beban dalam hidup.
Semua destinasi wisata pantai yang terletak di kota Padang dan sekitarnya menghadap ke arah barat atau menghadap ke arah matahari tenggelam. Tidak heran jika sore menjelang, pantai-pantai di daerah Padang dikunjungi oleh banyak orang untuk menikmati pemandangan sunset yang indah.Â
Pantai yang bersih dengan pasir putih kekuningan dan berlatar belakang pepohonan pinus membuat pemandangan di pantai ini semakin asri.
Tak terasa sudah empat jam kami bermain di pantai ini. Perjalanan pun kami lanjutkan ke sebuah desa terindah yang ada di dunia, ya, salah satu desa di Sumatera Barat mendapat penghargaan desa terindah dari majalah pariwisata internasional, karena wilayahnya yang asri dan hijau, yang menarik, desa ini penuh dengan Rumah Gadang.Â
Kearifan lokal dan keindahan alam yang dimiliki Nagari Pariangan tersebut menjadi alasan desa atau daerah ini masuk dalam daftar desa terindah di dunia. Sungguh sangat indah Indonesia ini bukan, kita tidak perlu ke luar negeri kalau Indonesia desanya saja menempatkan desa terindah di dunia.
Saya dan keluarga menyempatkan untuk berfoto ria di Desa Pariangan. Desa Pariangan terletak di kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat. Nagari ini terletak di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut.Â
Menurut Tambo Minangkabau Pariangan merupakan nagari tertua di ranah Minang.
Selanjutnya, aku dan keluarga mengunjungi Pantai Muaro Lasak, Masjid Raya Sumbar, Kelok Sambilan, Air Terjun Lembah Arau, Istano Baso Pagaruyung, Jam Gadang. Untuk pulang dan pergi, saya dan keluarga menaiki mobil pribadi. Tak henti-hentinya aku merasa kagum atas keindahan kampung halamanku.Â
Cukup membuat hatiku senang setelah lelah dari padatnya kota di Jakarta.
Hari sudah mendung. Sekalipun enggan pergi, kami tetap kembali. Bening cuaca, sejuknya udara, hangat airnya kami rangkum dalam jiwa. Orang bilang, cukup sekali saja mengunjungi satu tempat agar kesannya tetap terasa. Cukup tahu sedikit saja biar kekagumannya tak sirna.Â
Ah, tapi rasanya aku dan keluarga ingin kembali lagi dan lagi. Semoga suatu hari nanti. Saat liburan tiba.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H