Mohon tunggu...
Achmad Fauzan Syaikhoni
Achmad Fauzan Syaikhoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kediri

Manusia setengah matang yang sedang fakir pengetahuan. Bisa menyumbang pengetahuan lewat IG: zann_sy

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Taktik Tidak Terpuji dalam Persaingan Pasar: Aqua Versus Le Minerale

2 Juli 2023   03:41 Diperbarui: 2 Juli 2023   05:17 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber tangkapan layar permintaan maaf portal Mantra Sukabumi

Namun, kesuksesan Le Minerale juga diikuti oleh serangan kampanye negatif. Mulai dari video hoaks pada tahun 2020 yang menyebutkan bahwa Le Minerale mengandung besi, yang kemudian segera diklarifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Bahkan, beberapa media juga melakukan fitnah terhadap Le Minerale. Sebagai contoh, portal Mantra Sukabumi pada 15 Mei sebelumnya menulis artikel negatif yang menyebutkan bahwa Le Minerale mengandung gula, kalori, mengganggu hormon, mengandung logam berat, virus, dan sebagainya.

Sumber tangkapan layar artikel portal Mantra Sukabumi yang memfitnah Le Minerale sebelum dihapus
Sumber tangkapan layar artikel portal Mantra Sukabumi yang memfitnah Le Minerale sebelum dihapus

Berita fitnah ini merusak kepercayaan publik terhadap media massa. Untungnya, 6 hari kemudian, pada 21 Mei, portal tersebut meminta maaf atas tulisan tersebut.

Sumber tangkapan layar permintaan maaf portal Mantra Sukabumi
Sumber tangkapan layar permintaan maaf portal Mantra Sukabumi

Selain melalui distributor dan media massa, serangan kampanye hitam juga dilakukan melalui media sosial. Sebuah akun TikTok dengan nama @prazteguh memposting konten yang merendahkan sejumlah merek AMDK lainnya. Yang menarik, konten tersebut memuji Aqua dengan sangat berlebihan. Jadi, sudah tidak perlu ditanyakan lagi siapa dalang di balik serangan ini.

Sumber tangkapan layar : Detik.com
Sumber tangkapan layar : Detik.com

Terkait hal ini, Faisal Rahman menghimbau media untuk lebih berhati-hati dalam mencegah upaya kampanye hitam serupa, termasuk dalam isu lingkungan. Menurutnya, praktik "greenwashing" perlu diwaspadai agar media tidak terjebak dalam mengkampanyekan hal-hal yang keliru. "Greenwashing" mudah dikenali melalui tindakan perusahaan atau organisasi yang lebih mementingkan citra sebagai perusahaan "ramah lingkungan" daripada meminimalkan dampak negatif produk dan aktivitas perusahaan terhadap lingkungan. "Dengan 'greenwashing', perusahaan dapat memunculkan diri mereka sebagai pahlawan lingkungan, padahal sebenarnya mereka mungkin menjadi pencemar plastik terbesar di lingkungan," jelasnya.

Jurnalis senior dan pemimpin redaksi media online Sorogan.id, Burhan Abe, sependapat dengan pandangan tersebut. Menurutnya,  di era informasi yang terbuka seperti saat ini, dan menjelang tahun politik, produsen AMDK sebaiknya menghentikan semua kampanye negatif dan berfokus pada memberikan produk terbaik bagi masyarakat. Tujuannya adalah agar masyarakat dan pihak terkait dalam industri AMDK tidak bingung dengan berbagai berita dan promosi negatif di media massa dan media sosial. "Fokuslah pada upaya menciptakan ketenangan di masyarakat serta terus berinovasi untuk menyediakan produk berkualitas yang aman dan menyehatkan," pungkasnya.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun