Mohon tunggu...
Zaneta Eka Putri Andiana
Zaneta Eka Putri Andiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki minat terhadap perkembangan di bidang industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengatasi Krisis Air dan Energi: Akses WASH di Lingkungan Kerja dan Peran Energi Terbarukan dalam Keberlanjutan Industri

16 Desember 2023   20:38 Diperbarui: 16 Desember 2023   20:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekurangan sumber daya air di Indonesia sering terjadi di sejumlah daerah akibat urbanisasi, curah hujan terbatas, dan ketersediaan air layak minum. Walaupun negara mempunyai teknologi untuk mengolah air, layanan serta manajemennya mahal. WASH adalah singkatan dari water, sanitation, dan hygiene. 

Di Indonesia, kewajiban tempat kerja untuk menyediakan fasilitas sanitasi air bersih telah tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kebijakan ini juga didukung dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016 yang membahas tentang standar dan ketentuan kesehatan lingkungan kerja industri. 

Merujuk pada standar WASH, tempat -- tempat industri wajib menyediakan air untuk kebutuhan minum maupun sanitasi dan kebersihan. Jumlah air harus dapat mencukupi kebutuhan minum 5 liter/orang/hari, sedangkan untuk kebutuhan sanitasi dan kebersihan adalah 20 liter/orang/hari. Air tersebut juga wajib berasal dari sumber yang layak, serta memenuhi ketentuan kualitas air yang mencakup fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif. 

Untuk panduan teknis sanitasi dan kebersihan, tempat kerja wajib memenuhi fasilitas sanitasi dan kebersihan yang memenuhi standar kelayakan. Salah satunya adalah menyediakan toilet dengan jumlah rasio yang cukup untuk karyawan laki-laki maupun perempuan, dengan disertai pengolahan lumpur tinja yang layak. 

Penyediaan akses WASH di lingkungan kerja memang sudah memiliki panduan teknis yang didasarkan pada peraturan menteri. Namun, bukan berarti prosesnya tidak memiliki tantangan. Salah satunya adalah masih kurangnya awareness terhadap pentingnya sanitasi air bersih. Jika sudah aware pun, biasanya tempat kerja bingung harus melakukan apa untuk mewujudkannya. 

Dalam hal ini, kesejahteraan karyawan di lingkungan kerja ternyata sangat dipengaruhi oleh akses sanitasi air bersih. Namun, lebih dari sekadar penyediaan toilet, perusahaan juga wajib memenuhi standar WASH yang berkiblat pada peraturan pemerintah. Dengan akses WASH yang memadai, lingkungan kerja pun bisa selalu bersih dan sehat sehingga mendukung produktivitas karyawan dalam bekerja.

Dikaitkan dengan poin ke-7 dalam SDGS, yaitu keterjangkauan energi dan energi yang bersih untuk memastikan bahwa akses ke energi dapat terjangkau, andal, berkelanjutan, dan energi modern untuk semua orang. 

Energi sangat penting bagi semua manusia dan hampir semua tantangan dan peluang utama yang dihadapi dunia saat ini. Baik untuk pekerjaan, keamanan, perubahan iklim, produksi pangan atau peningkatan pendapatan, akses terhadap energi untuk semua sangat penting. 

Energi berkelanjutan adalah kesempatan untuk mengubah kehidupan, ekonomi dan planet ini. inisiatif energi berkelanjutan untuk semua harus dapat diakses secara universal terhadap layanan energi modern, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan penggunaan sumber-sumber terbarukan. 

EBT atau energi terbarukan erupakan salah satu issue yang memiliki peran penting dalam mendukung transformasi industri menuju keberlanjutan. Peninjauan terhadap sumber daya energi terbarukan mengalami peningkatan karena adanya dampak negatif perubahan iklim dan kebutuhan solusi energi yang berkelanjutan. 

Salah satu aspek yang berpengaruh dari peran energi terbarukan adalah kontribusinya terhadap produktivitas industri yang terjangkau. Berikut merupakan beberapa peran EBT untuk mendorong produktivitas industri. Dalam hal ini, EBT memberikan solusi keberlanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas. 

Dengan menggunakan sumber EBT, industri dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, teknologi EBT dapat meningkatkan efisiensi energi industri. Pemanfaatan inovasi seperti sistem penyimpanan energi dan smart technology membantu mengoptimalkan penggunaan energi, mengurangi limbah, dan meningkatkan produktivitas operasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun