Cherry Blossom (벚꽃)
- Korea -
Ini untukmu, Dimas, gumamku dalam hati sambil melangkah ke salah satu pohon. Perlahan kusisipkan kertas kenangan itu diantara mekarnya bunga.
“Yaahhh... jadi aku yang kalah ya.” Suara hangat yang sangat kukenal dan kurindukan itu tiba-tiba saja melintasi pendengaranku. Ah, hanya halusinasi. Akupun meraih dan menarik koperku kembali, mulai beranjak meninggalkan tempat ini.
“Tunggu Rania, aku udah janji memberi bunga ini di hari ulangtahunmu.” Halusinasiku berkata lagi, kini dengan suara yang lebih rendah. “Lihatlah dulu, yang ini beda, punya dua warna. Merah muda seperti kesukaanmu, dan putih kesukaanku. Susah banget ngambil ini….”
Aneh. Entah kenapa suara-suara kecil itu terasa semakin dekat. Bahkan kini aku bisa mendengar derap kaki yang melangkah mengarah padaku, merasakan tangan yang menyentuh bahuku. Hangat. Saat aku menoleh, dia telah berdiri disampingku sambil mengarahkan sekumpulan bunga cherry blossom padaku. Ya, dia benar-benar Dimas, sahabat kecilku, sahabat setiaku. Ini bukan halusinasi. Bahkan... kini aku bisa jelas melihatnya melemparkan senyum padaku.
“Hai, Ran. Lama tak jumpa...,” sapanya kemudian, tentunya dengan senyuman hangat yang selalu kurindukan.
[caption caption="ilustrasi : dokumentasi pribadi"]
*Cerita ini dibuat sebagai bentuk terimakasih pada kota yang telah memberiku inspirasi dan banyak pengalaman berharga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H