Dalam era digital ini, komunikasi mengalami transformasi signifikan seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Artikel ini akan menjelaskan dinamika komunikasi dalam konteks era digital, meyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi oleh individu, Masyarakat dan organisasi.Â
Dengan berkembangnya media sosial, penyebaran informasi yang cepat, dan globalisasi, muncul sejumlah permasalahan dalam komunikasi. Dari penyebaran informasi palsu hingga dampak negative dari eksposur berlebihan teerhadap media digital, dinamika komunikasi semakin kompleks.Â
Melalui pemahaman terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi, kita dapat membuka ruang untuk mendiskusikan peluang yang muncul. Akses informasi global, pemberdayaan individu melalui platform digital, dan inovasi dalam bentuk interaksi sosial menjadi elemen elemen positif yang juga patut diperhatikan.
Kajian mengenai teori komunikasi menjadi landasan utama dalam menjelaskan fenomena ini, berikut beberapa teori mengenai komunikasi digital menurut para ahli:
- Teori Konvergensi Media (Henry Jenkins)
- Teori ini menunjukan bahwa dalam era digital, Batasan antara media tradisional dan media baru semakin kabur. Jenkins menyoroti perubahan dalam pola konsumsi media, Dimana audiens tidak lagi pasif tetapi aktif dalam mengonsumsi, memproduksi, dan mendistribusikan konten.
- Teori Efek Spiral Kebencian (Eli Pariser)
- Eli Pariser menciptakan konsep "Filter bubble," Dimana algoritma platform digital cenderung menyajikan informasi yang sesuai dengan preferensi kita, membentuk gelembung informasi yang sempit. Hal ini menciptakan tantangan dalam mendapatkan perspektif yang beragam.
- Teori Kesalahan Komunikasi (Shannon dan Weaver)
- Teori ini berfokus pada konsep kesalahan yang dapat terjadi dalam proses komunikasi. Dalam era digital, ketidakjelasan pesan, distorsi informasi, dan ketidaksesuaian medium dapat menyebabkan kesalahan komunikasi yang berpotensi merugikan
- Teori komunikasi antarbudaya (Edward T.Hall)
- Dalam konteks globalisasi digital, teori ini relevan untuk memahami bagimana perbedaan budaya mempengaruhi komunikasi online. Perbedaan norma, nilai, dan interpretasi dapat menjadi tantangan, sekaligus memberikan peluang untuk memahami dan menghargai keberagaman.
Setelah memahami konsep dasar dari teori- teori menurut ahli, Dinamika berkomunikasi dalam era digital memiliki tantangan yang sangat besar untuk generasi sekarang, yakni:
- Penyebaran infromasi palsu (Hoaks)
- Era digital memberikan platform yang mudah untuk menyebarkan informasi. Tantangan utamanya adalah penyebaran hoaks yang dapat merugikan Masyarakat dan merusak kepercayaan publik.
- Hilangnya privasi dan keamanan data
- Dalam era dimana data pribadi menjadi komoditas, tantangan utama adalah hilangnya privasi dan risiko keamanan data. Oknum tidak bertanggung jawab memperjual belikan data ke oknum lain agar mendapatkan keuntungan, hal ini sangat beresiko tinggi bagi para pengguna internet khusnya media sosial karna data kita dapat disalahgunakan.
- Filter bubble dan ekokammer
- Alogoritme platform digital cenderung mengekspos pengguna pada informasi yang sejalan dengan pandangan mereka, menciptakan filter bubble. Hal ini menciptakan tantangan dalam memberikan pemahaman yang holistik dan mendukung keberagaman opini. Fitur algoritma yang ada dimedia sosial dirancang agar kita bertahan dalam platform tersebut lama, karena algoritma hadir sesuai dengan apa yang kita cari dan sukai.
- Eksposur berlebihan terhadap media digital
- Ketergantugan yang semakin meingkat pada media digital dapat menyebabkan eksposur berlebihan, yang berpotensi memberikan dampak negative pada Kesehatan mental dan kehidupan sosial.
Setelah menghadapi tantangan yang cukup kompleks pada komunikasi di era digital ini, kita juga harus bisa melihat peluang dan memanfaatkan sebaik mungkin, berikut peluang dari komunikasi digitral:
- Akses informasi global
- Masyarakat dapat dengan cepat mengakses informasi dari berbagai belahan dunia, memungkinkan pertukaran pengetahuan dan budaya yang lebih cepat. Pembahasan akan menyoroti bagaimana akses ini dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman global.
- Pemberdayaan individu melalui platform digital
- Media sosial dan platform digital memberdayakan individu untuk menyuarakan pendapat mereka. Peluang ini dapat meningkatkan partisipasi publik dan advokasi untuk perubahan positif.
- Inovasi dalam interaksi sosial
- Komunikasi digital membawa inovasi dalam bentuk interaksi sosial, seperti kolaborasi online, platform kreatif, dan pengalaman virtual. Pembahasan akan mengeksplorasi bagaimana inovasi ini membentuk cara kita berkomunikasi dan berinteraksi.
Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang, perlu adanya integrasi dalam komunikasi di era digital, yakni:
Literasi Digital
Diperlukan literasi digital untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan peluang. Pembahasannya mencakup upaya pendidikan dan kesadaran untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap media digital.
Peran Pemerintah dan Regulasi
Peran pemerintah dalam mengatur dan melindungi kepentingan masyarakat dalam ruang digital akan menjadi fokus pembahasan. Bagaimana regulasi dapat menciptakan lingkungan digital yang aman dan beretika.
Tanggung Jawab Individu
Setiap individu memiliki tanggung jawab dalam menjaga kualitas komunikasi digital. Pembahasan akan menyoroti peran individu dalam membangun budaya komunikasi yang positif dan etis.
Dalam menjelajahi dinamika komunikasi dalam era digital, terlihat bahwa tantangan dan peluang saling terkait dan membentuk ekosistem yang kompleks. Melalui paparan tantangan tersebut, seperti penyebaran hoaks, hilangnya privasi, dan eksposur berlebihan terhadap media digital, kita memahami bahwa era ini membawa konsekuensi serius terhadap individu dan masyarakat.
Tantangan lain, seperti filter bubble, menimbulkan pertanyaan mendalam tentang diversitas informasi dan sudut pandang. Bagaimana kita dapat membangun pemahaman yang holistik dan memastikan bahwa eksposur kita mencakup berbagai perspektif menjadi tantangan yang harus dijawab untuk memastikan komunikasi yang sehat dan terinformasi.
Di sisi lain, peluang yang dihadirkan oleh era digital juga sangat signifikan. Akses informasi global memberikan kemampuan untuk belajar dari berbagai budaya dan meningkatkan wawasan kita. Pemberdayaan individu melalui platform digital menciptakan ruang untuk partisipasi publik yang lebih besar dan advokasi yang lebih kuat. Inovasi dalam interaksi sosial membuka pintu untuk bentuk komunikasi yang lebih kreatif dan inklusif.
Penting untuk diingat bahwa tantangan ini tidak dapat diatasi secara efektif tanpa literasi digital yang memadai. Kesadaran akan risiko, pemahaman tentang cara menggunakan teknologi secara etis, dan keterampilan dalam menilai kebenaran informasi menjadi kunci untuk menghadapi dinamika kompleks ini.
Regulasi pemerintah juga diperlukan untuk menciptakan landasan hukum yang melindungi kepentingan masyarakat dan menjamin etika komunikasi digital. Namun, regulasi ini juga harus seimbang dengan prinsip kebebasan berbicara dan inovasi.
Kesimpulannya, dinamika komunikasi dalam era digital menciptakan tantangan dan peluang yang memerlukan keterlibatan aktif dari seluruh masyarakat. Dengan literasi digital, regulasi yang bijaksana, dan tanggung jawab individu, kita dapat mengoptimalkan potensi positif dari komunikasi digital sambil mengatasi tantangan yang muncul. Hanya dengan pendekatan ini kita dapat memastikan bahwa era digital menjadi wahana bagi kemajuan dan harmoni sosial.
NAMA Â Â Â Â Â Â Â Â Â : ZANI BAYAN AZ ZAHRA
NPM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 23010400180
PRODI Â Â Â Â Â Â Â Â Â : ILMU KOMUNIKASI
INSTANSI Â Â Â Â Â Â : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H