Malam ini saya teringat dengan Saipul Jamil. Air matanya yang berceceran menahan kalut dan sedih menjadi hiasan di media massa. Rumah habis dijual, namun kasus bukannya habis malah bertambah. Malang benar nasibnya pikirku. Saipul Jamil yang selama ini suka ketawa ketiwi haha hihi pada akhirnya harus nangis di depan hakim. Nangis karena rumah mewah hasil kerja keras selama ini ludes terjual, ga tersisa, dan uang hasil penjualan pun habis disita. Mimpi apa beliau sampai nasibnya semalang itu?
Ya, setidaknya Saipul Jamil masih hidup. Bandingkan dengan Olga yang harus divonis mati sebelum dia menghadapi kematian? Apa yang dia pikirkan pada hari-hari terakhirnya? Apakah dia harus maju dan maju? Ataukah dia harus maju…. mundur…. cantik….?
Bayangkan bro…. Rumah hasil kerja keras, mobil hasil kerja keras dari Saipul Jamil, ludes… Dan dia pada akhirnya harus mendekam dalam penjara selama sekian tahun… semuanya jadi null/nihil…
Coba bayangkan kalo Anda di sisi Saipul Jamil, apa yang kira kira Anda rasakan?
Tapi setidaknya Saipul Jamil masih hidup, gimana kalo Anda jadi Olga dua bulan menjelang ajalnya?
Beberapa orang menemui ajalnya secara tiba-tiba. Asik-asik naik motor tiba-tiba keseruduk pohon dan kemudian mati. Atau asik-asik naik mobil tiba-tiba kecelakaan dan kemudian mati. Atau pada saat naik pesawat, mayday… mayday….. dan kemudian mati. Kesamaannya adalah kita ga tau kalo kita bakal mati pada saat itu. Kita taunya bahwa kita naik pesawat dan sampai di tujuan….
Ada juga yang matinya diberi tahu dua bulan sebelumnya atau mungkin dua hari sebelumnya, atau mungkin dua jam sebelumnya… Bagaimana Anda menghadapai situasi seperti itu?
“Pak, besok Anda akan duel pedang sampe mati dengan si Y.”
“Pak, besok eksekusinya akan dilaksanakan jam 12 siang.”
atau..
“Pak, ada orang ketuk-ketuk pintu rumah jam 1 malam…. teriak-teriak… tolong diliatin pak, mama takut….”
atau
“Pak, gerombolan penyerang udah memasuki kampung kita, siap-siap…. ambil parang…. orang-orang udah pasang penghalang di jalan raya…… ”
Atau ketika Anda harus berhadapan dengan segerombolan massa yang ingin membunuh Anda…. mengayun-ayunkan parang ke tubuh Anda…. hingga kulit kepala terkelupas dan Anda ga tau mau berlindung pada siapa? Masih kah Anda teriak maju… dan maju…..? atau maju mundur cantik….?
Tapi ada juga manusia yang mati itu karena bunuh diri. Cewek putus cinta, kemudian minum racun. Ada cowok cintanya ditolak, kemudian gantung diri….. Apakah dalam kasus ini bisa kita katakan si cewek atau cowok itu orang yang “berani mati”? Apakah kasus gantung diri dan minum racun itu bisa disamakan dengan kasus menghadapi eksekusi pancung jam 12 siang?
Saya yakin Anda pernah liat bagaimana TKW di Arab dipancung, sampe nangis-nangis saking takutnya dengan kematian? Apa dia ga kepikiran bahwa di tempat lain, orang ga dipancung, ga ditembak, malah bunuh diri……
Bro, Anda jangan nonton film Naruto atau film samurai-samurai-an kalo umur Anda masih di bawah 17 tahun. Saya yakin Anda semua takut mati, jadi Anda jangan sok jadi samurai-samurai-an. Mendingan jadi cewek cabe-cabe-an, atau cowok tomat-tomat-an……. atau banci bawang-bawang-an…..
Coba renungi bro…. rumah yang dicicil….. mobil yang dicicil……. gelar yang dikejar….. perjalanan yang dibanggakan….. istri yang dipamerkan……. in the end… will become nothing….
Samurai itu berani membunuh dan berani dibunuh. Anda dan segala ego dan apa yang Anda banggakan dalam hidup ini kemudian harus duel pedang antara hidup dan mati dengan seseorang karena persoalan sepele….? Mungkin saja Anda pengen membunuh, tapi apakah Anda siap dibunuh?
65 persen orang yang dibunuh tidak tahu kalo dirinya akan dibunuh, bagaimana kalo dia tahu?
70 persen pembunuh hanya siap membunuh dan tidak siap dibunuh…. coba kalo mereka tukar posisi….
Teman saya yang orang jawa itu udah babak belur ditonjok ama polisi, dia sabarin bro…. karena dia pikir dia masih hidup…. masih bisa berbuat ini itu…..
Lain kayak Samurai bro….. sekali Anda senggol, maka Anda akan hidupkan pada pilihan hidup atau mati…
Tapi sebenarnya samurai takut mati… Yang membuat Samurai berani mati itu karena memang tidak ada pilihan lain selain bertarung antara hidup dan mati….. Lagian samurai itu sebagian besar pada Atheis, jadi ketika mati mereka pikir… ya sudah…. the end…..
Coba kalo si Samurai nya diberi hidup enak… punya mobil…. rumah yang mewah…… istri yang cantik…. masih mau ga’ dia diajak duel antara hidup dan mati?
Atau memang dugaan saya, bahwa Samurai itu hanya korban cuci otak agar para kaisar bisa hidup foya-foya…. ? Seperti cewek yang minum racun tadi….
Dalam kasus peperangan, para tentara itu sebenarnya bukan tidak takut mati….. Mereka itu jadi tentara karena pengen dihormati dan digaji….. Penyebab mereka seolah ga takut mati adalah karena pada saat peperangan hormon adrenalin tiba-tiba saja membuncah dan mengental dalam darah mereka sehingga ada ilusi di kepala mereka bahwa peluru yang ditembakkan oleh musuh itu tidak akan mengenai tubuh mereka….
Nah, kalo gini ceritanya kita akan kembali ke teori Biologi Darwinian…. hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H