Mohon tunggu...
Sosbud

Sejarah Kerajaan Kutai

25 Maret 2019   18:25 Diperbarui: 4 Juli 2021   19:45 2423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, Indonesia memiliki bermacam-macam kerajaan. Mulai dari yang bercorak Hindu, Budha, Dan Islam. Salah satu kerajaan yang akan saya bahas adalah Kerajaan Kutai. 

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan bercorak hindu pertama di indonesia, tepatnya pada abad ke-4 masehi atau 400 M. Hal ini dapat dinyatakan karena ditemukannya Prasasti Yupa pada tahun 1879 oleh para penemu sejarah. Huruf-huruf yang berada di ketujuh prasasti tersebut sejenis dengan yang ada di india pada abad ke-4.

Baca juga : Bisnis "Emas Hitam" di Kutai Timur pada Masa Pandemi

Prasasti Yupa merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Kutai yang dibuat oleh kaum brahmana sebagai pujian terhadap kebaikan sang Maharaja Mulawarman. 

Yang singkat cerita merupakan pemimpin dari masa kejayaan Kerajaan Kutai, setelah sebelumnya dipimpin oleh ayahnya Raja Aswawarman dan sang pendiri kerajaan, kakeknya Raja Kudungga. Ada tujuh buah prasasti yupa, yang masing-masing menjelaskan silsilah Kerajaan Kutai.

Kerajaan kutai terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Wilayah Kerajaan Kutai cukup luas, hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Kutai sendiri merupakan nama yang diberikan oleh para ahli, sebab tidak ada informasi yang jelas mengenai nama asli kerajaan ini.

Baca juga :Perjalanan Menuju Kecamatan Kenohan - Kutai Kartanegara

Berdirinya Kerajaan Kutai

Kudungga
Berdasarkan informasi yang didapat dari Prasasti Yupa, Kudungga merupakan raja pertama yang mendirikan Kerajaan Kutai. Kudungga adalah seorang pembesar Kerajaan Campa di Kamboja. Pada awalnya Kerajaan Kutai menganut kepercayaan animisme.

Namun putra Kudungga, yaitu Aswawarman memeluk agama hindu disaat ia telah naik tahta untuk menggantikan ayahnya. Itulah akibatnya Asmawarman diberi gelar Wangsakerta yang berarti pembentuk keluarga. Raja Kudungga tidak diberi gelar tersebut karena ia belum beragama hindu.

Aswawarman
Seperti yang tadi disebutkan, Aswawarman memiliki gelar Wangsakerta yang berarti pembentuk keluarga. Mengapa demikian? . Gelar ini diberikan kan kepadanya karena ialah salah satu pembentuk dinasti kerajaan. Tidak hanya gelar tersebut, ia juga disebut sebagai Dewa Ansuman atau Dewa Matahari. Aswawarman memiliki 3 putra, salah satunya adalah Mulawarman.

Baca juga : Jejak KKN UNS Covid-19 di Kutai Timur

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Mulawarman
Mulawarman adalah seorang raja yang paling dikenal oleh kerajaannya. Karena sikap kedermawanannya dalam memberikan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana, yang disebut dalam Prasasti Yupa. Puncak keharmonisan Kerajaan Kutai berada pada era Raja Mulawarman. Wilayah kutai meluas sejak masa pimpinannya. Itulah sebab banyak yang menyebutkan  bahwa Mulawarmanlah akibat dari masa-masa jayanya Kerajaan Kutai.

Raja-Raja Setelah Mulawarman 

Berikut merupakan raja-raja yang meneruskan Raja Mulawarman :

  1. Maharaja Marawijaya Warman
  2. Maharaja Gajayana Warman
  3. Maharaja Tungga Warman
  4. Maharaja Jayanaga Warman
  5. Maharaja Nalasinga Warman
  6. Maharaja Nala Parana Tungga Warman
  7. Maharaja Gadingga Warman Dewa
  8. Maharaja Indra Warman Dewa
  9. Maharaja Sangga Warman Dewa
  10. Maharaja Candrawarman
  11. Maharaja Sri Langka Dewa Warman
  12. Maharaja Guna Parana Dewa Warman
  13. Maharaja Wijaya Warman
  14. Maharaja Sri Aji Dewa Warman
  15. Maharaja Mulia Putera Warman
  16. Maharaja Nala Pandita Warman
  17. Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
  18. Maharaja Dharma Setia Warman

Masa Keruntuhan Kerajaan Kutai

Pada masa Raja Dharma Setia Warman, ada perang dengan kerajaan Kutai Kartanegara. Pada perang tersebut,Kerajaan Kutai kalah dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Sejak itulah Kerajaan Kutai berada di masa keruntuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun