Mohon tunggu...
Zandra Xavier Fairuz
Zandra Xavier Fairuz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

gemar membaca dan menekuni bidang baru

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bermula dari Sampah Menjadi Barang Estetis nan Berguna

13 Juli 2024   12:02 Diperbarui: 13 Juli 2024   22:50 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sampah plastik merupakan permasalahan utama dalam pencemaran lingkungan di Indonesia. Plastik sendiri membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara alami. 

Sifat sampah plastik inilah yang menyebabkan penumpukan sampah plastik tak teratasi. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap limbah plastik yang kurang baik pun menjadi salah satu problematika penumpukan limbah plastik di Indonesia. 

Sebagai negara yang menghasilkan banyak sampah plastik, sudah saatnya seluruh elemen masyarakat ikut menghentikan rantai buruk sampah plastik. Salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah dengan pengelolaan sampah plastik yang baik. 

Dewasa ini, telah banyak perusahaan yang mengolah sampah plastik menjadi barang yang kembali memiliki nilai jual. Salah satu perusahaan yang menerapkan konsep daur ulang, yaitu Olah Plastic.

Merealisasikan visi menjadi produk nyata, Olah Plastic adalah kolektif kreatif yang berfokus pada pemanfaatan limbah menjadi karya yang memiliki estetis dan nilai jual. 

Terlepas dari sampah yang bersifat kotor, rusak, maupun bau, Olah Plastic siap untuk mengolah sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang lebih baik. Berdomisili di Kota Bandung, Olah Plastic didirikan oleh sekelompok lulusan mahasiswa di bidang seni yang awalnya memiliki ketertarikan pada bidang desain kemasan produk. Memulai sejak tahun 2019, sepak terjang Olah Plastic dalam menjual produk ramah lingkungan yang memiliki nilai seni tidak selalu berjalan mulus.

Ketika pandemi COVID-19 melanda, Olah Plastic yang masih merintis mengalami kesulitan pencarian bahan yang sesuai dengan konsep mereka. Hal tersebut menjadi tantangan yang Olah Plastic terima untuk dapat menjual produk-produk ramah lingkungan ini. 

Bermula dari obrolan bersama pengepul sampah di kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bandung yang akhirnya membuat Olah Plastic yang awalnya hanya fokus di bidang customize produk dari sampah, bangkit untuk fokus shifting akan recycle. Sehingga Olah Plastic membuka bisnis produk ramah lingkungannya di tahun 2021.

“Jadi, dulu kita punya workshop juga di Tahura, ternyata sebelahan tuh kaya bahasanya bandar sampah, bukan bank sampah ya tapi bandar sampah. Kita cuman ngobrol-ngobrol aja sama dia, kaya ngopi tiap hari gitu disana. Akhirnya dikasih tahu “Mas kalo beli ini tuh ini”, kita diajarinnya di lapangan sebenernya kaya tutup botol tuh ada tipenya, ada nama di lapangannya tuh berbeda dengan kode yang di internet gitu,” ujar Rizal, selaku Creative Director dari Olah Plastic.

Bahan plastik tidak sesederhana seperti yang kita lihat, terdapat bermacam-macam bahan dan jenis plastik di dunia, dari bahan plastik LDPE, PC, PET atau PETE, ada plastik HDPE, PP, PS, Styrofoam, PE dan yang lainnya Setiap jenis plastik tersebut berbeda dari jenis lainnya. Beberapa di antara plastik-plastik tersebut bisa digunakan untuk bahan daur ulang, ada pula yang dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan serta pencemaran lingkungan. Beberapa plastik ada yang mudah didaur ulang, ada juga yang membutuhkan penanganan yang rumit dan khusus.

Dalam produksi daur ulangnya, plastik yang biasa digunakan oleh Olah Plastic adalah plastik jenis PET (PETE/Polyester) yaitu plastik yang digunakan untuk mengemas makanan seperti botol plastik kemasan air putih, lalu plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) yang merupakan polimer termoplastik yang dihasilkan oleh monomer etilena, jenis plastik ini biasanya digunakan sebagai botol shampoo, karton susu, maupun botol kemasan obat. 

Selanjutnya adalah LDPE (Low Density Polyethylene) yang biasanya digunakan untuk bahan produk kantong plastik. Alasan jenis LDPE digunakan oleh Olah Plastic karena LDPE memiliki rantai cabang yang cukup banyak, dan membuatnya tidak terlalu padat sehingga bisa menghasilkan jenis polyethylene yang lunak dan fleksibel untuk di daur ulang. 

Olah Plastic juga menggunakan jenis PS (Plastic Polystyrene), pada dasarnya PS ini merupakan styrofoam dengan tingkat daur ulang yang terbilang tidak mudah dan biasanya digunakan untuk kemasan makanan. 

Terakhir yaitu plastik jenis PP (Polypropylene), jenis plastik PP ini sering ditemukan pada bahan dasar yang digunakan pada produk popok bayi dan pembalut wanita sekali pakai, dibanding dengan jenis sampah lainnya, jenis PP ini memiliki kualitas yang aman untuk digunakan sebagai kemasan makanan. Namun, plastik jenis PP ini tidak mudah untuk didaur ulang, jenis PP ini berpotensi menimbulkan asma serta gangguan hormon pada manusia.

“Kami hanya mengumpulkan jenis plastik PET, HDPE, LDPE, PP, dan PS yang dapat didaur ulang, aman, bersih, dan kering. Jenis plastik 'PVC' (Polyvinyl Chloride) atau sampah lainnya yang sekiranya tidak cocok untuk di daur ulang dapat berbahaya bagi tim kami untuk diproses, oleh karena itu kami memutuskan untuk tidak mengumpulkannya.” ungkapnya.

Kini Olah Plastik memiliki beberapa titik untuk pengumpulan bahan mereka yakni sampah tutup botol. Titik-titik tersebut diantaranya ada di Bandung, Cikarang, dan Tangerang. Nantinya sampah tutup botol yang terkumpul akan dikirimkan ke pabrik pengolahan yang berlokasi di kawasan Gedebage, Bandung. 

Sampah tutup botol yang terkumpul akan melalui rangkaian proses terlebih dahulu. Tim Olah Plastic akan membersihkan dan memisahkan sampah tutup botol berdasarkan warnanya. 

Warna-warna dari tutup botol ini yang nantinya akan menentukan hasil akhir dari satu lembar papan plastik dengan ukuran 1x1 meter. Selembar papan dapat memiliki ketebalan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan request pelanggan. 

Namun, umumnya papan plastik yang dihasilkan dari oleh Olah Plastic berkisar 2 sentimeter hingga 5 sentimeter. Rizal mengungkapkan bahwa untuk memproduksi satu papan plastik tidak membutuhkan waktu yang lama, akan tetapi pengumpulan bahannya yang memakan waktu.

“Sebenarnya kenapa setiap ada request dari client selalu dikasih estimasi 2 minggu, karena cari bahan (tutup botol) dengan warna yang sesuai keinginan client yang susah.” Ujar Rizal menjelaskan. “Buat produksinya mah cepat. Sehari dua hari juga bisa selesai.” tambahnya.

Karya-Karya Olah Plastic

Produk Olah Plastic begitu beragam dalam bentuk dan fungsi. Olah Plastic ini mengubah sampah menjadi barang sehari-hari yang sangat berguna, produksi karya kreatif dari Olah Plastic ini dimulai dari kursi, alat makan, keychain, tatakan gelas, asbak, cincin, dan sebagainya. Tak hanya itu, Olah Plastic bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk membuat produk yang mereka custom. 

When arts having an affair with machinery through recycling, processing, and forming. We want to create the best form of everyday items that are made from recycled packaging or bottles.” ucap tim Olah Plastic.

Produk karya kolektif yang ditawarkan oleh Olah Plastic berkisar Rp. 50.000,00 ke atas. Pelanggan juga dapat melakukan custom pada pesanan mereka, mulai dari warna, ukuran, hingga hasil produknya sekalipun. Olah Plastic sangat terbuka atas kreativitas dan antusias masyarakat akan daur ulang ini.

Every pattern and color of our products are distinctive, there will be not 100% identicality.” bersumber dari website Olah Plastic

Selain menawarkan dan memasarkan karya jadi dengan berbagai bentuk, Olah Plastic juga menawarkan karya mentah berbentuk lembaran papan plastik. Papan plastik yang diproduksi oleh Olah Plastic terdapat grade A dengan kualitas permukaan halus, cerah, dan mengkilap. Adapun grade B dengan permukaan tidak terlalu halus dan tidak mengkilap. Selaku Creative Director dari Olah Plastic, Rizal menyebutkan tak jarang beberapa pelanggannya membeli karya mentah yang diproduksi Olah Plastic.

“Kadang ada juga client yang cuma pesan papan (hasil produksi) tanpa dibentuk apapun. Biasanya, mereka (client) yang cuma pesan papan itu dibentuknya sama perusahaannya sendiri,” tuturnya.

Rizal menjelaskan bahwa pesanan dari pelanggan dapat tim Olah Plastic selesaikan dengan rentang waktu 2 minggu hingga satu bulan. Hal ini tergantung dengan tingkat kesulitan pencarian bahan dan karya yang dipesan. Rizal juga menyatakan di tahun 2024 ini Olah Plastic mendapatkan cukup banyak pesanan dan tengah mengejar beberapa produksi agar dapat selesai tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun