Mohon tunggu...
Zanjabilla Maghantis
Zanjabilla Maghantis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang remaja yang gemar menulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bakar Sampah

10 Februari 2021   17:05 Diperbarui: 10 Februari 2021   17:19 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Seminggu kemudian, aku membeli sayur di tukang sayur keliling langganan warga sini. Sudah ada sekumpulan ibu-ibu yang sedang memilih sayur sambil bergosip. Biasa ibu-ibu pikirku.

"Eh, Ibu Ningrum kemarin kenapa ya?" tanya salah satu ibu-ibu.

Mendengar ada nama ibu Ningrum. Aku tertegun. Kali ini, tertarik juga aku mendengar kabarnya. Seminggu ini, aku sudah jarang sekali melihat Ibu Ningrum. Ia yang biasanya bakar sampah tiap tiga hari sekali, minggu ini tidak kelihatan.

Aku sengaja berlama-lama memilih sayur, ingin mendengar gosip ibu-ibu ini tentang beliau. Tetangga yang paling dekat dengan Ibu Ningrum mulai bercerita.

Sore itu, Ibu Ningrum habis membersihkan kebun, lalu ada banyak sisa daun-daun kering yang akhirnya ia bakar di halaman rumah tua. Biasanya, habis membakar sampah. Ia ikut nimbrung sore hari bersama ibu-ibu sekitar. Tapi sore itu, ia memilih untuk mandi sore dan tidur di rumahnya. Kelelahan katanya.

Saat tidur, ibu Ningrum bermimpi. Ada wanita tua dengan rambut berwarna putih, memakai kebaya sebagai atasan dan kain sebagai bawahan. Rambutnya terurai panjang sampai pinggang, daun sirih membuat mulut dan gigi wanita tua itu berwarna merah. Di dalam mimpi, wanita tua itu terlihat marah. Ia menghampiri ibu Ningrum. Tangan si wanita tua mencekik leher ibu Ningrum.

"Jangan mengotori halaman rumahku, berhenti membakar sampah di situ!" ujar wanita tua, mata melotot, air liur yang sudah berwarna merah berjatuhan dari mulutnya.

Mimpi itu membuat ibu Ningrum terbangun, dadanya terasa sesak, badannya keringat dingin, jantungnya berdetak sangat cepat. Ia ketakutan. Ibu Ningrum segera lompat dari kasurnya, berlari ke dalam kamar mandi, mengambil seember air. Ia kemudia berlari-lari lagi keluar rumah, air yang dibawanya tumpah-tumpah. Sampai akhirnya, beliau menyiram api yang membakar tumpukan sampah.

"Seramnya... anaknya si Ibu Ningrum nih, cerita ke aku" ujar si ibu yang sedang bercerita, membuat para pendengar kembali penasaran.

Ia kembali bercerita. Katanya, Ibu Ningrum sempat menengok ke arah jendela rumah tua itu. Dari jendela rumah itu, Ibu Ningrum melihat sosok wanita tua yang hadir di mimpinya. Persis sekali dengan yang ada di mimpinya. Mata Ibu Ningrum dengan mata wanita tua itu saling bertatapan, lalu wanita tua itu tersenyum, menampilkan mulutnya yang merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun