3. Membeli produk karna penampilan gengsi
Hampir sama seperti yang saya jelaskan di nomer 2, tetapi ini lebih di karnakan adanya faktor lingkungan. Budaya main bareng dalam video game menjadi salah satunya, jika ada teman nya yang melakukan top up dan membuat individu tersebut iri, bisa membuat individu terpicu membeli atau melakukan top up dalam video game dengan maksud tidak ingin ketinggalan dengan kerabat sekitarnya.
4. Membeli produk karna adanya pertimbangan harga
Perilaku ini biasanya terjadi karna adanya perilaku mewah dalam diri, dalam video game sendiri biasanya jika ada event-event yang membuat harga top up menjadi murah, pemain malah membakar duitnya kedalam game sebanyak-banyaknya untuk menimbun kekayaan lalu di habiskan begitu saja.
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga sikap dan status
Hal yang cocok dalam point ini dalam video game yaitu adanya status VIP yang membuat pemain memiliki badget dan mendapatkan benefit yang membuat terlihat berbeda dengan pemain gratisan. Sistem VIP ini biasanya di perbarui setiap bulan sekali dengan harga biasanya di angka $10.
6. Memakai produk karna unsur konformitas terhadap model yang mengiklan produk.
 Individu biasanya memakai atau membeli sebuah barang karna adanya seseorang yang mengpromosikan produk dan individu inggin sepertinya, dalam video game ini berkaitan dengan adanya content creator dalam media sosial yang mempublikasikan kekayaanya dalam media yang membuat penontonya ingin menjadi seperti dia. Sebagai contoh, seorang youtuber yang mengunboxing kosumtum dalam video game yang bersifat limited di satu waktu.
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.
Dalam bebrapa sistem video game, faktor ini benar adanya. Tetapi jika di tinjau dalam ruang lingkup tempat bermain. Ini menjadi salah satu faktor dimana anda di percaya kepada teman anda menjadi pemain yang hebat. Meski banyak yang bilang kembali lagi terhadap skill bermainya
8. Keingginan mencoba lebih dari 2 produk