Hayalanku tuh, sudah kemana-mana—apa tiba-tiba ayahku membuka usaha rumah penggilingan padi? Karena setahu aku, tempat penggilingan padi itu ada tempat tersendiri. Jadi si petani yang harus datang ke tempat penggilingan.
“Popop mau foto yang lagi giling padi, kakak mau ikut buat coba wawancara?” tanya Popop, yang lewat di depan kamarku sudah bawa kamera.
Ini kesempatan langka pikirku. Kapan lagi coba, tiba-tiba ada kejadian seperti ini di samping rumah. Karena penasaran, aku ikut dengan Popop. Aku menyapa Pakle dan dua orang mas-mas itu. Sedikit berbincang dengan mereka.
“Ini ada yang keliling giling beras” ucap Pakle.
Ternyata hayalanku salah! WKWKWK, halaman rumahku tidak akan jadi usaha penggilingan padi. Dua orang mas-mas yang sedari tadi sibuk dengan mesin penggiling, ternyata menyediakan jasa giling beras keliling.
Orang-orang sekitar sini, kalau habis panen dan ingin menggiling beras. Bisa memanggil jasa si masnya, seperti Pakle yang tinggal di depan rumahku. Mereka biasa keliling di sekitar Prembun, Jawa Tengah.
Ternyata, jasa penggiling beras sudah ada sejak lama. Dua orang mas-mas yang aku temui, sudah melakukan pekerjaan ini selama 4 tahun terakhir.
Malah jika aku mencari tahu tentang penggilingan beras keliling, sudah banyak pula mesinnya yang dijual secara online. Orang-orang ini terbiasa keliling lalu berhenti di tempat kosong yang berada di sekitar tempat tinggal petani.
Contohnya, halaman samping rumahku yang menjadi salah satu tempat pemberhentian mereka siang ini. Untuk biayanya sendiri, Rp 10.000 untuk menggiling 30KG padi.
Bagi diriku, ini hal menarik. Karena aku hanya mengenal jasa bersih-bersih rumah, jasa sedot WC atau jasa pijat yang bisa dipanggil ke rumah kapan saja.
Baru tahu aku, kalau perkembangan alat di industri pertanian sudah sejauh ini. Ternyata di pedesaan ada jasa giling beras yang bisa dipanggil ketika habis panen. Hanya saja ini tidak ada aplikasinya! Hahahahah.